Tanpa Promosi-Degradasi di ISC, Tak Membuat Persib Leha-leha
Monday, 29 February 2016 | 15:41
Akibat tidak dinaungi oleh induk sepak bola Indonesia, PSSI, maka Indonesia Soccer Championship (ISC) pun dicetuskan. Turnamen tersebut bersifat bagai kompetisi penuh yang diselenggarakan dalam satu musim. Itu sebagai pengganti Indonesia Super League (ISL) yang terpaksa tak bisa dihelat karena PSSI masih dibekukan pemerintah melalui Menpora.
Sebab turnamen yang tidak dinaungi oleh PSSI, maka ISC tidak memberlakukan sistem promosi dan degradasi. Walaupun ISC diselenggarakan dengan sistem kasta, namun tim juara ISC-B tidak dapat promosi ke ISC-A di musim selanjutnya. Begitupun sebaliknya, tim terbawah di ISC-A tidak terdegradasi ke ISC-B.
Walau tak ada sistem promosi-degradasi hingga mengancam sebuah tim turun kasta, namun bukan berarti Persib Bandung berleha-leha di turnamen ISC. Defender Persib, Tony Sucipto, mengatakan ia dan tim tak ingin kehilangan motivasi dengan ketentuan tersebut. Pasalnya Maung Bandung beserta pelatih anyar Dejan Antonic menargetkan juara.
“Motivasi saya rasa tidak akan berkurang, karena target usaha kita pada turnamen itu adalah juara. Jadi, tim tidak akan terlalu melihat ke sana (degradasi atau promosi),” ungkap Tony saat ditemui usai berlatih di Rai Fitnes, Senin (29/2).
Pemain yang bisa bermain di beberapa posisi itu pun mengamati jika ISC adalah kesempatan untuk para pemain muda Persib unjuk gigi. Gian Zola, Febri Hariyadi, Jujun Saepuloh dan Alfath Fathier memiliki kans besar mendapat banyak menit bermain. Kendati demikian, pelatih harus bisa mengukur target menjadi juara.
“Selebihnya saya rasa pelatih yang lebih tahu. Tapi, mungkin kesempatan pemain muda untuk meningkatkan jam terbang karena tidak ada degradasi tersebut. Tapi, kita tetap harus berhitung untuk juara juga,” tuntasnya.

Akibat tidak dinaungi oleh induk sepak bola Indonesia, PSSI, maka Indonesia Soccer Championship (ISC) pun dicetuskan. Turnamen tersebut bersifat bagai kompetisi penuh yang diselenggarakan dalam satu musim. Itu sebagai pengganti Indonesia Super League (ISL) yang terpaksa tak bisa dihelat karena PSSI masih dibekukan pemerintah melalui Menpora.
Sebab turnamen yang tidak dinaungi oleh PSSI, maka ISC tidak memberlakukan sistem promosi dan degradasi. Walaupun ISC diselenggarakan dengan sistem kasta, namun tim juara ISC-B tidak dapat promosi ke ISC-A di musim selanjutnya. Begitupun sebaliknya, tim terbawah di ISC-A tidak terdegradasi ke ISC-B.
Walau tak ada sistem promosi-degradasi hingga mengancam sebuah tim turun kasta, namun bukan berarti Persib Bandung berleha-leha di turnamen ISC. Defender Persib, Tony Sucipto, mengatakan ia dan tim tak ingin kehilangan motivasi dengan ketentuan tersebut. Pasalnya Maung Bandung beserta pelatih anyar Dejan Antonic menargetkan juara.
“Motivasi saya rasa tidak akan berkurang, karena target usaha kita pada turnamen itu adalah juara. Jadi, tim tidak akan terlalu melihat ke sana (degradasi atau promosi),” ungkap Tony saat ditemui usai berlatih di Rai Fitnes, Senin (29/2).
Pemain yang bisa bermain di beberapa posisi itu pun mengamati jika ISC adalah kesempatan untuk para pemain muda Persib unjuk gigi. Gian Zola, Febri Hariyadi, Jujun Saepuloh dan Alfath Fathier memiliki kans besar mendapat banyak menit bermain. Kendati demikian, pelatih harus bisa mengukur target menjadi juara.
“Selebihnya saya rasa pelatih yang lebih tahu. Tapi, mungkin kesempatan pemain muda untuk meningkatkan jam terbang karena tidak ada degradasi tersebut. Tapi, kita tetap harus berhitung untuk juara juga,” tuntasnya.

ya saya mah percaya wae persib moal leha leha da kompetitif..
nu leha leha mah tim ooranyeu jigana.. moal sieun degradasi deui
pak dejan.
ulah terlalu berleha2 teing..
ayna batur mah gampang asa asaan teh ngadatangken pemain asing nu berkualitas dai..
bahkan te cocok maen na ganti dai nu sejen. ulah tepi ka mepet waktu dai wae ke alesan na aya dai wae dai.
Tapi leuwih geuleuh deui berleho-leho
Setuju,nu penting mah kudu jalan terus sepakbola na bari nungguan beres masalah diluhurna