Tahu Timnya Akan Bubar, Jupe Mulai Pikirkan Tarkam
Monday, 08 June 2015 | 12:35
Bek Persib Bandung, Ahmad Jufriyanto, tidak bisa berbuat apa-apa tentang rencana timnya akan membubarkan diri akhir Juni ini. Jupe, begitu ia dipanggil, hanya bisa pasrah melihat tim yang dibawanya juara musim lalu harus bubar karena kondisi persepakbolaan Indonesia. Hingga Senin (8/6) polemik antara Menpora dan PSSI masih belum menemukan titik terang.
Apa yang ditakutkan oleh Jupe dkk akhirnya bakal menjadi kenyataan. Tim yang dibangun bersama-sama di bawah besutan Jajang Nurjaman selama dua setengah musim terakhir dan menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014 harus usai karena kondisi yang cukup pelik. “Sedihlah, akhirnya seperti ini. Ini yang ditakutin sama pemain, kalau sampai jadi dibubarin kita pasrah mau gimana lagi,” ungkap Jupe.
Pasca digembor-gemborkan beberapa media mengenai pembubaran timnya, Jupe pun kembali memikirkan untuk mengikuti sepak bola antar kampung atau biasa disebut tarkam. Awalnya Jupe tidak ingin mengambil resiko akan keikutsertaannya di sepak bola tarkam, namun karena kondisi yang terdesak, kali ini ia rela untuk mengikuti tarkam.
“Kemarin belum kepikiran saya main tarkam, kalau sekarang setelah situasinya seperti ini ya mungkin bakalan terjun juga. Udah ada yang nawarin,” akunya.
Pemain berlabel timnas inipun menuturkan kondisi kisruh sepak bola secara financial sangat mempengaruhi kehidupannya ke depan. Beruntung bagi para pemain yang sudah memiliki bisnis atau ladang usaha. Namun miris bagi yang hanya menggantungkan hidupnya dari bermain sepak bola.
“Finansial pasti (menurun), karena kita kan penghasilannya hanya dari situ (sepak bola). Mungkin ada berapa pemain yang sudah antisipasi itu, sudah punya bisnis, kalau bagi pemain yang belum punya bisnis pasti dengan kondisi seperti ini mereka pusing,” tuturnya.
Selain menunggu keputusan manajemen, mantan pemain Sriwijaya FC ini juga sedang menunggu-nunggu akan pelaksanaan Turnamen Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi. Namun, hingga kini masih belum ada kejelasan mengenai turnamen tersebut. “Sampai saat ini enggak ada perkembangan apa-apa, gembar-gembornya bikin turnamen, tapi mana? tidak ada realisasinya sampai sekarang,” keluhnya.
Harapan tinggi Jupe menyematkan supaya PSSI dan Menpora bisa mengerti keadaan para pelaku sepak bola di Indonesia. Berbicara sepak bola adalah berkenaan dengan hajat hidup orang banyak, ia tidak ingin polemik ini terus menderu di Indonesia.
“Semoga mereka bisa duduk barengan berpikir buat pemain juga, kan di tim juga bukan cuma pemain, ada pelatih, ada official, ada orang-orang yang jual-baju, hilang juga penghasilannya,” tandasnya.


Bek Persib Bandung, Ahmad Jufriyanto, tidak bisa berbuat apa-apa tentang rencana timnya akan membubarkan diri akhir Juni ini. Jupe, begitu ia dipanggil, hanya bisa pasrah melihat tim yang dibawanya juara musim lalu harus bubar karena kondisi persepakbolaan Indonesia. Hingga Senin (8/6) polemik antara Menpora dan PSSI masih belum menemukan titik terang.
Apa yang ditakutkan oleh Jupe dkk akhirnya bakal menjadi kenyataan. Tim yang dibangun bersama-sama di bawah besutan Jajang Nurjaman selama dua setengah musim terakhir dan menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014 harus usai karena kondisi yang cukup pelik. “Sedihlah, akhirnya seperti ini. Ini yang ditakutin sama pemain, kalau sampai jadi dibubarin kita pasrah mau gimana lagi,” ungkap Jupe.
Pasca digembor-gemborkan beberapa media mengenai pembubaran timnya, Jupe pun kembali memikirkan untuk mengikuti sepak bola antar kampung atau biasa disebut tarkam. Awalnya Jupe tidak ingin mengambil resiko akan keikutsertaannya di sepak bola tarkam, namun karena kondisi yang terdesak, kali ini ia rela untuk mengikuti tarkam.
“Kemarin belum kepikiran saya main tarkam, kalau sekarang setelah situasinya seperti ini ya mungkin bakalan terjun juga. Udah ada yang nawarin,” akunya.
Pemain berlabel timnas inipun menuturkan kondisi kisruh sepak bola secara financial sangat mempengaruhi kehidupannya ke depan. Beruntung bagi para pemain yang sudah memiliki bisnis atau ladang usaha. Namun miris bagi yang hanya menggantungkan hidupnya dari bermain sepak bola.
“Finansial pasti (menurun), karena kita kan penghasilannya hanya dari situ (sepak bola). Mungkin ada berapa pemain yang sudah antisipasi itu, sudah punya bisnis, kalau bagi pemain yang belum punya bisnis pasti dengan kondisi seperti ini mereka pusing,” tuturnya.
Selain menunggu keputusan manajemen, mantan pemain Sriwijaya FC ini juga sedang menunggu-nunggu akan pelaksanaan Turnamen Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi. Namun, hingga kini masih belum ada kejelasan mengenai turnamen tersebut. “Sampai saat ini enggak ada perkembangan apa-apa, gembar-gembornya bikin turnamen, tapi mana? tidak ada realisasinya sampai sekarang,” keluhnya.
Harapan tinggi Jupe menyematkan supaya PSSI dan Menpora bisa mengerti keadaan para pelaku sepak bola di Indonesia. Berbicara sepak bola adalah berkenaan dengan hajat hidup orang banyak, ia tidak ingin polemik ini terus menderu di Indonesia.
“Semoga mereka bisa duduk barengan berpikir buat pemain juga, kan di tim juga bukan cuma pemain, ada pelatih, ada official, ada orang-orang yang jual-baju, hilang juga penghasilannya,” tandasnya.
