Umuh Bersyukur Dapat Bantuan dari Walikota dan Gubernur
Friday, 19 August 2016 | 22:36
Persib Bandung akhirnya mendapat kabar gembira karena diperbolehkan untuk menjamu Arema Cronus di Kota Kembang. Pasalnya Persib sempat kesulitan mendapat lapangan di Jawa Barat lantaran mayoritas venue sedang disiapkan untuk PON XIX. Lampu hijau penggunaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api pun diperoleh saat Ridwan Kamil memberi rekomendasi restu. Disampaikan oleh Umuh Muchtar, ternyata Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat tidak tahu Persib sedang menjadi tim musafir.
“Untuk lapangan Alhamdulilah saya sudah telepon dan bicara panjang lebar dengan Walikota Bandung, sudah dipersilahkan karena Pak Walikota, asalnya tidak tahu bahwa GBLA tidak boleh (digunakan). Akhirnya setelah dia tahu, kita bicara dan mengundang pihak panpel untuk bertemu. Kita dipersilahkan dan tidak ada keberatan,” ujar Umuh saat ditemui di kediamannya, Jumat (19/8).
“Saya juga bicara dengan Gubernur, saya ga berani jawab sms tapi saya ga sudah bicara langsung dan selesai semua dan tidak ada masalah, itu kesalahapahaman. Dan ternyata dia juga tidak tahu sampai kita main usiran ke Pakansari,” lanjutnya.
Semula Persib kesulitan mencari stadion ketika Jalak Harupat disiapkan untuk pembukaan PON. Persib pun akhirnya bisa mengupayakan GBLA untuk digunakan meski sedang tahap pemugaran. Kesuksesan Maung Bandung berlaga di stadion megah itu pun akhirnya membuat PB PON ikut kepincut menggunakan GBLA. Persib pun akhirnya harus merantau ke Bogor untuk satu laga saja.
“Tapi Alhamdulillah ini kemarin ada respon setelah bicara begini, mungkin kebingunan dan mereka juga pasti bingung dengan omongan saya. Mohon maaf atas kesalahpahaman ini, nah berarti ini ada oknum-oknum di bawahnya. Tadi malam sudah bicara dengan Gubernur langsung dan dia bilang kenapa ga bicara langsung ke saya? Saya bilang sungkan karena sudah menerima surat takutnya jadi ga enak,” ujar Umuh.
Umuh sendiri mengaku bahwa dirinya lebih cenderung menggunakan Jalak Harupat ketimbang GBLA. Karena stadion berkapasitas 38 ribu pasang mata tersebut disiapkan untuk pembukaan PON pertengahan September mendatang. Namun kompleks Jalak Harupat pun sedang dalam pembangunan venue-venue cabang olahraga seperti Baseball dan Renang. Sang manajer pun menyerahkan semuanya kepada para pemangku jabatan.
“Mana yang terbaik saja, kalau di sana (Stadion Si Jalak Harupat) rawan ya udah kita di GBLA saja yang sudah jelas. Jadi saya sudah punya 2 alternatif, tapi buat saya lebih cocok di Jalak Harupat. Tapi kalau tidak kondusif di dalam dan di luar karena masih ada pemasangan ya saya siapkan di GBLA saja,” ujar Umuh.

Persib Bandung akhirnya mendapat kabar gembira karena diperbolehkan untuk menjamu Arema Cronus di Kota Kembang. Pasalnya Persib sempat kesulitan mendapat lapangan di Jawa Barat lantaran mayoritas venue sedang disiapkan untuk PON XIX. Lampu hijau penggunaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api pun diperoleh saat Ridwan Kamil memberi rekomendasi restu. Disampaikan oleh Umuh Muchtar, ternyata Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat tidak tahu Persib sedang menjadi tim musafir.
“Untuk lapangan Alhamdulilah saya sudah telepon dan bicara panjang lebar dengan Walikota Bandung, sudah dipersilahkan karena Pak Walikota, asalnya tidak tahu bahwa GBLA tidak boleh (digunakan). Akhirnya setelah dia tahu, kita bicara dan mengundang pihak panpel untuk bertemu. Kita dipersilahkan dan tidak ada keberatan,” ujar Umuh saat ditemui di kediamannya, Jumat (19/8).
“Saya juga bicara dengan Gubernur, saya ga berani jawab sms tapi saya ga sudah bicara langsung dan selesai semua dan tidak ada masalah, itu kesalahapahaman. Dan ternyata dia juga tidak tahu sampai kita main usiran ke Pakansari,” lanjutnya.
Semula Persib kesulitan mencari stadion ketika Jalak Harupat disiapkan untuk pembukaan PON. Persib pun akhirnya bisa mengupayakan GBLA untuk digunakan meski sedang tahap pemugaran. Kesuksesan Maung Bandung berlaga di stadion megah itu pun akhirnya membuat PB PON ikut kepincut menggunakan GBLA. Persib pun akhirnya harus merantau ke Bogor untuk satu laga saja.
“Tapi Alhamdulillah ini kemarin ada respon setelah bicara begini, mungkin kebingunan dan mereka juga pasti bingung dengan omongan saya. Mohon maaf atas kesalahpahaman ini, nah berarti ini ada oknum-oknum di bawahnya. Tadi malam sudah bicara dengan Gubernur langsung dan dia bilang kenapa ga bicara langsung ke saya? Saya bilang sungkan karena sudah menerima surat takutnya jadi ga enak,” ujar Umuh.
Umuh sendiri mengaku bahwa dirinya lebih cenderung menggunakan Jalak Harupat ketimbang GBLA. Karena stadion berkapasitas 38 ribu pasang mata tersebut disiapkan untuk pembukaan PON pertengahan September mendatang. Namun kompleks Jalak Harupat pun sedang dalam pembangunan venue-venue cabang olahraga seperti Baseball dan Renang. Sang manajer pun menyerahkan semuanya kepada para pemangku jabatan.
“Mana yang terbaik saja, kalau di sana (Stadion Si Jalak Harupat) rawan ya udah kita di GBLA saja yang sudah jelas. Jadi saya sudah punya 2 alternatif, tapi buat saya lebih cocok di Jalak Harupat. Tapi kalau tidak kondusif di dalam dan di luar karena masih ada pemasangan ya saya siapkan di GBLA saja,” ujar Umuh.

Intina mach komunikasi kudu hade…. ulah saling sangka ditukangeun….!
Taaaaaah gening matakna tong waraka suudon heula, can arapaleun gening walikota jg gubernur mah bahwa persib hese stadion teh.
Tinggal kesadaran dari penonton…untuk menjaga kebersihan dan ketertiban saat di stadion,diluar stadion nepi ka uih ka bumi.tiasa?
Kang Emil sareng kang Aher teh leres teu terang atanapi pura pura teu terang,asa piraku Ari teu terang mah nya, apan di media gencar diberitakan. Syukur atuh Ari ayeuna tos terang mah,janten rengse urusanana. Intinya komunikasi.
asa piraku upmi te terang mh,,, ini teh PERSIB !!!,, yasudahlah gk mau suudhon,, yg penting udh bisa bertanding di bandung
teu panpel, teu manajemen, teu menejer, teu pelatih.., sararuana..
goreng patut komunikasi + komunikata na..
cing diajar ngomong bner gera.., malapah gedang..
ulah saeutik2 ember ka media..
Tuh geuning lamun aya komunikasi mah pasti aya solusi. Walikota & Gubernur ge hatena mah BULAO pisan.
Alhamdulillah tiasa nonton deui ka GBLA nu seer calo
Kantun panpel na we ayeuna mah ngurus praktek calo… ulah kerjasama jeung calo.. da bobotoh ngadukung persib nganggo hate.. hargaan.. bisi di boikot…!!!
Upami pa Walikota atanapi pa Gubernur sanes teu terangeun tapi api2 teu nyaho lamun ayeuna nolak pasti era ku bobotoh,mun teu salahmah kantos di dugulan rambutna pa Wali
sdh ada solusi kan? memang tidak boleh koq dipake stadion teh ada surat resmina
ah dmna wae maen persib ttep no hiji