We Must Try… In Dejan We Trust…!!!
Friday, 12 February 2016 | 07:02
Akhir-akhir ini di berbagai media sosial ramai sekali di perbincangkan tentang pemain belakang baru yang di rekrut persib (walau belum resmi di kontrak). Tak lain dia adalah Hermawan, pemain asli malang yang pernah merumput d beberapa klub namun yang paling diketahui jejak rekamnya adalah saat bermain di Tim Pelita Bandung Raya (saat ini bernama Madura United) dan terakhir bermain untuk Arema Malang di Piala Jenderal Sudirman.
Rata-rata stigma di kalangan bobotoh lebih ke arah negatif terkait perekrutan Hermawan ini. Ada yang berkomentar tak layak karena usia bahkan sampai membuat tagar #TolakHermawan. Sang pelatih Persib pun tak kalah mendapat serangan dari keputusanya merekrut Hermawan. Banyak bobotoh menganggaphal tersebut sebagai rencana Dejan mengeksodus pemain PBR ke Persib dan menjadikan Persib aroma PBR.
Satu pertanyaan yang mungkin bukan hanya dikemukakan oleh saya pribadi. SALAHKAH ITU..???
Mari kita analisis permasalahan di atas satu persatu.
1. Salahkah seorang pelatih (dalam hal ini Dejan) membawa orang-orang kepercayaannya untuk ikut bergabung ke dalam tim baru nya? Kalau menurut pendapat saya pribadi hal tersebut bukanlah sesuatu yang “haram”. Secara psikologis, bekerjasama dengan orang-orang yang sudah dikenal akan lebih cepat “nyambung” dibandingkan dengan bekerjasama dengan orang baru. Saya yakin Dejan memikirkan hal tersebut, dia ingin komponen tim bisa cepat beradaptasi sehingga bisa cepat disatukan dalam skema permainan tim yang dia inginkan. Oleh karena itu, dia perlu orang-orang yang setidaknya sedikit sudah hafal dengan pola yang dia inginkan. Tentunya di lain hal juga dia memikirkan tekanan bobotoh. Apal mereun kahayang bobotoh mah kumaha ?
2. Salahkah Persib aroma PBR ? saya kira tidak, tim Persib sudah pernah merasakan aroma SFC saat ditangani Kang Djanur, sudah pula merasakan aroma Deltras saat ditangani Pak Jaya Hartono dan saat itu, tak ada kritik pedas seperti saat ini. Toh waktu itu kita semua bisa melihat sendiri betapa sulitnya Persib menggulung pasukan muda PBR yang dikomandoi Dejan. Tusukan liar David Laly di sayap membuat supardi atau toncip tak berani maju ke depan dan begitu kerepotanya mas Har dan bang firman meladeni kim ditengah serta kokohnya Hermawan dibelakang sampai the dragon harus melakukan trik untuk mengelabuinya. Apa salahnya membawa pasukan pribadi untuk melengkapi puzzle yang hilang di tim Persib setelah di tinggal beberapa pasukan intinya? Toh kualitas mereka tak perlu diragukan karena membawa PBR ke semifinal ISL. Toh itu untuk kepentingan Persib sendiri, toh itu memang hak preogratif Dejan sebagai Nahkoda baru Persib.
3. Ada apa dengan Hermawan ? apakah salah dia orang malang ? apakah salah dia mantan pemain PBR dan Arema Malang ? apakah salah sebagai pemain sepak bola profesional dia membela tim yang menafkahinya mati-matian ? apakah salah sebagai manusia biasa dia terpancing atas psywar yang juga dilancarkan bobotoh ? Rata-rata dari bobotoh hanya melihat Hermawan dari sisi kasar baik dari ucapan, tingkah laku, maupun permainan sepak bolanya. Bukan kah “kamerad” kebanggaan kita saat ini Vladimir Vujovic juga melakukan hal tersebut demi Persib ? cobalah kita melihatnya dari hal tersebut, kegigihanya bertarung di lini belakang membuat rasa aman bagi pemain yang lain. Bahkan ketika saya menulis ini sebelumnya saya membaca bahwa Vlado juga berharap bobotoh mau menerima Hermawan karena dia tau kualitas dari hermawan sendiri. Selain dari itu hanya Hermawan centre back yang available untuk saat ini dan memenuhi kriteria Dejan. Sebagai pelatih tentunya Dejan tak mau berspekulasi menunggu pemain belakang yang mumpuni yang masih memiliki kontrak dengan klub lain. Pun kalau Dejan bisa mendapatkannya, Hermawan bisa menjadi back up yang tangguh untuk vlado.
Terlepas dari semua yang saya uraikan di atas, satu hal yang menurut pendapat pribadi saya harus bobotoh lakukan bersama adalah belajar untuk percaya terlebih dahulu pada Dejan. Berilah kesempatan ia tuk berkreasi, membangun ulang konstruksi tim Persib yang keropos setelah ditinggal beberapa pemain intinya. Ketika kompetisi sudah mulai berjalan dan tim ini belum mampu banyak “berbicara” barulah kita boleh mengkritiknya. Tentunya pengalaman terhadap Daniel Darko Janackovic tak mau terulang lagi. Apa lagi bedanya saat ini Dejan bisa diterima bahkan diakui pemain dan sudah membuktikan kemampuannya di kancah sepakbola Indonesia lewat tim Arema IPL dan PBR. Kalau secara pribadi pun saya terkesan terhadap gaya komunikasi Dejan di media, jarang sekali pelatih-pelatih di Indonesia memberikan gambaran progress sekaligus membeberkan peak performance tim nya. Semoga tulisan saya bermanfaat.
Penulis merupakan bobotoh yang berprofesi sebagai guru SMK di Rengasdengklok dan Bekasi, berakun twitter @gurungehek33

Akhir-akhir ini di berbagai media sosial ramai sekali di perbincangkan tentang pemain belakang baru yang di rekrut persib (walau belum resmi di kontrak). Tak lain dia adalah Hermawan, pemain asli malang yang pernah merumput d beberapa klub namun yang paling diketahui jejak rekamnya adalah saat bermain di Tim Pelita Bandung Raya (saat ini bernama Madura United) dan terakhir bermain untuk Arema Malang di Piala Jenderal Sudirman.
Rata-rata stigma di kalangan bobotoh lebih ke arah negatif terkait perekrutan Hermawan ini. Ada yang berkomentar tak layak karena usia bahkan sampai membuat tagar #TolakHermawan. Sang pelatih Persib pun tak kalah mendapat serangan dari keputusanya merekrut Hermawan. Banyak bobotoh menganggaphal tersebut sebagai rencana Dejan mengeksodus pemain PBR ke Persib dan menjadikan Persib aroma PBR.
Satu pertanyaan yang mungkin bukan hanya dikemukakan oleh saya pribadi. SALAHKAH ITU..???
Mari kita analisis permasalahan di atas satu persatu.
1. Salahkah seorang pelatih (dalam hal ini Dejan) membawa orang-orang kepercayaannya untuk ikut bergabung ke dalam tim baru nya? Kalau menurut pendapat saya pribadi hal tersebut bukanlah sesuatu yang “haram”. Secara psikologis, bekerjasama dengan orang-orang yang sudah dikenal akan lebih cepat “nyambung” dibandingkan dengan bekerjasama dengan orang baru. Saya yakin Dejan memikirkan hal tersebut, dia ingin komponen tim bisa cepat beradaptasi sehingga bisa cepat disatukan dalam skema permainan tim yang dia inginkan. Oleh karena itu, dia perlu orang-orang yang setidaknya sedikit sudah hafal dengan pola yang dia inginkan. Tentunya di lain hal juga dia memikirkan tekanan bobotoh. Apal mereun kahayang bobotoh mah kumaha ?
2. Salahkah Persib aroma PBR ? saya kira tidak, tim Persib sudah pernah merasakan aroma SFC saat ditangani Kang Djanur, sudah pula merasakan aroma Deltras saat ditangani Pak Jaya Hartono dan saat itu, tak ada kritik pedas seperti saat ini. Toh waktu itu kita semua bisa melihat sendiri betapa sulitnya Persib menggulung pasukan muda PBR yang dikomandoi Dejan. Tusukan liar David Laly di sayap membuat supardi atau toncip tak berani maju ke depan dan begitu kerepotanya mas Har dan bang firman meladeni kim ditengah serta kokohnya Hermawan dibelakang sampai the dragon harus melakukan trik untuk mengelabuinya. Apa salahnya membawa pasukan pribadi untuk melengkapi puzzle yang hilang di tim Persib setelah di tinggal beberapa pasukan intinya? Toh kualitas mereka tak perlu diragukan karena membawa PBR ke semifinal ISL. Toh itu untuk kepentingan Persib sendiri, toh itu memang hak preogratif Dejan sebagai Nahkoda baru Persib.
3. Ada apa dengan Hermawan ? apakah salah dia orang malang ? apakah salah dia mantan pemain PBR dan Arema Malang ? apakah salah sebagai pemain sepak bola profesional dia membela tim yang menafkahinya mati-matian ? apakah salah sebagai manusia biasa dia terpancing atas psywar yang juga dilancarkan bobotoh ? Rata-rata dari bobotoh hanya melihat Hermawan dari sisi kasar baik dari ucapan, tingkah laku, maupun permainan sepak bolanya. Bukan kah “kamerad” kebanggaan kita saat ini Vladimir Vujovic juga melakukan hal tersebut demi Persib ? cobalah kita melihatnya dari hal tersebut, kegigihanya bertarung di lini belakang membuat rasa aman bagi pemain yang lain. Bahkan ketika saya menulis ini sebelumnya saya membaca bahwa Vlado juga berharap bobotoh mau menerima Hermawan karena dia tau kualitas dari hermawan sendiri. Selain dari itu hanya Hermawan centre back yang available untuk saat ini dan memenuhi kriteria Dejan. Sebagai pelatih tentunya Dejan tak mau berspekulasi menunggu pemain belakang yang mumpuni yang masih memiliki kontrak dengan klub lain. Pun kalau Dejan bisa mendapatkannya, Hermawan bisa menjadi back up yang tangguh untuk vlado.
Terlepas dari semua yang saya uraikan di atas, satu hal yang menurut pendapat pribadi saya harus bobotoh lakukan bersama adalah belajar untuk percaya terlebih dahulu pada Dejan. Berilah kesempatan ia tuk berkreasi, membangun ulang konstruksi tim Persib yang keropos setelah ditinggal beberapa pemain intinya. Ketika kompetisi sudah mulai berjalan dan tim ini belum mampu banyak “berbicara” barulah kita boleh mengkritiknya. Tentunya pengalaman terhadap Daniel Darko Janackovic tak mau terulang lagi. Apa lagi bedanya saat ini Dejan bisa diterima bahkan diakui pemain dan sudah membuktikan kemampuannya di kancah sepakbola Indonesia lewat tim Arema IPL dan PBR. Kalau secara pribadi pun saya terkesan terhadap gaya komunikasi Dejan di media, jarang sekali pelatih-pelatih di Indonesia memberikan gambaran progress sekaligus membeberkan peak performance tim nya. Semoga tulisan saya bermanfaat.
Penulis merupakan bobotoh yang berprofesi sebagai guru SMK di Rengasdengklok dan Bekasi, berakun twitter @gurungehek33

eta di Live na di tv mana kang????
sctv jam 7 mang
Barina meni sok rariweuh atuh, maen acan, can katingali kukumahana ieu mah kalah riweuh berkoar ngabudah. nu kitu tah nu SAROTOY teh. Postingan sae min.
TEU SALAH HERMAWAN MAH, NGAN KEMAMPUANNA BIASA2 WAE CEUK URANG MAH! MENDING NEANG TI JABAR WEH PEMAEN MUDA LOKAL DIORBITKEUN KITU UNGKUL BRO.. DA HERMAWAN DIKONTRAK TEU NANAON ATUH, PAKE WEH TANAGA NA ARI JADI DIKONTRAK MAH
Mangga anjeun jadi pelatih na , mun dirinya gagal didinya daek ditaranjangan distadion ?
mending maneh wae mang
Didinyi teh kumaha cenah bobotohantihuruhara ari komen sok miheulaan pelatih… kumaha mang dejan we… nu penting mah tingali heula kemampuan c hermawanna okeh atawa ableh.
loba nga-mushrom jalma kie mah, lier sok pipiluen urusan pelatih, dibayar henteu
Keun we kang, bobotoh nu kitu mah anu can nanaon geus loba komentar miring atawa nolak ka pamaen atawa pelatih eta mah hampuraeun, kudu dimaklum ku urang. matak kitu ge meureun tara maca jeung nonton liga luar negeri.
Jelema nu kitu mah loba lalajo PORDES haha
paingan atuh da nu nulis teh guru euy.. Cerdas jg dewasa isi tulisana euy, salut wa.
positif thingking lah wahai para bobotoh…hasil sbenarnya nanti pas ISC berlangsung….Sabar..sabar dan sabar…(Ceuk Iwan Fals ge)
Good Artikel
ulah waka riweuh ah, sok dukung angguran mah.
mun bisa mah tambahan deui ku kang Bio tah keur nganggur,lebar nya.
Artikel na sae kang, mung kitu urang sebagai bobotoh kur bisa ngadagoan “Racikan” Dejan ayeuna . Enjoy …
Luarr biasa kang guru (pisahkeun macana ulah dihijikun),satuju kuring oge…ningali maen hermawan kamari 4 jempol tah jeung jempol suku keur mas her…mudah”an mas her jeung mas har bisa ngajaga kebanggaan masyarakat Jabar…FORZA PERSIB…
ayeuna mah tingal heula lur kinerja sang pelatiih (djan antonic)jeung pmain nu di rekrutna
doakeun persib juara terus
keun bae dek alus atau butut oge kumaha coach dejan weh, nupenting mah arurang anu sebagai bobotoh kudu ngadukung pergerakan coach dejan jeng pemain anu lain, ulah komentar anu aneh, mun maraneh official persib kakarak sok protes ! Ayena mah dukung weh anu ku dejan lakukeun, damoal mungkin atuh dejan edek ngarusak ngaran persib mah, pastina hayang club anu kumanehna dilatih hayang alus moal ngarusak.
indonesia plisss…
Good artikel pa gurca hihi *hormat*
*Baru baca wkwkwkwk*