Umuh Sebut Sempat Ada Pro Kontra Jendela Transfer Periode Kedua Dibuka
Tuesday, 22 September 2020 | 11:22
Keputusan dibukanya jendela transfer pemain kedua Liga 1 2020 mulai 21 September sampai 18 Oktober menimbulkan pro dan kontra. Sampai dilakukan voting 18 klub Liga 1 yang hadir saat manajer meeting yang diadakan PT Liga Indonesia Baru (LIB) pada Senin (21/9/2020) di Sheraton Hotel Bandung.
Sebanyak delapan klub menyatakan tidak setuju, tujuh klub menyatakan setuju, dan tiga klub abstain. Tajuk lanjutan yang berarti melanjutkan apa yang ada sejak terakhir kali liga dihentikan karena Covid-19. Tim-tim harus bermain apa adanya, meski beberapa klub saat ini tak sepenuhnya utuh dalam mempertahankan pemain asing.
“Tidak ada masalah semua landai (kondusif) dan ada beberapa regulasi perubahan ya kita (Persib) ngikut saja sama. Cuman ada yang voting permasalahan penambahan pemain asing,” sebut Umuh.
“Jadi kan aturan kalau pertama dari awal sudah ada aturan baku, kalau pemain asing tambahan atau pergantian itu putaran pertama tidak boleh, kalau putaran kedua diganti semua itu tidak masalah. Akhirnya voting yang setuju ada tujuh, tidak setuju ada delapan, abstain tiga,” beber Umuh.
Meski voting dimenangkan oleh kelompok tidak setuju namun PSSI menetapkan jendela transfer kedua musim 2020 dibuka sesuai surat yang dikeluarkannya. Alasannya ditenggarai agar Liga 1 tetap kompetitif walau tak ada degradasi. Memperhatikan beberapa klub kehilangan banyak pilar asing sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Diketahui PSSI membuka lebih cepat jendela transfer periode kedua musim kompetisi 2020 bukan di pertengahan musim seperti biasanya. Semula jika sesuai jadwal jendela transfer kedua seharusnya dilakukan 21 Juli – 19 Agustus 2020.
Namun karena adanya bencana Covid-19 yang mengharuskan kompetisi ditunda, jadwal tersebut mengalami perubahan / penyesuaian. Usul PSSI itu pun terkait perubahan registrasi pemain periode dua (21 September – 18 Oktober) telah disetujui / sepengetahuan FIFA berdasarkan surat edarannya yang masuk ke PSSI.

Keputusan dibukanya jendela transfer pemain kedua Liga 1 2020 mulai 21 September sampai 18 Oktober menimbulkan pro dan kontra. Sampai dilakukan voting 18 klub Liga 1 yang hadir saat manajer meeting yang diadakan PT Liga Indonesia Baru (LIB) pada Senin (21/9/2020) di Sheraton Hotel Bandung.
Sebanyak delapan klub menyatakan tidak setuju, tujuh klub menyatakan setuju, dan tiga klub abstain. Tajuk lanjutan yang berarti melanjutkan apa yang ada sejak terakhir kali liga dihentikan karena Covid-19. Tim-tim harus bermain apa adanya, meski beberapa klub saat ini tak sepenuhnya utuh dalam mempertahankan pemain asing.
“Tidak ada masalah semua landai (kondusif) dan ada beberapa regulasi perubahan ya kita (Persib) ngikut saja sama. Cuman ada yang voting permasalahan penambahan pemain asing,” sebut Umuh.
“Jadi kan aturan kalau pertama dari awal sudah ada aturan baku, kalau pemain asing tambahan atau pergantian itu putaran pertama tidak boleh, kalau putaran kedua diganti semua itu tidak masalah. Akhirnya voting yang setuju ada tujuh, tidak setuju ada delapan, abstain tiga,” beber Umuh.
Meski voting dimenangkan oleh kelompok tidak setuju namun PSSI menetapkan jendela transfer kedua musim 2020 dibuka sesuai surat yang dikeluarkannya. Alasannya ditenggarai agar Liga 1 tetap kompetitif walau tak ada degradasi. Memperhatikan beberapa klub kehilangan banyak pilar asing sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Diketahui PSSI membuka lebih cepat jendela transfer periode kedua musim kompetisi 2020 bukan di pertengahan musim seperti biasanya. Semula jika sesuai jadwal jendela transfer kedua seharusnya dilakukan 21 Juli – 19 Agustus 2020.
Namun karena adanya bencana Covid-19 yang mengharuskan kompetisi ditunda, jadwal tersebut mengalami perubahan / penyesuaian. Usul PSSI itu pun terkait perubahan registrasi pemain periode dua (21 September – 18 Oktober) telah disetujui / sepengetahuan FIFA berdasarkan surat edarannya yang masuk ke PSSI.

Jang naon voting atuh
Tim lain sieunen..nenjo Persib eweuh perubahan pemain.tp kunaon Pssi teu komitmenĺ kana aturan
teu puguh….. jadi voting teh keur naon atuh jang…..