Tisna Sanjaya: Sepakbola Jadi Semangat Hidup Orang Bandung
Thursday, 25 June 2015 | 13:18
Kompetisi persahabatan bertajuk Liga Ngabuburit digelar untuk menyemarakan bulan Ramadhan dengan cara bermain sepakbola. Sejak 23 Juni lalu, event ini akan berjalam hingga 12 Juli mendatang di Stadion Persib. Pesertanya pun beragam, mulai dari Diklat Persib U-17 dan U-19, mantan punggawa Persib U-21, Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) yang mayoritas berisikan mantan pemain Persib hingga perkumpulan dosen pun ikut dalam turnamen tersebut.
Disampaikan oleh seniman kota Bandung, Tisna Sanjaya, ajang ini bisa memperlihatkan bahwa sepakbola di tanah air khususnya di Kota Kembang tidak pernah mati. Bahkan di tengah berhentinya kompetisi di tanah air ditambah perseteruan Menpora dan PSSI, hasrat masyarakat untuk memainkan si kulit bundar tetap tinggi. Menurutnya dunia bal-balan itu bukan hanya sebagai olahraga, melainkan sudah menjadi gaya hidup.
“Kompetisi ini digelar sudah sejak beberapa tahun lalu, bukan ketika kondisi sepakbola seperti sekarang. Tapi saya melihat Ini bisa jadi momentum untuk sepakbola agar terus hidup. Bahkan di bulan puasa pun ini masih jadi semangat hidup orang Bandung,” ujarnya saat diwawancara seusai pertandingan di Stadion Persib, Rabu (24/6).
Tisna mengatakan bahwa turnamen ini pun memperlihatkan pecinta sepakbola di Indonesia beragam. Karena disana ada interaksi dari pemain profesional dan masyarakat dengan profesi lain di atas lapangan bola. Silaturahmi antar manusia itu lah yang dinilai positif oleh seniman yang memang begitu menggandrungi sepakbola tersebut.
“Kompetisi ini bukan hanya diikuti oleh pemain profesional, tapi yang bidangnya diluar sepakbola pun ikut. Jadi semacam hubungan Hablum Minanas di lapangan bola,” pungkasnya.


Kompetisi persahabatan bertajuk Liga Ngabuburit digelar untuk menyemarakan bulan Ramadhan dengan cara bermain sepakbola. Sejak 23 Juni lalu, event ini akan berjalam hingga 12 Juli mendatang di Stadion Persib. Pesertanya pun beragam, mulai dari Diklat Persib U-17 dan U-19, mantan punggawa Persib U-21, Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) yang mayoritas berisikan mantan pemain Persib hingga perkumpulan dosen pun ikut dalam turnamen tersebut.
Disampaikan oleh seniman kota Bandung, Tisna Sanjaya, ajang ini bisa memperlihatkan bahwa sepakbola di tanah air khususnya di Kota Kembang tidak pernah mati. Bahkan di tengah berhentinya kompetisi di tanah air ditambah perseteruan Menpora dan PSSI, hasrat masyarakat untuk memainkan si kulit bundar tetap tinggi. Menurutnya dunia bal-balan itu bukan hanya sebagai olahraga, melainkan sudah menjadi gaya hidup.
“Kompetisi ini digelar sudah sejak beberapa tahun lalu, bukan ketika kondisi sepakbola seperti sekarang. Tapi saya melihat Ini bisa jadi momentum untuk sepakbola agar terus hidup. Bahkan di bulan puasa pun ini masih jadi semangat hidup orang Bandung,” ujarnya saat diwawancara seusai pertandingan di Stadion Persib, Rabu (24/6).
Tisna mengatakan bahwa turnamen ini pun memperlihatkan pecinta sepakbola di Indonesia beragam. Karena disana ada interaksi dari pemain profesional dan masyarakat dengan profesi lain di atas lapangan bola. Silaturahmi antar manusia itu lah yang dinilai positif oleh seniman yang memang begitu menggandrungi sepakbola tersebut.
“Kompetisi ini bukan hanya diikuti oleh pemain profesional, tapi yang bidangnya diluar sepakbola pun ikut. Jadi semacam hubungan Hablum Minanas di lapangan bola,” pungkasnya.
