Umuh Enggan Intervensi Keputusan Pemain
Thursday, 03 December 2015 | 17:31
Umuh Muchtar mengaku tidak bisa berbuat banyak ketika Persib Bandung kini sedang menghadapi cobaan berat. Tampil melempem di Piala Jenderal Sudirman, skuat Maung Bandung juga tengah tidak kondusif ketika sodoran kontrak manajemen tidak disetujui beberapa pemain. Baginya keputusan Firman Utina dan beberapa pemain lain untuk menolak memberi hitam di atas putih sangat beralasan dan dia menyerahkan segalanya kepada pemain bersangkutan.
Dia tidak bisa begitu saja mengarahkan pemainnya dalam menyikapi kebijakan PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB). Selain itu untuk urusan finansial Umuh sudah tidak bisa lagi menjanjikan apapun kepada pemain. Ketika mereka tidak boleh mencari alternatif pemasukan lain untuk menjadi bintang iklan produk di luar sponsor tim.
“Itu kan hak anak-anak, saya juga tidak bisa intervensi mereka kalau dulu ya masih bisa tapi kalau sekarang kan susah juga. Kalau saya memberikan arahan kepada anak-anak pasti saya juga harus memenuhi, seperti dulu saya mengarahkan dan saya yang mengeluarkan kocek sendiri,” tegas Umuh ketika diwawancara di acara pernikahan Taufiq, Kamis (3/12).
Ketika para pemain diberi sodoran kontrak terbaru di Surabaya, Umuh pun mengaku dia tidak menghadiri pertemuan itu. Namun setelahnya dia mendapat kabar bahwa mayoritas pemain akhirnya terikat selama 3 bulan ke depan. Baru setelah itu Umuh mendapat kabar bahwa beberapa pemain akhirnya menolak karena beberapa pasal sangat memberatkan pemain.
“Kemarin untuk tanda tangan kontrak saya tidak ada disana, kontrak dibawa ke Surabaya akhirnya sebagian anak-anak tandatangan dan tidak ada laporan lagi. Cuma ada laporan dari Firman yang ga tandatangan,” ujarnya.
Lebih jauh Umuh mengatakan dia tidak mau berpolemik lebih jauh. Dia hanya menyerahkan semua keputusaan kepada pemain yang ada. Pria berusia 67 tahun itu pun berharap banyak kompetisi bisa berjalan normal sehingga semua persoalan yang ada bisa berhenti. Mengingat semua masalah yang ada tumbuh sejak terhentinya liga.
“Saya cuma berharap kedepan ada lagi pertandingan (Liga) karena kalau turnamen saja hanya mendapatkan 25 persen dari gaji yang mungkin membuat anak-anak kebingungan,” pungkasnya.

Umuh Muchtar mengaku tidak bisa berbuat banyak ketika Persib Bandung kini sedang menghadapi cobaan berat. Tampil melempem di Piala Jenderal Sudirman, skuat Maung Bandung juga tengah tidak kondusif ketika sodoran kontrak manajemen tidak disetujui beberapa pemain. Baginya keputusan Firman Utina dan beberapa pemain lain untuk menolak memberi hitam di atas putih sangat beralasan dan dia menyerahkan segalanya kepada pemain bersangkutan.
Dia tidak bisa begitu saja mengarahkan pemainnya dalam menyikapi kebijakan PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB). Selain itu untuk urusan finansial Umuh sudah tidak bisa lagi menjanjikan apapun kepada pemain. Ketika mereka tidak boleh mencari alternatif pemasukan lain untuk menjadi bintang iklan produk di luar sponsor tim.
“Itu kan hak anak-anak, saya juga tidak bisa intervensi mereka kalau dulu ya masih bisa tapi kalau sekarang kan susah juga. Kalau saya memberikan arahan kepada anak-anak pasti saya juga harus memenuhi, seperti dulu saya mengarahkan dan saya yang mengeluarkan kocek sendiri,” tegas Umuh ketika diwawancara di acara pernikahan Taufiq, Kamis (3/12).
Ketika para pemain diberi sodoran kontrak terbaru di Surabaya, Umuh pun mengaku dia tidak menghadiri pertemuan itu. Namun setelahnya dia mendapat kabar bahwa mayoritas pemain akhirnya terikat selama 3 bulan ke depan. Baru setelah itu Umuh mendapat kabar bahwa beberapa pemain akhirnya menolak karena beberapa pasal sangat memberatkan pemain.
“Kemarin untuk tanda tangan kontrak saya tidak ada disana, kontrak dibawa ke Surabaya akhirnya sebagian anak-anak tandatangan dan tidak ada laporan lagi. Cuma ada laporan dari Firman yang ga tandatangan,” ujarnya.
Lebih jauh Umuh mengatakan dia tidak mau berpolemik lebih jauh. Dia hanya menyerahkan semua keputusaan kepada pemain yang ada. Pria berusia 67 tahun itu pun berharap banyak kompetisi bisa berjalan normal sehingga semua persoalan yang ada bisa berhenti. Mengingat semua masalah yang ada tumbuh sejak terhentinya liga.
“Saya cuma berharap kedepan ada lagi pertandingan (Liga) karena kalau turnamen saja hanya mendapatkan 25 persen dari gaji yang mungkin membuat anak-anak kebingungan,” pungkasnya.

Saurna persib teh team anu pendukungna terbesar di indonesia… Saha nu teu hayang jadi sponsor persib? Cenah management nu paling sehat… Naha eleh ku manajemen team kamari sore… Lamun mental team managemen ngan ukur ngukur untung rugi… Sakumaha untung gede ge pasti di peureut… Eta sipat hawek manusa… Kurang kumaha pangorbanan pamaen jeung bobotoh?….
Etah geus aya deui wae nu ngomong loyalitas…..hayang neangan nu loyal mah pamaena urang lembur kabeh gera mang sok cobian
Aeh2 na jd kieu persib teh uy,kmaha ieu teh????ngaruksak persib berarti ngarusak budaya,lin persib teh budaya urg sunda lin.paari loba bobotoh nu sedih ngadenge kondisi persib jga kieu..
Peurih lurr,ngadenge persib jadi kieu…
Pasalnya emang memberatkan pemain d Barcelona aja punya sponsor Nike tapi gpp wlwpn messi jd model adiddas
Jiganamah pemain teu kenging aya job di selain persib teh supados upami aya kontrak atanapi job kanggo pemain kedah lebeut ka club meren nya.
Balikbdeui masalahna mah da eweuh kompetisi nu rutin, Pssi dibekukeun ,menpora teu mere jalan kaluar president ge ngan mere turnamen mun geus beres kmh kelanjutan Nana?? Pemaen ge butuh kepastian