Umuh: Kasus Ini Harus Dibawa ke Ranah Hukum
Tuesday, 29 May 2012 | 18:53
Beberapa saat sebelum jenazah Rangga Cipta Nugraha tiba di rumah duka, manajer Persib Bandung Umuh Muchtar datang melayat. Umuh menyampaikan rasa prihatinnya dan menegaskan seharusnya kejadian tewasnya seorang supporter tidak terjadi.
“Saya merasa prihatin. Harusnya ini jangan terjadi. Ya walaupun ajal itu di tangan Tuhan, tapi kalau kejadiannya seperti ini sangat menyakitkan,” ungkap Umuh.
Rangga Cipta Nugraha tewas setelah dikeroyok usai menyaksikan pertandingan antara Persija Jakarta menjamu Persib Bandung di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu 27 Mei lalu.
Kebrutalan supporter sampai memakan korban jiwa semestinya tidak terjadi. Terlebih pada duel panas kemarin, sebelum pertandingan dibentangkan spanduk perdamaian yang bertuliskan ‘The Jak-Viking Bersatulah’ oleh para pemain kedua kubu.
“Buat apa kemarin spanduk dibentangkan? Kalau sudah menyatakan begitu, harus komitmen dan konsisten,” tegas Umuh.
Umuh pun menyatakan setiap ada kericuhan di dunia sepak bola, jangan melulu menyalahkan aparat keamanan. Menurut Umuh justru harus ada kesadaran dari setiap pihak untuk berdamai.
“Kita berusaha untuk damaikan. Tapi sekarang kondisinya masih dalam amarah dan belum bisa menerima. Tapi memang berat kalau kejadian begini. Orang ga punya salah jadi korban. Dia kan bobotoh sejati,” ujar Umuh.
Seperti halnya keluarga korban, Umuh pun meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Menurutnya, salah satu tujuan sepak bola adalah sebagai pemersatu. Namun jika sudah kejadian sampai terjadi kebrutalan yang merenggut nyawa seseorang, hal itu tidak bisa ditoleransi dan harus dibawa ke ranah hukum.
“Ini harus usut tuntas. Ini harus dibawa ranah hukum. Ini merupakan pelanggaran berat. Karena namanya sepak bola untuk persatuan kesatuan. Kalau sudah begini buat apa,” pungkas Umuh.

Beberapa saat sebelum jenazah Rangga Cipta Nugraha tiba di rumah duka, manajer Persib Bandung Umuh Muchtar datang melayat. Umuh menyampaikan rasa prihatinnya dan menegaskan seharusnya kejadian tewasnya seorang supporter tidak terjadi.
“Saya merasa prihatin. Harusnya ini jangan terjadi. Ya walaupun ajal itu di tangan Tuhan, tapi kalau kejadiannya seperti ini sangat menyakitkan,” ungkap Umuh.
Rangga Cipta Nugraha tewas setelah dikeroyok usai menyaksikan pertandingan antara Persija Jakarta menjamu Persib Bandung di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu 27 Mei lalu.
Kebrutalan supporter sampai memakan korban jiwa semestinya tidak terjadi. Terlebih pada duel panas kemarin, sebelum pertandingan dibentangkan spanduk perdamaian yang bertuliskan ‘The Jak-Viking Bersatulah’ oleh para pemain kedua kubu.
“Buat apa kemarin spanduk dibentangkan? Kalau sudah menyatakan begitu, harus komitmen dan konsisten,” tegas Umuh.
Umuh pun menyatakan setiap ada kericuhan di dunia sepak bola, jangan melulu menyalahkan aparat keamanan. Menurut Umuh justru harus ada kesadaran dari setiap pihak untuk berdamai.
“Kita berusaha untuk damaikan. Tapi sekarang kondisinya masih dalam amarah dan belum bisa menerima. Tapi memang berat kalau kejadian begini. Orang ga punya salah jadi korban. Dia kan bobotoh sejati,” ujar Umuh.
Seperti halnya keluarga korban, Umuh pun meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Menurutnya, salah satu tujuan sepak bola adalah sebagai pemersatu. Namun jika sudah kejadian sampai terjadi kebrutalan yang merenggut nyawa seseorang, hal itu tidak bisa ditoleransi dan harus dibawa ke ranah hukum.
“Ini harus usut tuntas. Ini harus dibawa ranah hukum. Ini merupakan pelanggaran berat. Karena namanya sepak bola untuk persatuan kesatuan. Kalau sudah begini buat apa,” pungkas Umuh.
