Teddy Beberkan Alasan Ngotot Minta Kompetisi Dilanjutkan
Tuesday, 09 June 2020 | 20:22
Kelanjutan kompetisi Liga 1 2020 masih belum jelas, meskipun PSSI sudah menerbitkan wacana laga bergulir lagi. Sebelumnya, banyak klub yang sempat menyatakan keberatan liga dilanjutkan ketika pandemi covid-19 masih melanda. Namun Persib jadi klub yang ngotot liga dijalankan lagi dengan syarat protokol soal keselamatan lebih diperketat.
Direktur Persib, Teddy Tjahjono membeberkan alasan kenapa dia ingin kompetisi berlanjut, seperti yang dilakukan banyak liga-liga top dunia. Salah satu alasannya adalah setiap klub harus dengan jernih memikirkan dengan sangat dalam dan komprehensif, untuk suatu kepentingan yang lebih besar, yaitu tim nasional.
Ada beberapa agenda timnas yang harus dihadapi di sisa tahun 2020, maupun semester pertama 2021. Maka dari itu, kompetisi menurutnya harus bergulir agar pemain punya match fitness dan performa mereka terjaga selama bermain untuk klub. Teddy pun menilai kompetisi akan ideal digelar September atau Oktober.
“Semua sebenarnya tergantung situasi nasional terhadap pandemi Covid-19 ini dan kebijakan tatanan baru di Indonesia. Dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat untuk menggelar latihan dan pertandingan Kompetisi Liga 1 2020, dengan asumsi pandemi Covid-19 sudah lebih terkontrol, kompetisi Liga 1 2020 bisa dilanjutkan di bulan September atau Oktober tahun 2020,” kata Teddy, Selasa (9/6).
“Bahwa Kompetisi Liga 1 2020 baru mulai dilanjutkan di bulan September/Oktober 2020, maka terdapat suatu hal yang positif bagi Liga 1 Indonesia bahwa Liga 1 Indonesia akan mempunyai jadwal kompetisi yang sama dengan Liga-Liga Eropa, sehingga memudahkan mekanisme transfer pemain dan penjadwalan sesuai dengan kalendar FIFA match day,” lanjutnya.
Menurutnya kompetisi juga harus dilanjutkan karena ada banyak pihak yang menggantungkan perekonominan dari bisnis sepakbola. Jika sepakbola Indonesia tidak menggeliat lagi, tentu itu akan berdampak pada sendi kehidupan. Dampaknya juga bukan jangka pendek, tapi panjang.
“Kenapa kompetisi Liga 1 tahun 2020 tidak diberhentikan saja, dan digantikan dengan turnamen? Kita tidak bisa serta merta memberhentikan kompetisi Liga 1 tahun 2020, karena banyak sekali implikasi, baik dari segi legalitas, keuangan, ekonomi, kinerja, kondisi fisik pemain terhadap seluruh stakeholders sepakbola, dimana dampak tersebut bisa bersifat jangka panjang,” jelasnya.
Dia juga memilih untuk melanjutkan kompetisi ketimbang mengisi sisa tahun 2020 dengan turnamen pengganti. Karena kualitas dan level kompetitif turnamen tidak sebanding dengan liga, sehingga outputnya seperti performa pemain tidak akan maksimal. Untuk itu dia lebih mendorong PSSI untuk menggelar liga, meski keputusan akhir diserahkan kepada federasi maupun operator kompetisi.
“Turnamen dan kompetisi adalah dua hal yang sangat berbeda dari segi kualitas dan kinerja dari sebuah tim, dimana pada akhirnya akan bermuara pada kualitas dan kinerja dari semua pemain yang ikut serta didalamnya. Tentu saja Kompetisi akan menghasilkan kualitas pemain yang jauh lebih bagus dibanding turnamen, jadi hasil dari kompetisi tersebut adalah pemain yang berkualitas bagus untuk bermain di Timnas Indonesia,” tukasnya.

Kelanjutan kompetisi Liga 1 2020 masih belum jelas, meskipun PSSI sudah menerbitkan wacana laga bergulir lagi. Sebelumnya, banyak klub yang sempat menyatakan keberatan liga dilanjutkan ketika pandemi covid-19 masih melanda. Namun Persib jadi klub yang ngotot liga dijalankan lagi dengan syarat protokol soal keselamatan lebih diperketat.
Direktur Persib, Teddy Tjahjono membeberkan alasan kenapa dia ingin kompetisi berlanjut, seperti yang dilakukan banyak liga-liga top dunia. Salah satu alasannya adalah setiap klub harus dengan jernih memikirkan dengan sangat dalam dan komprehensif, untuk suatu kepentingan yang lebih besar, yaitu tim nasional.
Ada beberapa agenda timnas yang harus dihadapi di sisa tahun 2020, maupun semester pertama 2021. Maka dari itu, kompetisi menurutnya harus bergulir agar pemain punya match fitness dan performa mereka terjaga selama bermain untuk klub. Teddy pun menilai kompetisi akan ideal digelar September atau Oktober.
“Semua sebenarnya tergantung situasi nasional terhadap pandemi Covid-19 ini dan kebijakan tatanan baru di Indonesia. Dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat untuk menggelar latihan dan pertandingan Kompetisi Liga 1 2020, dengan asumsi pandemi Covid-19 sudah lebih terkontrol, kompetisi Liga 1 2020 bisa dilanjutkan di bulan September atau Oktober tahun 2020,” kata Teddy, Selasa (9/6).
“Bahwa Kompetisi Liga 1 2020 baru mulai dilanjutkan di bulan September/Oktober 2020, maka terdapat suatu hal yang positif bagi Liga 1 Indonesia bahwa Liga 1 Indonesia akan mempunyai jadwal kompetisi yang sama dengan Liga-Liga Eropa, sehingga memudahkan mekanisme transfer pemain dan penjadwalan sesuai dengan kalendar FIFA match day,” lanjutnya.
Menurutnya kompetisi juga harus dilanjutkan karena ada banyak pihak yang menggantungkan perekonominan dari bisnis sepakbola. Jika sepakbola Indonesia tidak menggeliat lagi, tentu itu akan berdampak pada sendi kehidupan. Dampaknya juga bukan jangka pendek, tapi panjang.
“Kenapa kompetisi Liga 1 tahun 2020 tidak diberhentikan saja, dan digantikan dengan turnamen? Kita tidak bisa serta merta memberhentikan kompetisi Liga 1 tahun 2020, karena banyak sekali implikasi, baik dari segi legalitas, keuangan, ekonomi, kinerja, kondisi fisik pemain terhadap seluruh stakeholders sepakbola, dimana dampak tersebut bisa bersifat jangka panjang,” jelasnya.
Dia juga memilih untuk melanjutkan kompetisi ketimbang mengisi sisa tahun 2020 dengan turnamen pengganti. Karena kualitas dan level kompetitif turnamen tidak sebanding dengan liga, sehingga outputnya seperti performa pemain tidak akan maksimal. Untuk itu dia lebih mendorong PSSI untuk menggelar liga, meski keputusan akhir diserahkan kepada federasi maupun operator kompetisi.
“Turnamen dan kompetisi adalah dua hal yang sangat berbeda dari segi kualitas dan kinerja dari sebuah tim, dimana pada akhirnya akan bermuara pada kualitas dan kinerja dari semua pemain yang ikut serta didalamnya. Tentu saja Kompetisi akan menghasilkan kualitas pemain yang jauh lebih bagus dibanding turnamen, jadi hasil dari kompetisi tersebut adalah pemain yang berkualitas bagus untuk bermain di Timnas Indonesia,” tukasnya.
