Tantan Tidak Setuju Soal Wacana Pembatasan Usia di Liga 2017
Tuesday, 10 January 2017 | 17:05
Rencana pembatasan pemain berusia 35 tahun ke atas mulai didengungkan oleh PSSI untuk kompetisi resmi pada musim depan. Berbagai reaksi pun tak ayal bermunculan karena banyak juga yang tidak setuju soal regulasi pemain senior. Seperti yang dirasakan Tantan karena kini nasibnya berada di ujung tanduk dengan munculnya peraturan tersebut. Mengingat usianya sudah 34 tahun dan memasuki batas umur pada pertengahan 2017 nanti.
Dikatakan oleh Tantan, regulasi yang kini masih digodok tersebut bukanlah solusi yang ideal untuk memecahkan masalah perihal regenerasi. Karena di kompetisi top Eropa pun pemain yang sudah uzur masih banyak yang tetap menjadi andalan timnya. Sebut saja Gianluigi Buffon atau Francesco Totti yang saat ini masih berstatus sebagai pemain aktif. Baginya umur bukanlah halangan untuk tetap meraih prestasi.
“Kalau sudah deal (peraturannya), ya komentar saya kurang setuju. Banyak alasannya, di luar negeri saja di usia segitu masih bermain bola,” ungkap Tantan ketika diwawancara melalui pesan singkat, Selasa (10/1).
Sebelumnya PSSI melalui sang ketua, Edy Rahmayadi, menyebut pada musim depan, federasi memberikan batasan bagi para pemain tua. Setiap klub hanya boleh mendaftarkan dua pemain berusia 35 tahun atau lebih. Disampaikan oleh Tantan, perebutan tempat utama seharusnya boleh saja dilakukan semua pemain tanpa harus dibatasi usianya. Selain itu nasib para pemain yang karirnya di ujung tanduk pun harus dipikirkan lebih dalam oleh PSSI.
“Soal kuota dua orang, saya dengar begitu, hanya pertanyaannya apa itu adil, apa udah dipikir ke depannya? Kalau persaingan sih menurut saya secara profesional saja,” bebernya.

Rencana pembatasan pemain berusia 35 tahun ke atas mulai didengungkan oleh PSSI untuk kompetisi resmi pada musim depan. Berbagai reaksi pun tak ayal bermunculan karena banyak juga yang tidak setuju soal regulasi pemain senior. Seperti yang dirasakan Tantan karena kini nasibnya berada di ujung tanduk dengan munculnya peraturan tersebut. Mengingat usianya sudah 34 tahun dan memasuki batas umur pada pertengahan 2017 nanti.
Dikatakan oleh Tantan, regulasi yang kini masih digodok tersebut bukanlah solusi yang ideal untuk memecahkan masalah perihal regenerasi. Karena di kompetisi top Eropa pun pemain yang sudah uzur masih banyak yang tetap menjadi andalan timnya. Sebut saja Gianluigi Buffon atau Francesco Totti yang saat ini masih berstatus sebagai pemain aktif. Baginya umur bukanlah halangan untuk tetap meraih prestasi.
“Kalau sudah deal (peraturannya), ya komentar saya kurang setuju. Banyak alasannya, di luar negeri saja di usia segitu masih bermain bola,” ungkap Tantan ketika diwawancara melalui pesan singkat, Selasa (10/1).
Sebelumnya PSSI melalui sang ketua, Edy Rahmayadi, menyebut pada musim depan, federasi memberikan batasan bagi para pemain tua. Setiap klub hanya boleh mendaftarkan dua pemain berusia 35 tahun atau lebih. Disampaikan oleh Tantan, perebutan tempat utama seharusnya boleh saja dilakukan semua pemain tanpa harus dibatasi usianya. Selain itu nasib para pemain yang karirnya di ujung tanduk pun harus dipikirkan lebih dalam oleh PSSI.
“Soal kuota dua orang, saya dengar begitu, hanya pertanyaannya apa itu adil, apa udah dipikir ke depannya? Kalau persaingan sih menurut saya secara profesional saja,” bebernya.

Da Te kudu di jadi ken aturan atuh ku pssi ngajatoh ken harapan jeng semanget pemain kolot,,, da ti pihak club oge tos arapalen umur sakitu mah tos mulai di sisih keun kecuali pemain nu masih kompetitif alus bersaing jeng pemain ngora pantes di pertahan ken..
pengurus pssi oge ti mulai ketua nepi kahandapna..maksimal 35 tahun..
mnrtku itu bkn solusi,membatsi usia,bahkan pemain dunia pun pensiun dlm usia yg sngat senja hampir 40,,biarkn mereka jdi legend,dn bsa memberi ilmu ke pemain muda setimnya,,klo usia 35 dah pensiun,bnyak donk pengangguran..gunakan pengalamanya untuk jdi guru pemain muda kita,dgan cra bermain bersama,,