Walikota Bandung Tetap Pilih GBK Sebagai Venue Final
Thursday, 31 March 2016 | 17:06
Gol tunggal Tantan mengantarkan Persib Bandung menjadi tim pertama yang meraih satu tempat di partai puncak Piala Bhayangkara 2016. Torehan itu pun dipastikan membuat pihak keamanan bekerja ekstra karena Maung Bandung akan kembali berlaga di Senayan. Seperti diketahui Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah home base bagi Persija yang merupakan rival Persib. Walikota Bandung, Ridwan Kamil pun berharap laga final bisa berlangsung lancar.
“Ini akan ada ekstra effort lagi dari pihak pengamanan karena lokasinya di GBK, kan tahu sendiri. Berarti prosedur yang dulu harus diulang lagi. Mudah-mudahan dan aman lah,” tutur Emil dalam wawancara di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (30/3).
Potensi kericuhan yang terus menyala sendiri kabarnya membuat panitia menyiapkan opsi untuk menggelar final di Stadion Pakansari, Bogor. Meski begitu Emil menyebut GBK adalah venue yang paling tepat untuk laga akbar karena stadion ini merupakan simbol nasional. Berkaca dari suksesnya final Piala Presiden lalu, Emil yakin pihak keamanan bisa menetralisir suasana dengan menghalau oknum suporter Jakmania.
“Kalau saya tetap GBK karena GBK itu simbol nasional kebetulan lokasinya di Jakarta, di markas Persija. Piala Presiden membuktikan kok kita bisa mengamankan, tinggal kesiapan dari kepolisian saja. Kalau diarahkan ke tempat lain saya ikut saja,” ujarnya.
Terlebih Piala Bhayangkara sendiri merupakan turnamen yang digagas oleh kepolisian sehingga ini momen bagi mereka untuk unjuk gigi. Sebagai kepala daerah yang mewakili Bandung, Emil pun siap untuk permisi kepada suporter tuan rumah. Saat final Piala Presiden lalu, dia bersama Umuh Muchtar bertemu dengan pentolan Jakmania untuk meminta restu kandangnya digunakan oleh Persib.
“Apalagi ini kan hajatnya Polisi, harusnya bisa dan sudah ketemu polanya kan. Ya saya kulonuwun lagi ke tuan rumah ngasih tahu bobotoh mau datang dan lain sebagainya. Kemarin kan aman, sangat minim lah (gesekan) karena polisinya gerak cepat,” terangnya.
Namun besar kemungkinan pria yang sebelumnya berprofesi sebagai arsitek tersebut absen menyaksikan laga final. Karena dia mempunyai agenda dinas ke Selandia Baru setelah menyabet penghargaan dari perdana menteri sebagai pemimpin muda Asean.

Gol tunggal Tantan mengantarkan Persib Bandung menjadi tim pertama yang meraih satu tempat di partai puncak Piala Bhayangkara 2016. Torehan itu pun dipastikan membuat pihak keamanan bekerja ekstra karena Maung Bandung akan kembali berlaga di Senayan. Seperti diketahui Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah home base bagi Persija yang merupakan rival Persib. Walikota Bandung, Ridwan Kamil pun berharap laga final bisa berlangsung lancar.
“Ini akan ada ekstra effort lagi dari pihak pengamanan karena lokasinya di GBK, kan tahu sendiri. Berarti prosedur yang dulu harus diulang lagi. Mudah-mudahan dan aman lah,” tutur Emil dalam wawancara di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (30/3).
Potensi kericuhan yang terus menyala sendiri kabarnya membuat panitia menyiapkan opsi untuk menggelar final di Stadion Pakansari, Bogor. Meski begitu Emil menyebut GBK adalah venue yang paling tepat untuk laga akbar karena stadion ini merupakan simbol nasional. Berkaca dari suksesnya final Piala Presiden lalu, Emil yakin pihak keamanan bisa menetralisir suasana dengan menghalau oknum suporter Jakmania.
“Kalau saya tetap GBK karena GBK itu simbol nasional kebetulan lokasinya di Jakarta, di markas Persija. Piala Presiden membuktikan kok kita bisa mengamankan, tinggal kesiapan dari kepolisian saja. Kalau diarahkan ke tempat lain saya ikut saja,” ujarnya.
Terlebih Piala Bhayangkara sendiri merupakan turnamen yang digagas oleh kepolisian sehingga ini momen bagi mereka untuk unjuk gigi. Sebagai kepala daerah yang mewakili Bandung, Emil pun siap untuk permisi kepada suporter tuan rumah. Saat final Piala Presiden lalu, dia bersama Umuh Muchtar bertemu dengan pentolan Jakmania untuk meminta restu kandangnya digunakan oleh Persib.
“Apalagi ini kan hajatnya Polisi, harusnya bisa dan sudah ketemu polanya kan. Ya saya kulonuwun lagi ke tuan rumah ngasih tahu bobotoh mau datang dan lain sebagainya. Kemarin kan aman, sangat minim lah (gesekan) karena polisinya gerak cepat,” terangnya.
Namun besar kemungkinan pria yang sebelumnya berprofesi sebagai arsitek tersebut absen menyaksikan laga final. Karena dia mempunyai agenda dinas ke Selandia Baru setelah menyabet penghargaan dari perdana menteri sebagai pemimpin muda Asean.

Miluaaaaaan euy….!!!
Kacida kang dika ngawadul teh sok kmna wae
Siap lur.
Tapi arurang ge teu bisa ngahijikeun mengbal jeung politik. sanajan kang emil ge sami-sami bobotoh.
Geus aturan tidituna meureun ti FIFA. matak PSSI di banned ge…
Ceuk kang emil ge kritik mah kudu aya jeung sesuai fakta.
Tapi mun faktana mengbal teu bisa dihijikeun jeung politik kumaha? :))
Maneh mah sok tara nyambung. Mere komen teh angle na beda jeung batur. Naha ujug2 ngobrolkeun politik dina sepakbola.
Mun kang emil walikota, teu meunang kitu ngabobotohan? Eta mantan PM Italia, Silvio Berlusconi malahan ngadouble, nya jadi PM nya jadi presiden AC Milan. Sok komo eta kumaha siah?! Leuwih2 ti kang emil lin?
Jauh teung euy mikir teh, Cik atuh.. tong ngomongkeun politik da iyeu mah semangat fair play lain Judul d luhur ge?, Mikir mah kmaha sangkan datang ka GBK aman jeung Salamet di jalan sakitu.
Anu bade ka GBK kahade di jalan na sing hati2 singa salamet nyampe GBK na sareng uihh na!!!
si dika gelo ey
dika wk maneh cocokna miluan ILK,so pinter pisan jadi jelema teh
di Wibawa Mukti weh.. cenderung agak jauh dari Jkt..
Di gbk
Geus maen na ϑĭ lapang sidolig wae…