Yandi Punya Pengalaman Buruk di Yangon
Wednesday, 11 March 2015 | 10:20
Pemain depan Persib Bandung, Yandi Sofyan Munawar mengaku sudah mengenal situasi lapangan tempat timnya melakoni pertandingan melawan Ayeyawady United. Maung Bandung akan dijamu di Stadion Youth Training Centre, Rabu (11/3) sore nanti dalam laga lanjutan grup H AFC Cup 2015. Yandi mengatakan dia pernah tampil di stadion tersebut pada Sea Games 2013 lalu dan mengaku sempat mendapat pengalaman kurang mengenakan.
“Yangon itu panas dan itu jadi pembeda dengan Bandung. Waktu itu juga sempet tertahan di stadion selama 3 jam karena rusuh. Sampai ada mobil dibakar,” ujarnya ketika dijumpai oleh awak media.
Penyebab awak Indonesia harus terjebak di stadion adalah karena tim tuan rumah takluk 1-0 lewat sepakan penalti Alfin Tuassalamony. Myanmar pun harus tersingkir dalam upaya meraih medali emas di fase grup. Bahkan adik kandung dari eks bomber Persib Zaenal Arif itu menuturkan bahwa tanda-tanda kerusuhan sudah terlihat beberapa saat sebelum laga usai.
“Itu karena mereka kalah dan itu pertandingan penentuan. Mereka tuan rumah dan gagal lolos ke semifinal. Sebelum habis juga penonton sudah mulai banyak yang masuk lapangan. Pasti sedikit terganggu, karena berubah kan konsenstrasinya,” ungkapnya.
Pemain berusia 22 tahun itu pun berharap kejadian serupa tidak terulang. Terlebih pertandingan sore nanti tensinya tidak setinggi saat tim nasional yang bertanding. Yandi pun memastikan dia akan tetap menjaga konsentrasi saat bertanding andai ada gangguan yang mulai ditunjukkan oleh para suporter tuan rumah.
“Sebagai pemain profesional ga akan terlalu terpengaruh dengan hal itu dan fokus di dalam lapangan saja. Di luar lapangan itu masalah kedua, masalah lain lah. Ga trauma lah karena pasti penjagaan security juga akan lebih bagus,” pungkasnya.

Pemain depan Persib Bandung, Yandi Sofyan Munawar mengaku sudah mengenal situasi lapangan tempat timnya melakoni pertandingan melawan Ayeyawady United. Maung Bandung akan dijamu di Stadion Youth Training Centre, Rabu (11/3) sore nanti dalam laga lanjutan grup H AFC Cup 2015. Yandi mengatakan dia pernah tampil di stadion tersebut pada Sea Games 2013 lalu dan mengaku sempat mendapat pengalaman kurang mengenakan.
“Yangon itu panas dan itu jadi pembeda dengan Bandung. Waktu itu juga sempet tertahan di stadion selama 3 jam karena rusuh. Sampai ada mobil dibakar,” ujarnya ketika dijumpai oleh awak media.
Penyebab awak Indonesia harus terjebak di stadion adalah karena tim tuan rumah takluk 1-0 lewat sepakan penalti Alfin Tuassalamony. Myanmar pun harus tersingkir dalam upaya meraih medali emas di fase grup. Bahkan adik kandung dari eks bomber Persib Zaenal Arif itu menuturkan bahwa tanda-tanda kerusuhan sudah terlihat beberapa saat sebelum laga usai.
“Itu karena mereka kalah dan itu pertandingan penentuan. Mereka tuan rumah dan gagal lolos ke semifinal. Sebelum habis juga penonton sudah mulai banyak yang masuk lapangan. Pasti sedikit terganggu, karena berubah kan konsenstrasinya,” ungkapnya.
Pemain berusia 22 tahun itu pun berharap kejadian serupa tidak terulang. Terlebih pertandingan sore nanti tensinya tidak setinggi saat tim nasional yang bertanding. Yandi pun memastikan dia akan tetap menjaga konsentrasi saat bertanding andai ada gangguan yang mulai ditunjukkan oleh para suporter tuan rumah.
“Sebagai pemain profesional ga akan terlalu terpengaruh dengan hal itu dan fokus di dalam lapangan saja. Di luar lapangan itu masalah kedua, masalah lain lah. Ga trauma lah karena pasti penjagaan security juga akan lebih bagus,” pungkasnya.

Waduh,,,, supaya tidak terulang pada pertandingan nanti sore… walaupun pertandingan dimenangkan oleh persib…. 🙂
Lamun Ayeyadey tim Indon kalakuan model kitu,PSSI bisa cikruh pasti di denda 60 juta