Tony: Persib Sedang Melakukan Proses Tansisi
Tuesday, 12 April 2016 | 22:19
Full back Persib, Tony Sucipto meminta bahwa semua pendukung Persib supaya bersabar menunggu Persib menemukan performa maksimalnya. Ia juga berharap Bobotoh bisa mengerti dan bersabar menunggu kembali trofi piala kembali mampir ke Kota Bandung. Sebab saat ini tim sedang melakukan proses transisi.
Selepas kegagalan di Piala Jenderal Sudirman sekelumit kisah keluarnya beberapa pemain pilar Persib dimulai. Firman Utina, Achmad Jufriyanto, M. Ridwan, Supardi, Abdul Rahman, Dedi Kusnandar, Makan Konate dan Ilija Spasojevic pergi. Tambah-tambah sang entrenador kesuksesan Persib, Jajang Nurjaman disekolahkan manajemen ke Inter Milan, Italia.
Kondisi tersebut praktis membuat pondasi kekuatan utama tim yang dibangun Janur (sapaan akrab Jajang) selama dua musim amburadul. Skenario Janur yang terbaca saat itu membangun pondasi di musim pertama (2013), sasar juara musim kedua (2014), menyempurnakan kekuatan musim 2015. Hasilnya adalah empat tropi turnamen di bawa pulang (Celebes Cup 2013, Indonesia Super League 2014, Piala Wali Kota Padang 2015, Piala Presiden 2015).
Generasi baru Persib dimulai di era Dejan Antonic musim 2016. Datangnya ia adalah titik awal pembangunan pondasi baru yang tampak masih kurang kokoh dengan datangnya Kim Jeffrey, David Lalay, Rachmad Hidayat, Samsul Arif, Purwaka, Yanto Basna, serta empat pemain muda titipan Janur–Gian Zola, Febri Hariyadi, Jujun Saepuloh dan Alfath Fathier.
Bangunan pondasi baru amatlah sulit dan butuh proses guna mendapatkan pakem Dejan untuk arungi sebuah kompetisi atau turnamen penuh macam Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Kondisi tersebut disadari beberapa pemain termasuk Tony.
“Gini, kita juara (2014, 2015) itu bangun pondasi selama dua tahun (sejak 2013) dan lagi ini banyak pemain muda dan pemain baru, menyatukan disatu kepala itu sulit, makanya kita harus mendapatkan pondasi baru yang bagus,” beber Tony
Pemain yang sejak musim 2011 berkostum Persib ini mengalami benar proses disetiap musimnya. Maung Bandung berkembang dan berubah setiap musim namun tak ada musim kesuksesan tanpa memberikan waktu dan kesempatan banyak untuk pemain atau pelatih bekerja dan beradaptasi.
“Ya, kita harus lewati beberapa tahap dengan tim baru ini, enggak instan gitu aja, pasti butuh waktu lama. Cuman flash back kebelakang kita baru dua tahun dapat benar-benar pondasi, menadpatkan hasilnya di tahun mau ketiga,” terang Tony menuturkan.
Pemain 30 tahun itu berharap masyarakat Jawa Barat, terkhusus Bobotoh harus bersabar tim baru ini berevolusi kembali. Adanya kepercayaan kepada skuat anyar musim ini akan semakin membuat tim bekerja keras untuk Bobotoh. “Pastinya Bobotoh harus bersabar, harus percaya kita suatu saat bisa, cuman harus bersabar dan lagi ada prosesnya,” tuntasnya.

Full back Persib, Tony Sucipto meminta bahwa semua pendukung Persib supaya bersabar menunggu Persib menemukan performa maksimalnya. Ia juga berharap Bobotoh bisa mengerti dan bersabar menunggu kembali trofi piala kembali mampir ke Kota Bandung. Sebab saat ini tim sedang melakukan proses transisi.
Selepas kegagalan di Piala Jenderal Sudirman sekelumit kisah keluarnya beberapa pemain pilar Persib dimulai. Firman Utina, Achmad Jufriyanto, M. Ridwan, Supardi, Abdul Rahman, Dedi Kusnandar, Makan Konate dan Ilija Spasojevic pergi. Tambah-tambah sang entrenador kesuksesan Persib, Jajang Nurjaman disekolahkan manajemen ke Inter Milan, Italia.
Kondisi tersebut praktis membuat pondasi kekuatan utama tim yang dibangun Janur (sapaan akrab Jajang) selama dua musim amburadul. Skenario Janur yang terbaca saat itu membangun pondasi di musim pertama (2013), sasar juara musim kedua (2014), menyempurnakan kekuatan musim 2015. Hasilnya adalah empat tropi turnamen di bawa pulang (Celebes Cup 2013, Indonesia Super League 2014, Piala Wali Kota Padang 2015, Piala Presiden 2015).
Generasi baru Persib dimulai di era Dejan Antonic musim 2016. Datangnya ia adalah titik awal pembangunan pondasi baru yang tampak masih kurang kokoh dengan datangnya Kim Jeffrey, David Lalay, Rachmad Hidayat, Samsul Arif, Purwaka, Yanto Basna, serta empat pemain muda titipan Janur–Gian Zola, Febri Hariyadi, Jujun Saepuloh dan Alfath Fathier.
Bangunan pondasi baru amatlah sulit dan butuh proses guna mendapatkan pakem Dejan untuk arungi sebuah kompetisi atau turnamen penuh macam Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Kondisi tersebut disadari beberapa pemain termasuk Tony.
“Gini, kita juara (2014, 2015) itu bangun pondasi selama dua tahun (sejak 2013) dan lagi ini banyak pemain muda dan pemain baru, menyatukan disatu kepala itu sulit, makanya kita harus mendapatkan pondasi baru yang bagus,” beber Tony
Pemain yang sejak musim 2011 berkostum Persib ini mengalami benar proses disetiap musimnya. Maung Bandung berkembang dan berubah setiap musim namun tak ada musim kesuksesan tanpa memberikan waktu dan kesempatan banyak untuk pemain atau pelatih bekerja dan beradaptasi.
“Ya, kita harus lewati beberapa tahap dengan tim baru ini, enggak instan gitu aja, pasti butuh waktu lama. Cuman flash back kebelakang kita baru dua tahun dapat benar-benar pondasi, menadpatkan hasilnya di tahun mau ketiga,” terang Tony menuturkan.
Pemain 30 tahun itu berharap masyarakat Jawa Barat, terkhusus Bobotoh harus bersabar tim baru ini berevolusi kembali. Adanya kepercayaan kepada skuat anyar musim ini akan semakin membuat tim bekerja keras untuk Bobotoh. “Pastinya Bobotoh harus bersabar, harus percaya kita suatu saat bisa, cuman harus bersabar dan lagi ada prosesnya,” tuntasnya.

Ari ceuk akang mah menang juara kedua di piala Bhayangkara teh geus ngarupakeun keberhasilan sabab Persib NU ayeuna karek sababaraha bulan dibentuk,jd akang mah percaya pisan di isc Persib bakal juara.bravo Persib.