Yandi: Latihan Tanpa Kompetisi Lebih Sulit
Monday, 07 December 2015 | 09:42
Tak punya pilihan selama menjalani libur sepekan, para pemain Persib yang masih dalam kontrak setelah ajang Piala Jenderal Sudirman (PJS) harus menjaga kebugarannya dengan berlatih individu. Tentu hal tersebut dilakukan dengan menjaga fisiknya sebagai pemain profesional yang kelak akan kembali menjalani liga meski tak menentu.
Striker Persib, Yandi Sofyan mengatakan menjalani latihan selama tidak adanya target turnamen atau kompetisi dirasakan sangat berbeda. Rasa jenuh kerap menghinggapi dirinya karena tidak ada target dalam mengatur ritme latihan. Kondisi demikian harus dilaluinya kali ini sampai tibanya kompetisi di Indonesia yang sesungguhnya.
“Memang latihan sendiri berbeda dengan latihan bersama tim. Terus memang lebih sulit sekarang, karena kalau dulu kita ada gambaran pertandingan kapan, jadi kita punya takaran yang pasti,” tutur Yandi disela kesibukannya jelang turun dalam laga eksebisi, Minggu (6/12/2015) di Stadion Unpad Jatinangor.
Meskipun demikian keluhan Yandi harus diwarnai dengan rasa evaluasi diri. Dengan hal itu ia merasakan masih banyak kekurangan-kekurangan yang dirasa harus diperbaiki. Kepastian kompetisi yang tak kunjung datang dibuatnya sebagai ajang evaluasi diri meski tak optimal.
“Mungkin lebih leluasa untuk menambal kekurangan, misal saya merasa kurang pada poin ini, dan mencoba memperbaikinya. Tapi memang, kendala juga latihan sendiri. Jadi hanya menjaga kondisi saja,” tukasnya.

Tak punya pilihan selama menjalani libur sepekan, para pemain Persib yang masih dalam kontrak setelah ajang Piala Jenderal Sudirman (PJS) harus menjaga kebugarannya dengan berlatih individu. Tentu hal tersebut dilakukan dengan menjaga fisiknya sebagai pemain profesional yang kelak akan kembali menjalani liga meski tak menentu.
Striker Persib, Yandi Sofyan mengatakan menjalani latihan selama tidak adanya target turnamen atau kompetisi dirasakan sangat berbeda. Rasa jenuh kerap menghinggapi dirinya karena tidak ada target dalam mengatur ritme latihan. Kondisi demikian harus dilaluinya kali ini sampai tibanya kompetisi di Indonesia yang sesungguhnya.
“Memang latihan sendiri berbeda dengan latihan bersama tim. Terus memang lebih sulit sekarang, karena kalau dulu kita ada gambaran pertandingan kapan, jadi kita punya takaran yang pasti,” tutur Yandi disela kesibukannya jelang turun dalam laga eksebisi, Minggu (6/12/2015) di Stadion Unpad Jatinangor.
Meskipun demikian keluhan Yandi harus diwarnai dengan rasa evaluasi diri. Dengan hal itu ia merasakan masih banyak kekurangan-kekurangan yang dirasa harus diperbaiki. Kepastian kompetisi yang tak kunjung datang dibuatnya sebagai ajang evaluasi diri meski tak optimal.
“Mungkin lebih leluasa untuk menambal kekurangan, misal saya merasa kurang pada poin ini, dan mencoba memperbaikinya. Tapi memang, kendala juga latihan sendiri. Jadi hanya menjaga kondisi saja,” tukasnya.
