Tony Sucipto Harap Pembekuan PSSI Dicabut
Tuesday, 08 March 2016 | 20:50
Mahkamah Agung (MA) kembali menolak kasasi yang diajukan Menpora Imam Nahrawi terkait gugatan yang dimenangkan PSSI melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Senin (7/3) kemarin. Ini adalah untuk ketiga kalinya Menpora kalah di meja hijau atas PSSI terkait surat Menpora No. 01307 tanggal 17 April 2015 berisi sanksi administratif tentang pembekuan PSSI.
Melihat kondisi demikian pemain senior Indonesia Tony Sucipto mengatakan jika sudah seharusnya Menpora bermitra dengan PSSI. Ia menginginkan untuk sesegera mungkin pembekuan PSSI dicabut dan lanjut menjalankan kompetisi sesungguhnya yang diakui FIFA.
“Saya inginnya sanksi tersebut segera dicabut, sepak bola dan kompetisi bisa kembali seperti semula lagi jadi liga berjalan seperti biasa,” tutur Tony saat ditemui di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung, Selasa (8/3).
Tak bosan-bosannya full back Persib Bandung ini mengingatkan supaya Menpora dan PSSI segera mungkin menyelesaikan konflik dan bergandengan tangan. Hal tersebut demi kondisi sepak bola Indonesia yang harus beranjak dari keterpurukan. “Pastinya, karena pemerintah sejauh ini memiliki fasilitas terus PSSI mempunyai kompetisi, jadi mereka harus bekerja sama,” ungkapnya.
Timnas Indonesia yang sekarang berada rangking 178 FIFA harus segera berbenah dan menunjukkan kembali taring sebagai macan Asia. Saat pembekuan dan sanksi FIFA dicabut melakukan Training Camp (TC) jangka panjang Timnas mesti dilakukan. Menurut Tony, Timnas tidak bisa secara instan kembali menjadi raja di Asia setelah suspend dari federasi tertinggi sepak bola melekat.
“Dengan TC jangka panjang saja, kita prestasi untuk juara yang ditargetkan hampir sulit. Tidak bisa instan, kita tidak ada pertandingan, kita tidak ada kompetisi. Tahu-tahu kita diwajibkan untuk juara Sea Games, Piala Asia kalau kita sebagai pemain pasti bekerja keras cuma ya sulit,” urainya.
Jika suspend FIFA terhadap PSSi dicabut maka, beberapa event sepak bola yang diikuti Timnas akan diikuti. Diantaranya Piala AFF tahun 2016, SEA Games tahun 2017, dan Asian Games XVIII tahun 2018. Semua masyarakat di Indonesia pasti berharap keikutsertaan Tim Garuda dalam event tersebut.
“Atmosfir pertandingan mulai hilang, kemarin pas AFF mulai ada (atmosfer), habis itu ada dualisme lagi terus ya ini butuh waktu yang lama,” tuntas Tony.

Mahkamah Agung (MA) kembali menolak kasasi yang diajukan Menpora Imam Nahrawi terkait gugatan yang dimenangkan PSSI melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Senin (7/3) kemarin. Ini adalah untuk ketiga kalinya Menpora kalah di meja hijau atas PSSI terkait surat Menpora No. 01307 tanggal 17 April 2015 berisi sanksi administratif tentang pembekuan PSSI.
Melihat kondisi demikian pemain senior Indonesia Tony Sucipto mengatakan jika sudah seharusnya Menpora bermitra dengan PSSI. Ia menginginkan untuk sesegera mungkin pembekuan PSSI dicabut dan lanjut menjalankan kompetisi sesungguhnya yang diakui FIFA.
“Saya inginnya sanksi tersebut segera dicabut, sepak bola dan kompetisi bisa kembali seperti semula lagi jadi liga berjalan seperti biasa,” tutur Tony saat ditemui di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung, Selasa (8/3).
Tak bosan-bosannya full back Persib Bandung ini mengingatkan supaya Menpora dan PSSI segera mungkin menyelesaikan konflik dan bergandengan tangan. Hal tersebut demi kondisi sepak bola Indonesia yang harus beranjak dari keterpurukan. “Pastinya, karena pemerintah sejauh ini memiliki fasilitas terus PSSI mempunyai kompetisi, jadi mereka harus bekerja sama,” ungkapnya.
Timnas Indonesia yang sekarang berada rangking 178 FIFA harus segera berbenah dan menunjukkan kembali taring sebagai macan Asia. Saat pembekuan dan sanksi FIFA dicabut melakukan Training Camp (TC) jangka panjang Timnas mesti dilakukan. Menurut Tony, Timnas tidak bisa secara instan kembali menjadi raja di Asia setelah suspend dari federasi tertinggi sepak bola melekat.
“Dengan TC jangka panjang saja, kita prestasi untuk juara yang ditargetkan hampir sulit. Tidak bisa instan, kita tidak ada pertandingan, kita tidak ada kompetisi. Tahu-tahu kita diwajibkan untuk juara Sea Games, Piala Asia kalau kita sebagai pemain pasti bekerja keras cuma ya sulit,” urainya.
Jika suspend FIFA terhadap PSSi dicabut maka, beberapa event sepak bola yang diikuti Timnas akan diikuti. Diantaranya Piala AFF tahun 2016, SEA Games tahun 2017, dan Asian Games XVIII tahun 2018. Semua masyarakat di Indonesia pasti berharap keikutsertaan Tim Garuda dalam event tersebut.
“Atmosfir pertandingan mulai hilang, kemarin pas AFF mulai ada (atmosfer), habis itu ada dualisme lagi terus ya ini butuh waktu yang lama,” tuntas Tony.

anu milih menpora nage keliru,ges puguh tukang batu d pilih jadi menpora,tah kieu jadi na teuas babatojana jiga batu..
babatok na panginten wa, slow geura ngetikna tong bari esmosi janteun pabaliut..
Emosi nempo sia andik! Jadah teh!
euleuh eta jadah cenah waaa…sajadah panginten anggur ge amparkeun, simbeuh ta bengeut ku cai wudhu teras sholat. tenangkeun hate, beda pendapat mah sah sah wae atuh bebas.naha kudu make esmosi sagala, komo bari nangtang gelut sagala mah.kanyeuri nyeuri awak ngabelaan batur,naon untungna keur uing jg ddnya coba…coba renungkanlah wahai uwa.
Atos ah isin parasea wae. Matakna ulah mirian olangan wae jang andik. Kanggo abdi nu icalan kaos mah karasa pisan pamasukan berkurang pisan gara2 euweuh liga akibat dibekukeun. Sok jang andik daek kitu geus rek sataun penghasilan minim pisan siga abdi? Mikir jang. Ulah bubudakeun lah bisi aya nu neke
Geus asep sateh. Keun we antep si andik mah budak keneh. Uteukna oge can dewasa. Mikirna masih make tu ur. Keun we antep. Anggep we hitut lah…