Tuduhan Match Fixing, Deden: Kami Sudah Berjuang Bela Negara
Saturday, 20 June 2015 | 14:04
Isu pengaturan skor yang menimpa timnas Indonesia U-23 di Sea Games 2015 lalu sangat membuat para anggota skuat Garuda Muda terpukul. Dikatakan oleh sang penjaga gawang, Muhammad Natshir bahwa mereka tidak pernah sekalipun bermain curang demi mengikuti instruksi para mafia bola. Bahkan mereka baru tahu ada kabar tersebut ketika tiba di tanah air. Itu pun setelah sang pelatih, Aji Santoso diberondong pertanyaan oleh para kuli tinta.
“Pasti kaget lah dengar kabar itu. Semua satu kita lantai di hotel, makan dan kumpul juga selalu bareng,” ujar pemain yang akrab disapa Deden itu saat diwawancara di Lapangan Futsal Supratman, Jumat (19/6) kemarin.
Deden menegaskan bahwa selama mereka berada di Singapura, tidak ada pihak yang menawarkan untuk merekayasa pertandingan. Penjaga gawang kedua Persib Bandung itu pun mengaku tetap berusaha tampil apik meski di pertandingan melawan Myanmar dia harus 4 kali memungut bola dari gawangnya. Deden juga menilai rekan-rekan setimnya sudah berjuang keras hanya saja hasilnya belum memenuhi ekspektasi.
“Saya pribadi merasa sudah merasa bekerja keras, pemain lain juga udah luangkan waktu jauh dari keluarga, berjuang untuk membela negara pas pulang disangka yang engga-engga,” sambungnya.
Kiper berusia 22 tahun itu pun meminta kepada pria berinisal “BS” untuk membuktikan praktik kotor tersebut. Jangan hanya sembarang menuduh hingga imbasnya nama baik Indonesia makin tercoreng, terutama bagi pemain yang ada di tim merah putih. Dia yakin bahwa kasus match fixing itu tidak ada dan murni kekalahan didapat karena perbedaan kelas di lapangan.
“Ngapain sih sampai tega ada orang kaya gitu, buktiin kalau memang ada, jangan sampai setengah-setengah. Yakin lah 100 persen Deden ga ada pengaturan skor gitu. Lihat sendiri di Sea Games pemain kita ga ada yang leha-leha,” tandasnya.

Isu pengaturan skor yang menimpa timnas Indonesia U-23 di Sea Games 2015 lalu sangat membuat para anggota skuat Garuda Muda terpukul. Dikatakan oleh sang penjaga gawang, Muhammad Natshir bahwa mereka tidak pernah sekalipun bermain curang demi mengikuti instruksi para mafia bola. Bahkan mereka baru tahu ada kabar tersebut ketika tiba di tanah air. Itu pun setelah sang pelatih, Aji Santoso diberondong pertanyaan oleh para kuli tinta.
“Pasti kaget lah dengar kabar itu. Semua satu kita lantai di hotel, makan dan kumpul juga selalu bareng,” ujar pemain yang akrab disapa Deden itu saat diwawancara di Lapangan Futsal Supratman, Jumat (19/6) kemarin.
Deden menegaskan bahwa selama mereka berada di Singapura, tidak ada pihak yang menawarkan untuk merekayasa pertandingan. Penjaga gawang kedua Persib Bandung itu pun mengaku tetap berusaha tampil apik meski di pertandingan melawan Myanmar dia harus 4 kali memungut bola dari gawangnya. Deden juga menilai rekan-rekan setimnya sudah berjuang keras hanya saja hasilnya belum memenuhi ekspektasi.
“Saya pribadi merasa sudah merasa bekerja keras, pemain lain juga udah luangkan waktu jauh dari keluarga, berjuang untuk membela negara pas pulang disangka yang engga-engga,” sambungnya.
Kiper berusia 22 tahun itu pun meminta kepada pria berinisal “BS” untuk membuktikan praktik kotor tersebut. Jangan hanya sembarang menuduh hingga imbasnya nama baik Indonesia makin tercoreng, terutama bagi pemain yang ada di tim merah putih. Dia yakin bahwa kasus match fixing itu tidak ada dan murni kekalahan didapat karena perbedaan kelas di lapangan.
“Ngapain sih sampai tega ada orang kaya gitu, buktiin kalau memang ada, jangan sampai setengah-setengah. Yakin lah 100 persen Deden ga ada pengaturan skor gitu. Lihat sendiri di Sea Games pemain kita ga ada yang leha-leha,” tandasnya.

kang deden kan gak maen
tekor atuh den ai bandar kudu nyuapan pemaen cadangan oge