Yoyo Jelaskan Perbedaan Akademi Persib dan SSB
Wednesday, 14 February 2018 | 19:41
Persib menggandeng Inter Milan guna membangun Akademi sepakbola untuk anak usia 10 hingga 16 tahun. Yoyo S. Adiredja mengatakan Akademi Persib ini punya keunggulan dari sekolah sepakbola lain pada umumnya. Salah satunya karena ada teknologi yang dirancang untuk menunjang kebutuhan para bibit-bibit muda.
“Sebenarnya SSB juga sih cuma nama saja biar keren karena hanya metode saja karena kalau akademi, nuansa academy-nya lebih kuat dan juga pake sport science,” kata General Manager Diklat Maung Bandung tersebut ketika diwawancara kepada awak media.
Laporan tiap pemain juga akan terpantau karena akademi ini akan memontor gerak-gerik pemain selama latihan. Hasil dari pantauan itu pun dikatakan Yoyo akan menjadi landasan mereka untuk ambil penerus pemain Diklat Persib sejak U-17. Sebelumnya Diklat cari pemain melalui proses seleksi terbuka atau lewat scouting.
“Terus nantinya ada HPU yaitu High Performance Unit, jadi semua anak-anak itu punya data masing-masing dan terukur semua. Nanti ukuran itu yang menentukan dia layak masuk ke Diklat atau engga lah,” jelasnya.
Dengan HPU, anak-anak yang kinerjanya kurang memuaskan pun bisa dideteksi. Sehingga staf pelatih tahu aspek apa yang jadi bahan evaluasi dari anak yang bersangkutan. Sehingga kemampuan setiap individu bisa mereka genjot untuk membentuk pemain yang mumpuni.
“Tapi kalaupun tak masuk, dia punya rapor dan setiap tiga bulan ada tes dan dari statistik kelihatan dia kurangnya dimana. Lalu nanti penanganan dimana-dimana tiap individu ada tiap cuma main game atau tim tapi individu karena kita tujuannya kesana,” ujar Yoyo.
Selain itu untuk teknologi penunjang sport science, Akademi ini akan bekerjasama dengan FPOK UPI. Selain mayoritas staf pelatih pun merupakan jebolan kampus tersebut. Hanya Budiman serta Yadi Mulyadi yang punya latar belakang eks pesepakbola profesional.
“Yadi Mulyadi, Budiman, ada Gilang, Yusuf dan kebanyakan teman-teman FPOK. Ini karena dari akademisi kuat dalam analisanya dan itu yang perlu dan sekarang dipoles statistik metode IT,” tutup Yoyo.

Persib menggandeng Inter Milan guna membangun Akademi sepakbola untuk anak usia 10 hingga 16 tahun. Yoyo S. Adiredja mengatakan Akademi Persib ini punya keunggulan dari sekolah sepakbola lain pada umumnya. Salah satunya karena ada teknologi yang dirancang untuk menunjang kebutuhan para bibit-bibit muda.
“Sebenarnya SSB juga sih cuma nama saja biar keren karena hanya metode saja karena kalau akademi, nuansa academy-nya lebih kuat dan juga pake sport science,” kata General Manager Diklat Maung Bandung tersebut ketika diwawancara kepada awak media.
Laporan tiap pemain juga akan terpantau karena akademi ini akan memontor gerak-gerik pemain selama latihan. Hasil dari pantauan itu pun dikatakan Yoyo akan menjadi landasan mereka untuk ambil penerus pemain Diklat Persib sejak U-17. Sebelumnya Diklat cari pemain melalui proses seleksi terbuka atau lewat scouting.
“Terus nantinya ada HPU yaitu High Performance Unit, jadi semua anak-anak itu punya data masing-masing dan terukur semua. Nanti ukuran itu yang menentukan dia layak masuk ke Diklat atau engga lah,” jelasnya.
Dengan HPU, anak-anak yang kinerjanya kurang memuaskan pun bisa dideteksi. Sehingga staf pelatih tahu aspek apa yang jadi bahan evaluasi dari anak yang bersangkutan. Sehingga kemampuan setiap individu bisa mereka genjot untuk membentuk pemain yang mumpuni.
“Tapi kalaupun tak masuk, dia punya rapor dan setiap tiga bulan ada tes dan dari statistik kelihatan dia kurangnya dimana. Lalu nanti penanganan dimana-dimana tiap individu ada tiap cuma main game atau tim tapi individu karena kita tujuannya kesana,” ujar Yoyo.
Selain itu untuk teknologi penunjang sport science, Akademi ini akan bekerjasama dengan FPOK UPI. Selain mayoritas staf pelatih pun merupakan jebolan kampus tersebut. Hanya Budiman serta Yadi Mulyadi yang punya latar belakang eks pesepakbola profesional.
“Yadi Mulyadi, Budiman, ada Gilang, Yusuf dan kebanyakan teman-teman FPOK. Ini karena dari akademisi kuat dalam analisanya dan itu yang perlu dan sekarang dipoles statistik metode IT,” tutup Yoyo.

ssb mah teu mondok
akademi mah mondok, ngendong babareungan
Kmh tuh…moal bisa modol beton deui?
Oh kitunya bedana… Aku sih yes
Ja jelas beda mang ngan saruana teu boga lapang kitu geuning..!!
Nu dipikiran teh hayoh we lapang. Kudu nyieun itu ieu. Teu dipikiran sugan di renov we jukutna. Di rarata naon hesena sih bagi nu boga duit? Da problemna ge sieun cedera pemaen lin? Lapang lain nu sorangan ge atuh join we silih asah silih asih silih asuh. Maenya ewh pikiran kadinya.
Bener mang, sangkilang pa walikota sakumaha ngadukung na, jajaran pejabat ge loba nu bobotoh, maenya euweuh hiji hijieun nu daek babarengan saling nguntungkeun (lain bati) jang kamajuan persib jeung bandung.
kamari maca mah cenah ti pemerintah geus mere lampu hejo jeung persib ngabangun tempat latihan deket gbla. tinggal manajemen persib na weh nguruskeun persyaratana. kan loba event cenah pemerintah teh, tp sarana pendukung kawas lapang latihan di bandung teu aya. matak daek kerjasama jeug swasta (pt. pbb). tp deui persib mah hayangna lapangan latihan teh eksklusif ngan menang dipake persib lain jeung dipake babarengan jeung batur. jd eta mah tinggal neangan titik temu we negosiasi pt. pbb jeung dispora/pemerintah. nu jiga nu hese. da asa teh geus mang taun2.
dangdut academy we atuh wa lah sakalian
Yg mesti jadi perhatian serius persib saat ini, persiapan menghadapi kompetisi liga I, kelihatannya masih amburadul sementara klub lain sdh berprestasi.
ah lebay. berprestasi naon klub batur? liga na ge can mulai
Maung keur jore