Vlado: Tak Ada Jaminan Jadi Pemain Inti di Skuat Persib Saat Ini
Tuesday, 15 March 2016 | 15:20
Bagi bek asing Persib Bandung, Vladimir Vujovic, tidak ada jaminan bagi setiap pemain untuk bermain reguler di skuat saat ini, termasuk dirinya. Seluruh pemain berkompetisi di dalam tim merebut posisi starter. Siapa yang paling siap dia yang akan lebih dulu dimainkan atau bermain lebih lama.
Persaingan di posisi stoper semakin ramai dengan kehadiran pemain muda anyar eks Mitra Kukar, Rudolf Yanto Basna. Sebelumnya Persib sudah memiliki Hermawan, Purwaka Yudhi, Jujun Saepuloh dan Vlado, sapaan akrab Vladimir Vujovic.
Vlado memang sering lebih lama dimainkan oleh pelatih Dejan Antonic berduet dengan stoper lainnya, terutama bersama Hermawan atau Purwaka. Teman duetnya tersebut dirasakan Vlado mampu menjalankan tugas berkat pengalaman. “Kalau mau bicara tentang Hermawan atau Purwaka, kita bertiga bersaing untuk rebut posisi inti di pertahanan,” ungkap Vlado belum lama ini.
Hermawan diamati Vlado adalah sosok bek petarung agresif, berani berduel dan tanpa kompromi. Sedangkan Purwaka adalah pemain bertahan yang cermat melihat situasi dan lebih tenang dalam mengambil keputusan. “Hermawan adalah petarung, agresif. Kalau Purwaka, pemain pintar dan lebih tenang. Tapi menurut saya, sekarang tidak ada jaminan kita main inti,” paparnya.
Terpenting bagi pemain asal Balkan tersebut adalah bagaimana setiap bek berkomunikasi membangun koordinasi baik di lapangan. Tak peduli siapa yang dimainkan harus ada komunikasi untuk proses saling mengerti. “Yang paling penting komunikasi antara pemain siapapun yang dipasangkan harus ada komunikasi di lapangan,” terangnya.
Berpengalaman berduet dengan mantan partnernya Achmad Jufriyanto, Vlado mengakui jika dirinya sudah tidak banyak komunikasi saat di lapangan. Keduanya sudah memiliki chemistry berkat kedekatan di luar lapangan. “Tapi kalau dulu sama Jupe (Achmad Jufriyanto) kita enggak saling komunikasi di lapangan karena kita sudah saling tahu segala permainan. Jadi meski tidak komunikasi sudah saling tahu. Karena dekat di luar lapangan,” urainya.
Lebih lanjut Vlado menegaskan, tak ada kepastian untuk bermain inti di Maung Bandung. Di bawah arahan Dejan, tim dituntut menjalankan sebuah sistem dalam strategi. Siapa pemain yang bisa menjalankan sistem tersebut dengan baik dan siap secara fisik dan mental, maka itu yang akan dipilih menjadi pemain utama.
“Sekarang enggak ada yang bisa dilakukan selain kerja keras untuk bermain. Karena dalam suatu permainan ada sistem, siapa yang bisa menjalanakn sistem lebih baik dia akan main. Siapa yang patuh kepada sistem itu, dia akan main,” imbuhnya.

Bagi bek asing Persib Bandung, Vladimir Vujovic, tidak ada jaminan bagi setiap pemain untuk bermain reguler di skuat saat ini, termasuk dirinya. Seluruh pemain berkompetisi di dalam tim merebut posisi starter. Siapa yang paling siap dia yang akan lebih dulu dimainkan atau bermain lebih lama.
Persaingan di posisi stoper semakin ramai dengan kehadiran pemain muda anyar eks Mitra Kukar, Rudolf Yanto Basna. Sebelumnya Persib sudah memiliki Hermawan, Purwaka Yudhi, Jujun Saepuloh dan Vlado, sapaan akrab Vladimir Vujovic.
Vlado memang sering lebih lama dimainkan oleh pelatih Dejan Antonic berduet dengan stoper lainnya, terutama bersama Hermawan atau Purwaka. Teman duetnya tersebut dirasakan Vlado mampu menjalankan tugas berkat pengalaman. “Kalau mau bicara tentang Hermawan atau Purwaka, kita bertiga bersaing untuk rebut posisi inti di pertahanan,” ungkap Vlado belum lama ini.
Hermawan diamati Vlado adalah sosok bek petarung agresif, berani berduel dan tanpa kompromi. Sedangkan Purwaka adalah pemain bertahan yang cermat melihat situasi dan lebih tenang dalam mengambil keputusan. “Hermawan adalah petarung, agresif. Kalau Purwaka, pemain pintar dan lebih tenang. Tapi menurut saya, sekarang tidak ada jaminan kita main inti,” paparnya.
Terpenting bagi pemain asal Balkan tersebut adalah bagaimana setiap bek berkomunikasi membangun koordinasi baik di lapangan. Tak peduli siapa yang dimainkan harus ada komunikasi untuk proses saling mengerti. “Yang paling penting komunikasi antara pemain siapapun yang dipasangkan harus ada komunikasi di lapangan,” terangnya.
Berpengalaman berduet dengan mantan partnernya Achmad Jufriyanto, Vlado mengakui jika dirinya sudah tidak banyak komunikasi saat di lapangan. Keduanya sudah memiliki chemistry berkat kedekatan di luar lapangan. “Tapi kalau dulu sama Jupe (Achmad Jufriyanto) kita enggak saling komunikasi di lapangan karena kita sudah saling tahu segala permainan. Jadi meski tidak komunikasi sudah saling tahu. Karena dekat di luar lapangan,” urainya.
Lebih lanjut Vlado menegaskan, tak ada kepastian untuk bermain inti di Maung Bandung. Di bawah arahan Dejan, tim dituntut menjalankan sebuah sistem dalam strategi. Siapa pemain yang bisa menjalankan sistem tersebut dengan baik dan siap secara fisik dan mental, maka itu yang akan dipilih menjadi pemain utama.
“Sekarang enggak ada yang bisa dilakukan selain kerja keras untuk bermain. Karena dalam suatu permainan ada sistem, siapa yang bisa menjalanakn sistem lebih baik dia akan main. Siapa yang patuh kepada sistem itu, dia akan main,” imbuhnya.

menurut sya , persib kalau sudah juara , pemain yang membawa tim juara itu seharus nya jangan di jual kecuali keinginan pemain itu sendiri , seharusnya tim atau pemain yg sudah membentuk juara seharusnya tidak usah dijual jgn melihat tim lain yg menawar tinggi terhadap pemain tersebut, seharus memikirkanya kembali, krn sangat sulit atau susah membentuk kembali tim yang bisa membawa juara, klu mau jual ya jual aza yg lapisan kedua.