Target yang Masih Buat Dedi Kusnandar Penasaran
Friday, 28 February 2020 | 15:42
Bergabung dengan Persib tahun 2015, Dedi Kusnandar hanya mampu membawa trofi juara Persib di turnamen Piala Presiden. Sayang liga tahun tersebut mandek hingga tak ada juara dalam catatan sepakbola Liga Indonesia.
Sempat hengkang tahun 2016 ke Liga Malaysia memperkuat Sabah FA, tahun 2017 Dedi kembali ke Bandung dengan harapannya bisa membantu Persib juara. Sayang ‘the golden era’ malah kesulitan bersaing di papan atas dan finis di posisi 13 klasemen akhir.
Melangkah ke tahun selanjutnya (2018) Dado sapaan akrabnya hampir bisa bawa juara Persib. Optimisme itu muncul usai ia yang diasuh Mario Gomez menjadi juara paruh musim kemudian meninggalkan pesaing dengan jarak angka cukup jauh.
Lagi-lagi harapan itu harus dikubur dalam-dalam pasca rentetan ‘musibah’ pada akhir musim dimana Maung Bandung harus terusir dari Bandung akibat sanksi Komdis PSSI, posisi puncak direbut sang rival, Persija. Dado juga menderita cedera patah tulang musim itu.
Musim lalu pula Persib tak mampu banyak bicara bersaing di papan atas, langkah salah manajemen menunjuk Miljan Radovic di awal musim, buat Bobotoh tak berharap banyak kepada Robert Alberts memoles pemain-pemain yang bukan pilihannya.
Akan memulai musim 2020 ini, Dedi ingin terus merawat peluang Persib berada di papan atas dan juara. Ia masih penasaran untuk mengangkat trofi liga untuk klub kesayangannya sejak kecil.
“Target pasti setiap tahun sama apalagi Persib salah satu tim besar, saya datang ke Persib ini ingin juara tapi ya target juara itu enggak tiba-tiba juara, jadi dari awal sekarang saya harus maksimalkan setiap pertandingan,” beber pemain bernomor punggun 11 ini.

Bergabung dengan Persib tahun 2015, Dedi Kusnandar hanya mampu membawa trofi juara Persib di turnamen Piala Presiden. Sayang liga tahun tersebut mandek hingga tak ada juara dalam catatan sepakbola Liga Indonesia.
Sempat hengkang tahun 2016 ke Liga Malaysia memperkuat Sabah FA, tahun 2017 Dedi kembali ke Bandung dengan harapannya bisa membantu Persib juara. Sayang ‘the golden era’ malah kesulitan bersaing di papan atas dan finis di posisi 13 klasemen akhir.
Melangkah ke tahun selanjutnya (2018) Dado sapaan akrabnya hampir bisa bawa juara Persib. Optimisme itu muncul usai ia yang diasuh Mario Gomez menjadi juara paruh musim kemudian meninggalkan pesaing dengan jarak angka cukup jauh.
Lagi-lagi harapan itu harus dikubur dalam-dalam pasca rentetan ‘musibah’ pada akhir musim dimana Maung Bandung harus terusir dari Bandung akibat sanksi Komdis PSSI, posisi puncak direbut sang rival, Persija. Dado juga menderita cedera patah tulang musim itu.
Musim lalu pula Persib tak mampu banyak bicara bersaing di papan atas, langkah salah manajemen menunjuk Miljan Radovic di awal musim, buat Bobotoh tak berharap banyak kepada Robert Alberts memoles pemain-pemain yang bukan pilihannya.
Akan memulai musim 2020 ini, Dedi ingin terus merawat peluang Persib berada di papan atas dan juara. Ia masih penasaran untuk mengangkat trofi liga untuk klub kesayangannya sejak kecil.
“Target pasti setiap tahun sama apalagi Persib salah satu tim besar, saya datang ke Persib ini ingin juara tapi ya target juara itu enggak tiba-tiba juara, jadi dari awal sekarang saya harus maksimalkan setiap pertandingan,” beber pemain bernomor punggun 11 ini.

Sok Ded msh dbwah=yusuf b,yaris riyadi, tengahna kdodoran wae !
sok ah ayeunamah rang dukung 100 persen……..ulah silih poyok. mugi menang….tapi mun eleh ulah dipoyok, meh pemain teu terbebani ku hal non teknis… …………..mugi juara. aamiin