Aturan mengenai regulasi pemain muda dalam kompetisi akan dicoba dalam turnamen pra-musim Piala Presiden 2017. Dimana, setiap klub mengharuskan merekrut lima pemain muda dan tiga diantaranya harus bermain sebagai starter.
Sejauh ini regulasi yang nantinya bakal diterapkan dalam kompetisi masih menjadi pro-kontra. Satu sisi maksud PSSI positif yakni mengedepankan pemain muda, namun di sisi lain, secara tidak langsung kualitas kompetisi terancam menurun.
Pasalnya setiap tim tak akan tampil on-fire karena tidak dapat menurunkan pemain andalan secara penuh akibat terganjal oleh kewajiban menurunkan pemain muda. Tentu hal ini menjadi sebuah kerugian.
Pemain senior Indonesia Tony Sucipto, berpendapat kompetisi usia dini seharusnya lebih bisa dimaksimalkan. Sejauh ini, berkaca kepada kompetisi U-21 tahun 2014 dan Indonesia Soccer Championship (ISC) U-21 2016, kompetisi berjenjang di usia muda kurang ketat soal kedisiplinan.
Seperti yang sudah dihelat dalam kompetisi U-21 dan Suratin ke belakang, banyak kekurangan yang mestinya dapat diperbaiki. Seperti penguatan sponsorship, sarana prasarana, regulasi serta ketetapan jadwal yang sering berubah-ubah.
“Kenapa tidak memaksimalkan kompetisi di bawah U-21? Kurang mantap kayanya kalau pemain muda baru, langsung dilibatkan dalam kompetisi senior, enggak sempat ke kompetisi U-21. Enaknya sih kompetisi dini juga ikut diperhatikan,” kata Tony belum lama ini.
Berkaca pada pengalamannya, Tony menceritakan setiap pemain muda mesti melakukan pembuktian di tim U-21 sebelum ke senior. Jika sang pemain tampil memukau besar kemungkinan bakal di tarik untuk masuk skuat utama. Dalam tim senior pun pemain yang baru promosi harus kerja keras mendapat menit bermain, dan itu tidaklah mudah.
“Kalau ada kompetisi di bawah U-21 berkualitas, dan terdapat pemain itu bagus besar kemungkinan kan ditarik ke senior. Cuma nantinya pemain muda itu akan belajar di senior apakah pemain pas atau tidak lawan tim besar, kaya partai derby, enggak mungkin (langsung sreg), pasti pelan-pelan,” bebernya.
Pemain berbaju Persib itu pula berharap PSSI tidak menganaktirikan kompetisi usia muda. Pembinaan usia muda mesti bertahap, kompetisi usia muda adalah jenjang yang baik dan mesti diperhatikan selain PSSI berusaha membentuk kompetisi tertinggi yang berkualitas.
“Maksimalkan lah kompetisi usia muda yang berjenjang U-16 atau U-21 kan ada jenjangnya, itu kita harus maksimalin. Ya Insya Allah bakalan ada banyak pemain muda berbakat yang kemudian. Mereka harus kerja keras masuk tim senior, jadi enggak usah diistimewakan di liga,” tanggapnya.
Jangju
01/02/2017 at 15:10
Se7,Ton…
Ujang Penjol
01/02/2017 at 15:16
Sae mang Tony pendapatna, inti na mah PR bebenah sepakbola urang teh seueur keneh. Merhatoskeun wae anu kolot, engke kan nu anom sirik, nyuhunkeun jatah, leress kanu tos pangalaman sanes kitu??
ableh
01/02/2017 at 16:22
pang nepikeun ka PSSI
cing eucrug nyieun aturan teh
Acun
01/02/2017 at 18:45
inti namah memajukan yang muda tanpa mematikan (penghasilan) yang tua
jegergarut
01/02/2017 at 20:53
Tah eta pokna teh heueuh