Tutup 2015, Janur Masih Simpan Rasa Kesal
Sunday, 27 December 2015 | 15:09
Tahun 2015 dalam hitungan hari akan berakhir. Di tahun ini pula Persib Bandung mencatatkan prestasi yang cukup baik. Karena di awal mereka sukses menyabet Piala Walikota Padang dan menjadi runner up Inter Island Cup. Selain itu Maung Bandung juga mampu melaju ke babak 16 besar AFC Cup meski takluk di tangan Kitchee SC di fase knockout. Kejayaan pun mencapai puncaknya kala Atep dan kawan-kawan menjuarai turnamen Piala Presiden.
Di tengah pencapaian apik tersebut, pelatih Jajang Nurjaman masih menyimpan rasa kesal. Itu karena gelaran QNB League alias kompetisi kasta tertinggi di tanah air dihentikan karena dibekukannya PSSI oleh Menpora. Padahal Janur mengaku dia merasa yakin akan mampu merebut trofi sekaligus menjadi klub pertama yang bisa mempertahankan gelar juara. Persib memang sebelumnya keluar sebagai juara di tahun 2014.
“Dari awal musim kita punya optimisme pasti, karena dulu trend kita lagi bagus. Udah juara 2014 dan dapat juara juga di turnamen pra musim,” ungkap Jajang ketika diwawancara, Minggu (27/12).
Keyakinan Janur muncul karena komposisi pemain yang dia miliki memang sedang bagus-bagusnya. Kehilangan beberapa pemain di musim sebelumnya seperti Ferdinand Sinaga ditambal dengan masuknya amunisi baru. Dia sadar betul bahwa mempertahankan gelar juara bukan tugas mudah sehingga perubahan pun dilakukan. Hasilnya di 2 laga awal Semen Padang dan Persipasi Bandung Raya (PBR) yang kerap menyulitkan langsung dihajar tanpa ampun.
“Dulu saya optimis dengan adanya materi di tim meski ada tambal sulam pemain. Langkah di awal cukup bagus karena bagaimana pun pertandingan pertama dan kedua itu selalu sulit tapi kita bisa menang (melawan Semen Padang dan PBR),” ujarnya.
Sayang kepercayaan diri Janur akan kinerja anak asuhnya harus dihentikan secara paksa. Adalah Kemenpora yang mengambil kebijakan untuk membekukan PSSI saat sedang menggelar Kongres Luar Biasa di bulan April. Hal itu yang menjadi titik awal mati surinya kompetisi di tanah air dan membuat Persib kehilangan arah. Semua program dan rencana Janur bersama tim pelatih hancur berantakan hingga para pemain sempat dibubarkan.
“Saat kita di trend bagus ada sanksi dan itu sangat disayangkan. Tiba-tiba ada sanksi itu yang bikin down dan semua rencana buyar. Jadi patah semangat dengan adanya sanksi. Lagi on fire datang musibah lah,” tuturnya.

Tahun 2015 dalam hitungan hari akan berakhir. Di tahun ini pula Persib Bandung mencatatkan prestasi yang cukup baik. Karena di awal mereka sukses menyabet Piala Walikota Padang dan menjadi runner up Inter Island Cup. Selain itu Maung Bandung juga mampu melaju ke babak 16 besar AFC Cup meski takluk di tangan Kitchee SC di fase knockout. Kejayaan pun mencapai puncaknya kala Atep dan kawan-kawan menjuarai turnamen Piala Presiden.
Di tengah pencapaian apik tersebut, pelatih Jajang Nurjaman masih menyimpan rasa kesal. Itu karena gelaran QNB League alias kompetisi kasta tertinggi di tanah air dihentikan karena dibekukannya PSSI oleh Menpora. Padahal Janur mengaku dia merasa yakin akan mampu merebut trofi sekaligus menjadi klub pertama yang bisa mempertahankan gelar juara. Persib memang sebelumnya keluar sebagai juara di tahun 2014.
“Dari awal musim kita punya optimisme pasti, karena dulu trend kita lagi bagus. Udah juara 2014 dan dapat juara juga di turnamen pra musim,” ungkap Jajang ketika diwawancara, Minggu (27/12).
Keyakinan Janur muncul karena komposisi pemain yang dia miliki memang sedang bagus-bagusnya. Kehilangan beberapa pemain di musim sebelumnya seperti Ferdinand Sinaga ditambal dengan masuknya amunisi baru. Dia sadar betul bahwa mempertahankan gelar juara bukan tugas mudah sehingga perubahan pun dilakukan. Hasilnya di 2 laga awal Semen Padang dan Persipasi Bandung Raya (PBR) yang kerap menyulitkan langsung dihajar tanpa ampun.
“Dulu saya optimis dengan adanya materi di tim meski ada tambal sulam pemain. Langkah di awal cukup bagus karena bagaimana pun pertandingan pertama dan kedua itu selalu sulit tapi kita bisa menang (melawan Semen Padang dan PBR),” ujarnya.
Sayang kepercayaan diri Janur akan kinerja anak asuhnya harus dihentikan secara paksa. Adalah Kemenpora yang mengambil kebijakan untuk membekukan PSSI saat sedang menggelar Kongres Luar Biasa di bulan April. Hal itu yang menjadi titik awal mati surinya kompetisi di tanah air dan membuat Persib kehilangan arah. Semua program dan rencana Janur bersama tim pelatih hancur berantakan hingga para pemain sempat dibubarkan.
“Saat kita di trend bagus ada sanksi dan itu sangat disayangkan. Tiba-tiba ada sanksi itu yang bikin down dan semua rencana buyar. Jadi patah semangat dengan adanya sanksi. Lagi on fire datang musibah lah,” tuturnya.

Kemenpora luar biasa….
Bisanya cuman membekukan
Bikin kompetisi lagi gak becus
Klau politik jangan korbankan rakyat donk
itulah meongpora oon bin beku bin dazal sueeeedeng caranya terlaluuuuuuu,..pembekuan,..hebat dah meong oon
cacakan oon bisa jadi menpora,ari ieu nu karasep nu palinter ukur bisa komen mungkul..
Sepakbola makin minim prestasi.klub isl masih bisa bermain walaupun hanya level turnamen.klub divisi utama,divisi satu?iklim kompetisi ga ada, pembinaan mandeg.dasar menpora biang rusuh
Sabar wae….pasti ditunjuk keun ku gusti Alloh saha nu leres saha nu lepat…
Ga bs brkata kata, cm bs blg sedih ,smua kembali kpd kekuasaan,klo menpora mau memperbaiki mgkn tinggal duduk bersama selesai tp buktiya smpe skg tdk ada hasil
candak pemain uruguay namina alfredo galendo..
candak pemaen swedia namina jansen turuwisen..
candak pemaen nigeria namina stephen otokowo..
candak pemaen argentina namina gonzalo sambelhejo..
ari didinya cageur..paur ey!!
Gara2 Mang Pora…
Geus hiji-hijina jalan lamun pemerintah ngayakeun deui turnamen tong aya nu miluan hiji klub ge,rek penyelenggarana mahaka rek meheke geus tong ngiluan sebagai bentuk protes
menpora gendeng bin setres yg nma nya nachrowi tu gk p-ntes mnjbt sbgai menpora dn pntesnya jabat yg nunggu sbgai pnjabt lumpur lapindo sja haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Sudah cukup , saakit sedihh dan sengsara para pelaku sepak bola indonesia dari ppemain sampai pelatih dan sampai ke pasyarakat yg penghasilan nya. Di sepakk bola apa menpora bisa menghidupinya sampai berjuta juta orang yg menggantungkan nya di sepak bola ,yg terjadi bkn. Menghidupinya. Tapi meenyengsarakan nya, ingat menpora tuhan akan mengganjar siapa pun manusianya sesuai amal amalan nya, semoga menpora cepat sadar sebelum allohh swt menjatuhkan hukuman , dan ceepat kondusif. Lagi sepak bola indonesia amiiiinnnn.