Tolak Rivalitas, Joko Susilo: Waktunya Kembalikan Fitrah Sepakbola
Sunday, 03 April 2016 | 13:37
Aura kompetitif begitu terasa jelang final yang mempertemukan Persib Bandung dengan Arema Cronus. Karena kedua tim selain mempunyai materi pemain mumpuni, kedua supoter pun dikenal punya fanatisme yang tinggi meski dikenal tidak saling akur. Joko Susilo pun meminta untuk masing-masing suporter mendukung timnya dengan cara yang sportif tanpa harus ada aksi kekerasan. Mengingat kedua tim pun bertarung hanya ketika di lapangan saja.
“Saatnya kita tunjukan kepada bangsa Indonesia, bagaimana perang dengan sportifitas selama 90 menit di lapangan dengan cara jantan. Setelah bertarung kita jadi teman lagi,” tutur pria yang merupakan asisten pelatih tersebut, kemarin.
Pria yang biasa dipanggil getuk itu mengaku pihaknya saat ini berhubungan baik dengan skuat Maung Bandung. Karena selama di Jakarta pun kedua tim menginap di hotel yang sama dan situasi tetap kondusif. Baginya kini sudah waktunya untuk suporter bersikap dewasa untuk tidak mudah terpancing provokasi lawan. Selain itu mereka juga harus bisa legowo andai tim kebanggaanya harus menerima kekalahan.
“Saya juga satu hotel dengan Persib dan kita baik-baik saja, tapi kita akan perang dengan sportif. Sudah saatnya ga ada saling bunuh atau menyakiti. Waktunya kembalikan ke fitrah sepakbola untuk satukan Indonesia,” terangnya.
Bahkan Getuk juga menyebut bahwa Persib ada Arema tidak punya sejarah kelam dalam urusan permusuhan. Hanya duel seru di atas lapangan yang kerap membuat bentrokan kedua tim selalu menarik atensi publik sepakbola. “Ini moment buktikan kita bukan rival, karena kita tidak perang tapi situasi seakan kita musuhan. Buktikan kita bisa bersatu dan saya yakin banyak Aremania punya jiwa seperti itu dan support 90 menit di lapangan,” pungkasnya.

Aura kompetitif begitu terasa jelang final yang mempertemukan Persib Bandung dengan Arema Cronus. Karena kedua tim selain mempunyai materi pemain mumpuni, kedua supoter pun dikenal punya fanatisme yang tinggi meski dikenal tidak saling akur. Joko Susilo pun meminta untuk masing-masing suporter mendukung timnya dengan cara yang sportif tanpa harus ada aksi kekerasan. Mengingat kedua tim pun bertarung hanya ketika di lapangan saja.
“Saatnya kita tunjukan kepada bangsa Indonesia, bagaimana perang dengan sportifitas selama 90 menit di lapangan dengan cara jantan. Setelah bertarung kita jadi teman lagi,” tutur pria yang merupakan asisten pelatih tersebut, kemarin.
Pria yang biasa dipanggil getuk itu mengaku pihaknya saat ini berhubungan baik dengan skuat Maung Bandung. Karena selama di Jakarta pun kedua tim menginap di hotel yang sama dan situasi tetap kondusif. Baginya kini sudah waktunya untuk suporter bersikap dewasa untuk tidak mudah terpancing provokasi lawan. Selain itu mereka juga harus bisa legowo andai tim kebanggaanya harus menerima kekalahan.
“Saya juga satu hotel dengan Persib dan kita baik-baik saja, tapi kita akan perang dengan sportif. Sudah saatnya ga ada saling bunuh atau menyakiti. Waktunya kembalikan ke fitrah sepakbola untuk satukan Indonesia,” terangnya.
Bahkan Getuk juga menyebut bahwa Persib ada Arema tidak punya sejarah kelam dalam urusan permusuhan. Hanya duel seru di atas lapangan yang kerap membuat bentrokan kedua tim selalu menarik atensi publik sepakbola. “Ini moment buktikan kita bukan rival, karena kita tidak perang tapi situasi seakan kita musuhan. Buktikan kita bisa bersatu dan saya yakin banyak Aremania punya jiwa seperti itu dan support 90 menit di lapangan,” pungkasnya.

satuju ka Koc Gethuk..
manteeuuup sing alakur….
Nu d luhur iraha alakurna? …..buktikeun mas-mas sreung akang, buktikan !!
Seporter belegug nu sok garelut marebutkeun paisan kosong mah
Iya betul sekarang waktunya bersatu untuk membangkitkan sepakbola indonesia jangan seperti yg di atas ga bisa bersatu.rakyat indonesia menanti keputusan supaya liga bergulir lagi..
BETUL BETUL BETUL !!!
NAON SIH GARELUT WAE SIGA NU BARETUL PISAN !!
GARELUT MAH DI RING ! LAIN DI JALAN, KONYOL !
TONG ARATOH DI SEBUT JAGOAN MUN BERSIN MASIH KENEH SOK PEREUM MAH !
Satuju pisan .
Bener pisan,,, suporter teh tong ngarurujit maenbola,,,k pemaen oge tong jadi provokator,,,jaga sportifitas…
Mhn.tong jadi propokator atuh anggurmah dukung tim sorangan.supaya siga persib slalu berprestasi ngilu turnamenagen nu ber kualitas.eta hasil dukungan suporter nu luarrrr biasa…bravo persib.
Tah kitu palinter geuning bobotoh teh…nuhun. Pokokna persib juara….!!!!
Media berperan penting dlm baik buruk’y persatuan d indonesia.khusus’y sepakbola.krn bnyk media skrng justru bnyk memakai istilah2 yg justru bs memicu persaingan suporter.contoh’y kata rivalitas.itu kurang baik krn terkesan mengadu siapa yg lbh baik n akhir’y memicu perselisihan.lbh baik d sebut laga ideal,laga terbaik,laga persahabatan atau kata2 sopan lainya jd enak d baca’y jg.bnyk club tp tetap 1 tanah air yaitu indonesia.itu yg hrs d junjung tinggi.