Tantan Sempat Berpelukan dengan Suharno dan Saling Mendoakan
Thursday, 20 August 2015 | 15:52
Sepak bola Indonesia berduka, kehilangan sosok pelatih Suharno yang masih aktif menukangi tim besar Arema Cronus. Pada usianya yang menginjak umur ke-55, ia harus meninggalkan untuk selamanya karir kepelatihan dalam kondisi polemik sepak bola Indonesia yang cukup menyedihkan. Persib Bandung menjadi tim terakhir yang ia hadapi dalam laga uji coba HUT Arema ke-28. Suharno berikan kemenangan untuk Singo Edan dan Aremania dengan kemenanagan tipis, 1-0, di Stadion Kanjuruhan Malang, Selasa (11/8).
Detik-detik sebelum Suharno meninggal, dikabarkan ia sempat memimpin sesi latihan Arema di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Namun setelah meeting dengan manajemen dan staf pelatih, membahas persiapan menuju Piala presiden, Suharno mengeluhkan mual dalam perjalanan pulang menuju Malang. Tak disangka Suharno pun menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 19.40 WIB di Puskesmas Pakisaji.
Persib yang kala itu sedang berada di Ciamis pasca melakoni laga persahabatan melawan PSGC cukup shock mendengar kabar duka itu. Sebelum bertolak pulang ke Bandung, manajer Umuh Muchtar, pelatih dan pemain berkumpul untuk mendoakan beliau. Para pemain cukup terkejut mendengar kabar itu, termasuk Tantan. “Terkejut aja dan enggak percaya aja padahal baru seminggu lalu kita bertemu di pertandingan uji coba,” ucapnya pada Kamis (20/8).
Suharno yang kerap mengucapkan “Once” kala mengakhir wawancara dengan media ini, dinilai Tantan memiliki kepribadian yang tegas, baik, ramah dan disiplin. Ditangannya Arema Cronus bisa memuncaki klasemen Wilayah Barat kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 dan membawa Singo Edan ke semi final meski kalah dari Persib di laga itu. “Kalau dilihat pribadinya baik, dia ramah, kalau dilihat dari ngelatihnya ia cuku disiplin,” ucap Tantan.
Momen terakhir bersama Suharno dialami Tantan saat pelatih kelahiran Klaten itu memanggil dan memeluk tubuh Tantan usai laga persahabatan Arema kontra Persib di Kanjuruhan Malang, Selasa (11/8) lalu. Tak lupa dalam pelukannya Suharno selalu membisikan doa terbaik untuk keduanya. “Kemarin pas lawan Arema saat sesudah main dia selalu manggil dengan keras ‘Tantan’ dan memeluk saling mendoakan yang terbaik,” kenang Tantan.
Cukup sedih ditinggalkan sang mentor, Tantan tak lupa mendoakan Suharno tenang di sisi-Nya, serta diberi ketabahan untuk keluarga, rekan-rekan Arema danAremania yang berduka. “Semoga amal ibadahnya di terima Allah SWT dan yang ditingalkannya diberi ketabahan dan tawakal,” doanya.


Sepak bola Indonesia berduka, kehilangan sosok pelatih Suharno yang masih aktif menukangi tim besar Arema Cronus. Pada usianya yang menginjak umur ke-55, ia harus meninggalkan untuk selamanya karir kepelatihan dalam kondisi polemik sepak bola Indonesia yang cukup menyedihkan. Persib Bandung menjadi tim terakhir yang ia hadapi dalam laga uji coba HUT Arema ke-28. Suharno berikan kemenangan untuk Singo Edan dan Aremania dengan kemenanagan tipis, 1-0, di Stadion Kanjuruhan Malang, Selasa (11/8).
Detik-detik sebelum Suharno meninggal, dikabarkan ia sempat memimpin sesi latihan Arema di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Namun setelah meeting dengan manajemen dan staf pelatih, membahas persiapan menuju Piala presiden, Suharno mengeluhkan mual dalam perjalanan pulang menuju Malang. Tak disangka Suharno pun menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 19.40 WIB di Puskesmas Pakisaji.
Persib yang kala itu sedang berada di Ciamis pasca melakoni laga persahabatan melawan PSGC cukup shock mendengar kabar duka itu. Sebelum bertolak pulang ke Bandung, manajer Umuh Muchtar, pelatih dan pemain berkumpul untuk mendoakan beliau. Para pemain cukup terkejut mendengar kabar itu, termasuk Tantan. “Terkejut aja dan enggak percaya aja padahal baru seminggu lalu kita bertemu di pertandingan uji coba,” ucapnya pada Kamis (20/8).
Suharno yang kerap mengucapkan “Once” kala mengakhir wawancara dengan media ini, dinilai Tantan memiliki kepribadian yang tegas, baik, ramah dan disiplin. Ditangannya Arema Cronus bisa memuncaki klasemen Wilayah Barat kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 dan membawa Singo Edan ke semi final meski kalah dari Persib di laga itu. “Kalau dilihat pribadinya baik, dia ramah, kalau dilihat dari ngelatihnya ia cuku disiplin,” ucap Tantan.
Momen terakhir bersama Suharno dialami Tantan saat pelatih kelahiran Klaten itu memanggil dan memeluk tubuh Tantan usai laga persahabatan Arema kontra Persib di Kanjuruhan Malang, Selasa (11/8) lalu. Tak lupa dalam pelukannya Suharno selalu membisikan doa terbaik untuk keduanya. “Kemarin pas lawan Arema saat sesudah main dia selalu manggil dengan keras ‘Tantan’ dan memeluk saling mendoakan yang terbaik,” kenang Tantan.
Cukup sedih ditinggalkan sang mentor, Tantan tak lupa mendoakan Suharno tenang di sisi-Nya, serta diberi ketabahan untuk keluarga, rekan-rekan Arema danAremania yang berduka. “Semoga amal ibadahnya di terima Allah SWT dan yang ditingalkannya diberi ketabahan dan tawakal,” doanya.

semoga amal ibadah nya diterima oleh allah, “”amin””