Sudah Saatnya Persib Kembali Mem-Bandung
Wednesday, 16 December 2015 | 18:18
Tak asing bagi telinga kita jika mendengar kata Persib Bandung, sebuah klub dengan milyaran cerita dan prestasi yang tak ternilai harganya bagi para Bobotoh khususnya warga Bandung. Tradisi turun temurunlah yang membuat semua kalangan usia mencintai tim berjuluk Pangeran Biru dan Maung Bandung tersebut. Sejak berdiri pada 14 Maret 1933, klub ini sudah didatangi berbagai pemain dari hampir seluruh penjuru negeri ini bahkan dari luar negeri.
Klub kebanggaan saya ini mempunyai tradisi hampir selalu menggunakan produk lokal dari Bandung dan Jawa Barat dan pemain asing bagi Persib pada era 60-90an pun sebutan bagi pemain dari luar Jawa Barat. Walaupun saat itu Persib pernah dilatih pelatih asal Polandia, Marek Janota untuk memoles para bibit muda generasi penerus Encas Tonif dkk.
Kompetisi Perserikatan adalah kemungkinan faktor yang membentuk karakter Persib untuk menggunakan jasa pemain lokal. Saya tidak bisa membayangkan jika klub ini mengikuti kompetisi Galatama yang hadir di era 1980-an yang sangat megah dan bertabur pemain bintang dalam dan luar negeri. Namun takdir saat itu berkata Persib harus 100% pemain lokal (baik asli Bandung, Jawa Barat maupun Indonesia).
Genderang Liga Indonesia I 1994-1995 yang dijuarai Persib saat itu mampu menjawab semua pertanyaan dengan embel-embel “pemain lokal tak kalah jagonya dengan pemain asing”. Namun perlahan pasti era reformasi negeri ini mulai membuka keran pemain luar Jawa Barat dan puncaknya pada 2003 tim Persib Maung Bandung resmi mengontrak pemain asing yang saat itu asal Polandia dengan alasan ingin mengembalikan kejayaan saat dilatih Marek Janota. Namun hasil berbalik, Persib hampir degradasi dan hanya beberapa pemain asli Jawa Barat yang memperkuat Persib saat itu (Udin Rafiudin, Dadang Sudrajat, Eka Santika, Suladi, Dadang Hidayat, Ruhiat, Aji Nurpijal)*koreksi jika salah.
Bertahun-tahun Liga bergulir dan hingga saat ini sebenarnya banyak sekali pemain jebolan SSB di Bandung, Suratin, Haornas maupun Persib U-21 yang masih bermain di klub lain namun pihak manajemen masih belum berani 100% untuk mengembalikan Persib Bandung benar-benar asli Bandung. Mungkin alasan prestasi dan daya tarik sponsor yang membuat PT Persib Bandung Bermartabat belum tertarik membawa pulang para pituin Bandung untuk bermain di klub idaman mereka sejak kecil ini.
Masih ingat kalian kepada Rizky Bagja, Dedi Haryanto, Anwarudin, Irwan Wijasmara, Erpina, Rudi Geofani, Munadi, Rendi Saputra, Ana Supriatna, Jajang Mulyana, Wildansyah ?? Itu adalah beberapa pemain binaan SSB dibawah Persib baik dari Persib Suratin, Persib Haornas dan Persib U-21 yang kini masih berkostum selain Persib. Mungkin alangkah baiknya kita serukan kepada manajemen bahwa kami sekarang butuh regenerasi, bukan sekedar prestasi. Apakah mereka harus merantau dahulu bertahun-tahun agar manajemen kepincut mendatangkan kembali ??
Penulis merupakan mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran dengan akun twitter dan instagram @faisaljadul

Tak asing bagi telinga kita jika mendengar kata Persib Bandung, sebuah klub dengan milyaran cerita dan prestasi yang tak ternilai harganya bagi para Bobotoh khususnya warga Bandung. Tradisi turun temurunlah yang membuat semua kalangan usia mencintai tim berjuluk Pangeran Biru dan Maung Bandung tersebut. Sejak berdiri pada 14 Maret 1933, klub ini sudah didatangi berbagai pemain dari hampir seluruh penjuru negeri ini bahkan dari luar negeri.
Klub kebanggaan saya ini mempunyai tradisi hampir selalu menggunakan produk lokal dari Bandung dan Jawa Barat dan pemain asing bagi Persib pada era 60-90an pun sebutan bagi pemain dari luar Jawa Barat. Walaupun saat itu Persib pernah dilatih pelatih asal Polandia, Marek Janota untuk memoles para bibit muda generasi penerus Encas Tonif dkk.
Kompetisi Perserikatan adalah kemungkinan faktor yang membentuk karakter Persib untuk menggunakan jasa pemain lokal. Saya tidak bisa membayangkan jika klub ini mengikuti kompetisi Galatama yang hadir di era 1980-an yang sangat megah dan bertabur pemain bintang dalam dan luar negeri. Namun takdir saat itu berkata Persib harus 100% pemain lokal (baik asli Bandung, Jawa Barat maupun Indonesia).
Genderang Liga Indonesia I 1994-1995 yang dijuarai Persib saat itu mampu menjawab semua pertanyaan dengan embel-embel “pemain lokal tak kalah jagonya dengan pemain asing”. Namun perlahan pasti era reformasi negeri ini mulai membuka keran pemain luar Jawa Barat dan puncaknya pada 2003 tim Persib Maung Bandung resmi mengontrak pemain asing yang saat itu asal Polandia dengan alasan ingin mengembalikan kejayaan saat dilatih Marek Janota. Namun hasil berbalik, Persib hampir degradasi dan hanya beberapa pemain asli Jawa Barat yang memperkuat Persib saat itu (Udin Rafiudin, Dadang Sudrajat, Eka Santika, Suladi, Dadang Hidayat, Ruhiat, Aji Nurpijal)*koreksi jika salah.
Bertahun-tahun Liga bergulir dan hingga saat ini sebenarnya banyak sekali pemain jebolan SSB di Bandung, Suratin, Haornas maupun Persib U-21 yang masih bermain di klub lain namun pihak manajemen masih belum berani 100% untuk mengembalikan Persib Bandung benar-benar asli Bandung. Mungkin alasan prestasi dan daya tarik sponsor yang membuat PT Persib Bandung Bermartabat belum tertarik membawa pulang para pituin Bandung untuk bermain di klub idaman mereka sejak kecil ini.
Masih ingat kalian kepada Rizky Bagja, Dedi Haryanto, Anwarudin, Irwan Wijasmara, Erpina, Rudi Geofani, Munadi, Rendi Saputra, Ana Supriatna, Jajang Mulyana, Wildansyah ?? Itu adalah beberapa pemain binaan SSB dibawah Persib baik dari Persib Suratin, Persib Haornas dan Persib U-21 yang kini masih berkostum selain Persib. Mungkin alangkah baiknya kita serukan kepada manajemen bahwa kami sekarang butuh regenerasi, bukan sekedar prestasi. Apakah mereka harus merantau dahulu bertahun-tahun agar manajemen kepincut mendatangkan kembali ??
Penulis merupakan mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran dengan akun twitter dan instagram @faisaljadul

minimal na 80% lah. cobi dipanggil deui: yudi khoerudin, aldi rinaldi ( CB ) Anggi endra permana, erianto ( WB ) suhandi, erwin ramdani (AMF/WINGER) rudi geovani (CF)
Asli bandung ge ari goreng mah percuma. Teu kudu kabeh asup, nu alus hungul weh, nu goreng mah piceun k batur keun.
kan hoyong nu loyal tea meureun kang, meh tiasa dibayar na ku endog kulub wungkul, skill alus atawa goreng mah nomer terakhir. hahhaa
Beda zaman euy….
Tonk alergi ku kemajuan, tetep lokal tp nu alus plus pemain nu hade skill & berjiwa persib teu paduli timana asal pemainna….
Kumaha oge urang kudu buka mata tonk kurung batokeun…
Rek skill goreng rek maena caleyu ai di tempa ku skill mah jeung ngarti asup persib jang naon. Pasti bisa!
Hidup lokal!
Kang beli ajh dutra am pedro kan mereka bagus maenya dari pada gk ada pemain asinh
lah ayeuna mah asupkeun bae pamaen lokal…da kompetisina oge euweuh dibekukeun ku FIFA DEUI…NAON LAH LIEUR….MENPORA MAH ANCUUURRR KOMPITISINA OGE
rek Sunda Rek Jawa Rek Betawi Rek Ambon Rek Bandung Rek Surabaya Rek Jakarta Rek Makassar Rek Palembang Rek Jayapura teu masalah, Apapun suku bangsanya nu penting si pemain Jebolan Akademi Persib. sudah waktunya Go Internasional. contohna emang pemain akademi Barcelona orang Barcelona oge??? Messi org Argentina sanes Barcelona/spanyol. Sudah waktunya Persib Punya Akademi di bawah Persib-21. Jebolan Akademi Persib -> Persib U-21 -> Persib Senior. Insya Allah Persib Maju Ngarajaan Indonesia Bahkan Asia. Amin
Pemain lokal bandung dulu berlabel timnas kang. Cokot mah pemain lokal berlabel timnas
Wajib eta mah
persib meunang