Supardi pun Dukung Turnamen Satu Musim Terlaksana
Wednesday, 06 January 2016 | 21:36
Pemain yang sukses bersama Sriwijaya FC dan Persib Bandung, Supardi Nasir datang ke Bandung, Selasa (5/1) kemarin bersama sang istri. Nyatanya ia datang ke Bandung bukan untuk Persib, namun demi kesembuhan istrinya–Ika Safitri, yang sedang mengalami sakit kelenjar tiroid. Selama kurang lebih 3 hari kedepan Supardi akan fokus untuk check-up pengobatan sang kasih.
Disela-sela kebersamaannya bersama sang istri, Pemain berusia 32 tahun itu ditanyai menyoal rencana keberlangsungan turnamen yang digagas independen oleh PT Liga Indonesia (PT. LI). Mereka menyebutnya Turnamen Super League (TSL) berupa turnamen yang berformat kompetisi satu musim ilegal di mata FIFA.
Menurutnya, TSL adalah opsi baik untuk pelaku sepak bola Indonesia yang kini sedang mengalami kevakuman karena tidak ada kompetisi. Pertandingan pasti dalam jangka waktu satu tahun adalah yang diharapkan oleh setiap pemain disisi pembekuan PSSI dan sanksi FIFA.
“Itu kan belum ada pembicaraan masih ada waktu, bagus untuk pemain memang itu yang kita semua harapkan maunya ada liga bukan sekedar turnamen yang sebenarnya enggak menguntungkan bagi pemain,” ulasnya.
Supardi tak ingin memikirkan bagaimana reka stakeholder PSSI atau Menpora menyelesaikan masalahnya. Para pemain hanya menginginkan ada kompetisi dan bertanding terjadwal disetiap pekannya. “Urusan FIFA, urusan orang atas itu (buat penyelesaiannya) ada yang kerja. Jangan 2 bulan 3 bulan berhenti turnamen, apapun itu namanya asal ada kompetisi bagi kami,” tukasnya.
Sayang, maksud dari PT LI menyelenggarakan turnamen terganjal izin Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Tersurat BOPI melalui nomor 001/BOPI/KU/I/2016 tanggal 5 Januari 2016, menyatakan permohonan PT. LI akan Liga di 2016 belum bisa dipenuhi lantaran tidak diikutsertakannya Tim Transisi bentukan Menpora.

Pemain yang sukses bersama Sriwijaya FC dan Persib Bandung, Supardi Nasir datang ke Bandung, Selasa (5/1) kemarin bersama sang istri. Nyatanya ia datang ke Bandung bukan untuk Persib, namun demi kesembuhan istrinya–Ika Safitri, yang sedang mengalami sakit kelenjar tiroid. Selama kurang lebih 3 hari kedepan Supardi akan fokus untuk check-up pengobatan sang kasih.
Disela-sela kebersamaannya bersama sang istri, Pemain berusia 32 tahun itu ditanyai menyoal rencana keberlangsungan turnamen yang digagas independen oleh PT Liga Indonesia (PT. LI). Mereka menyebutnya Turnamen Super League (TSL) berupa turnamen yang berformat kompetisi satu musim ilegal di mata FIFA.
Menurutnya, TSL adalah opsi baik untuk pelaku sepak bola Indonesia yang kini sedang mengalami kevakuman karena tidak ada kompetisi. Pertandingan pasti dalam jangka waktu satu tahun adalah yang diharapkan oleh setiap pemain disisi pembekuan PSSI dan sanksi FIFA.
“Itu kan belum ada pembicaraan masih ada waktu, bagus untuk pemain memang itu yang kita semua harapkan maunya ada liga bukan sekedar turnamen yang sebenarnya enggak menguntungkan bagi pemain,” ulasnya.
Supardi tak ingin memikirkan bagaimana reka stakeholder PSSI atau Menpora menyelesaikan masalahnya. Para pemain hanya menginginkan ada kompetisi dan bertanding terjadwal disetiap pekannya. “Urusan FIFA, urusan orang atas itu (buat penyelesaiannya) ada yang kerja. Jangan 2 bulan 3 bulan berhenti turnamen, apapun itu namanya asal ada kompetisi bagi kami,” tukasnya.
Sayang, maksud dari PT LI menyelenggarakan turnamen terganjal izin Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Tersurat BOPI melalui nomor 001/BOPI/KU/I/2016 tanggal 5 Januari 2016, menyatakan permohonan PT. LI akan Liga di 2016 belum bisa dipenuhi lantaran tidak diikutsertakannya Tim Transisi bentukan Menpora.

hadeuh….. eta tim transisi peudut hayang dianggap. nahrowi ramli oncom sia mah uruskeun we jil (jaringan iblis linglung) tong pipilueun ngurus bola