Tidak Kaget, Janur Tetap Sesalkan Penghentian Liga
Sunday, 03 May 2015 | 19:30
Penghentian kompetisi domestik oleh induk organisasi sepakbola Indonesia, PSSI menjadi mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi pelatih Persib, Jajang Nurjaman. Sejak dibekukannya status PSSI oleh Menpora, Janur sudah mencium aroma bahwa liga tidak akan berlanjut. Dan benar saja, dia beserta anak asuhnya harus menghentikan upaya mempertahankan tahta juara karena situasi force majeur tersebut.
“Sebetulnya gunjang ganjingnya sudah ada, ini yang dikhawatirkan dan akhirnya terjadi. Kalau dibilang terkejut, kecurigaan ke arah sana sudah ada, tapi memang sangat tidak diharapkan dan sekarang menjadi kenyataan,” ujarnya saat dijumpai di kampus Ikopin, Minggu (3/5).
Dia tidak memungkiri bahwa Persib masih diuntungkan dengan keikutsertaan mereka di kancah AFC Cup. Sehingga Maung Bandung tidak berhenti total menggelar pertandingan. Meski begitu dibatalkannya kompetisi domestik di musim ini sangat mengecewakan karena target utama Persib adalah menjadi juara Liga Indonesia (QNB League) secara berturut-turut.
“Dari satu sisi tim sangat menyayangkan, tapi sedikit untung buat Persib karena masih main di AFC. Selebihnya sangat disesalkan, kita semua sudah siap mengarungi kompetisi dan ternyata harus selesai,” sambungnya.
Menurut pelatih berusia 57 tahun itu, timnya sangat dirugikan dengan terbitnya keputusan PSSI tersebut. Padahal Maung Bandung termasuk tim dengan persiapan yang matang karena sanggup merekrut pemain-pemain berkualitas ditambah agenda pemusatan latihan dan uji coba yang dirancang dengan baik.
“Pasti ada, pasti merasa sangat rugi. Persiapan sudah begitu matang, sekarang sudah tidak ada lagi, selesai,” tutupnya.

Penghentian kompetisi domestik oleh induk organisasi sepakbola Indonesia, PSSI menjadi mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi pelatih Persib, Jajang Nurjaman. Sejak dibekukannya status PSSI oleh Menpora, Janur sudah mencium aroma bahwa liga tidak akan berlanjut. Dan benar saja, dia beserta anak asuhnya harus menghentikan upaya mempertahankan tahta juara karena situasi force majeur tersebut.
“Sebetulnya gunjang ganjingnya sudah ada, ini yang dikhawatirkan dan akhirnya terjadi. Kalau dibilang terkejut, kecurigaan ke arah sana sudah ada, tapi memang sangat tidak diharapkan dan sekarang menjadi kenyataan,” ujarnya saat dijumpai di kampus Ikopin, Minggu (3/5).
Dia tidak memungkiri bahwa Persib masih diuntungkan dengan keikutsertaan mereka di kancah AFC Cup. Sehingga Maung Bandung tidak berhenti total menggelar pertandingan. Meski begitu dibatalkannya kompetisi domestik di musim ini sangat mengecewakan karena target utama Persib adalah menjadi juara Liga Indonesia (QNB League) secara berturut-turut.
“Dari satu sisi tim sangat menyayangkan, tapi sedikit untung buat Persib karena masih main di AFC. Selebihnya sangat disesalkan, kita semua sudah siap mengarungi kompetisi dan ternyata harus selesai,” sambungnya.
Menurut pelatih berusia 57 tahun itu, timnya sangat dirugikan dengan terbitnya keputusan PSSI tersebut. Padahal Maung Bandung termasuk tim dengan persiapan yang matang karena sanggup merekrut pemain-pemain berkualitas ditambah agenda pemusatan latihan dan uji coba yang dirancang dengan baik.
“Pasti ada, pasti merasa sangat rugi. Persiapan sudah begitu matang, sekarang sudah tidak ada lagi, selesai,” tutupnya.
