Si Jalak Harupat, Dua Bulan yang Terlewat
Tuesday, 28 July 2015 | 12:17
Hari ini tanggal 27 Juli 2015, bertepatan dengan 2 bulan sudah PERSIB berlibur dari segala aktivitas persepakbolaan. Karena tepat 2 bulan yang lalu, tanggal 27 mei 2015 PERSIB harus menjalani laga terakhirnya di AFC CUP karena kalah 0-2 dari Kitchee SC tim asal Hongkong.
27 MEI 2015
Hari itu, setelah saya mengambil tiket di Sulanjana, saya langsung bergegas menuju stadion. Jalan menuju Soreang saat itu tidak terlalu padat seperti saat menjelang pertandingan melawan Semen Padang. Antusiasme para bobotoh tak sebesar disaat laga perdana. Mungkin karena pertandingan digelar di hari kerja. Setelah sampai di stadion, saya langsung bergegas menuju Mushola Stadion yang terletak di dekat pintu masuk. Mushola itu tampak bersih dan terawat dan air pun tersedia sangat banyak. Berikut juga toiletnya, dan saya rasa toilet Mushola ini satu-satunya yang bisa dipakai oleh suporter di Stadion.
Karena ketika kita masuk ke dalam tribun, toilet-toilet di dalam terkunci rapat dan tak bisa dimasuki,. Ada beberapa spot yang ketika dilewati tercium bau yang sangat pesing. Wajar jika mereka membuat tempat tersembunyi itu bau karena toilet yang mereka perlukan masih terkunci rapat. Ironis. Dan begitu juga dengan lantai stadion yang sangat kotor kecuali di dalam locker room dan tribun VVIP.
Dan setelah masuk ke dalam tribun dan memilih kursi yang pas tampak pemandangan seperti ini.

Banyak kursi-kursi di tribun yang rusak parah, ada yang hancur, miring, bautnya lepas dan ada pula yang sudah tidak ada ditempatnya lagi. Konon kursi-kursi ini terbilang masih baru di jalak harupat dan baru dipasang menjelang Porda Jabar beberapa tahun lalu. Sangat disayangkan stadion yang satu-satunya yang bisa digunakan oleh PERSIB untuk menggelar pertandingan memiliki fasilitas yang buruk. Padahal tiket pertandingan setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan harga. Namun fasilitas yang didapat tetap begitu saja. Kenyamanan hanya didapat oleh para pemain dan tamu VVIP saja yang dimanjakan oleh kebersihan stadion.
Selain masalah fasilitas dan kebersihan masalah keamanan pun masih kurang. Masih banyak terjadi penonton gelap yang masuk tribun setelah babak pertama. Karena saat waktu istirahat pertandingan tak ada penjagaan di pintu masuk sama sekali. Seperti saat melawan Semen Padang saat istirahat pertandingan tribun timur tiba-tiba membludak dan menghimpit para penonton yang sudah MEMBAYAR TIKET. Para penonton gelap ini bisa terindikasi dengan baju mereka yang basah karena mereka hujan-hujanan menunggu di luar tribun hingga para penjaga itu pergi dari pintu masuk. Dan mereka tidak memperdulikan para suporter yang sudah membayar, di pikiran mereka hanya satu, melihat pertandingan dengan GRATIS.
Dan anehnya, tidak ada satupun yang berani mengusir mereka, padahal jumlah mereka kalah banyak dengan suporter yang membayar. Mungkin para suporter segan untuk mengusir mereka karena segan dengan penampilan mereka yang tak serapih suporter yang membayar. Para penyusup ini cerdik karena mereka memilih tribun yang ada atapnya (barat-timur) agar mereka tidak kehujanan lagi. Ini tampak terlihat karena di tribun Utara-Selatan jumlah penonton tak bertambah signifikan. Penambahan justru terjadi di tribun Barat dan Timur.
Solusi
Dengan munculnya kabar baik yang mengatakan Turnamen Piala Indonesia Satu akan digelar mulai 30 Agustus 2015 dan menunjuk Bandung menjadi salah satu tuan rumah turnamen, Persib harus mulai bergegas mempersiapkan diri. Tak hanya tim PERSIB saja, namun begitupun juga panpel.
Untuk mengatasi kursi yang rusak di tribun, panpel dan pengelola stadion harus segera berkoordinasi untuk segera memperbaiki dan mengganti kursi yang rusak. Karena tiket pertandingan dijual sesuai dengan jumlah kursi awal yang tersedia di tribun. Dengan adanya kursi yang rusak tentunya mengurangi kapasitas tribun.
Untuk masalah toilet dan kebersihan lantai, solusinya cukup mudah. Yaitu dengan cara membuka semua pintu toilet di tribun dan menyediakan penjaga toliet dan petugas kebersihan untuk menjaga kebersihan toilet dan lantai sebelum, saat dan setelah pertandingan usai. Memang dengan cara ini panpel harus menyediakan tenaga tambahan dan biaya ekstra, namun demi kenyamanan para suporter yang membayar harusnya apa yang dibayar sesuai dengan yang diterima. Betul tidak??
Nah untuk masalah mengatasi para penyusup, memang sebelum laga dimulai penjagaan memang sangat ketat, karena melibatkan Polisi dan Tentara. Namun para aparat ini harus tetap disiagakan di pintu masuk sebelum ,saat hingga akhir pertandingan berlangsung. Saya yakin meski cuman 2 aparat yang siaga di depan pintu masuk saat pertandingan berlangsung para penyusup tidak akan berani melawan aparat yang membawa senjata.
Saya yakin jika panpel melakukan hal2 diatas para suporter akan tertib seperti di luar negeri. Dan akan merasa nyaman dan puas karena apa yang telah mereka bayar sesuai dengan apa yang mereka terima. Mari bersinergi untuk Sepakbola Indonesia yang lebih baik. Hidup PERSIB!!!!
Penulis adalah seorang mahasiswa Akuntansi dan juga seorang Bobotoh yang sedang menyiapkan sebuah buku tentang Sepakbola dan masih berakun twitter di @Aldipratama10

Hari ini tanggal 27 Juli 2015, bertepatan dengan 2 bulan sudah PERSIB berlibur dari segala aktivitas persepakbolaan. Karena tepat 2 bulan yang lalu, tanggal 27 mei 2015 PERSIB harus menjalani laga terakhirnya di AFC CUP karena kalah 0-2 dari Kitchee SC tim asal Hongkong.
27 MEI 2015
Hari itu, setelah saya mengambil tiket di Sulanjana, saya langsung bergegas menuju stadion. Jalan menuju Soreang saat itu tidak terlalu padat seperti saat menjelang pertandingan melawan Semen Padang. Antusiasme para bobotoh tak sebesar disaat laga perdana. Mungkin karena pertandingan digelar di hari kerja. Setelah sampai di stadion, saya langsung bergegas menuju Mushola Stadion yang terletak di dekat pintu masuk. Mushola itu tampak bersih dan terawat dan air pun tersedia sangat banyak. Berikut juga toiletnya, dan saya rasa toilet Mushola ini satu-satunya yang bisa dipakai oleh suporter di Stadion.
Karena ketika kita masuk ke dalam tribun, toilet-toilet di dalam terkunci rapat dan tak bisa dimasuki,. Ada beberapa spot yang ketika dilewati tercium bau yang sangat pesing. Wajar jika mereka membuat tempat tersembunyi itu bau karena toilet yang mereka perlukan masih terkunci rapat. Ironis. Dan begitu juga dengan lantai stadion yang sangat kotor kecuali di dalam locker room dan tribun VVIP.
Dan setelah masuk ke dalam tribun dan memilih kursi yang pas tampak pemandangan seperti ini.
Banyak kursi-kursi di tribun yang rusak parah, ada yang hancur, miring, bautnya lepas dan ada pula yang sudah tidak ada ditempatnya lagi. Konon kursi-kursi ini terbilang masih baru di jalak harupat dan baru dipasang menjelang Porda Jabar beberapa tahun lalu. Sangat disayangkan stadion yang satu-satunya yang bisa digunakan oleh PERSIB untuk menggelar pertandingan memiliki fasilitas yang buruk. Padahal tiket pertandingan setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan harga. Namun fasilitas yang didapat tetap begitu saja. Kenyamanan hanya didapat oleh para pemain dan tamu VVIP saja yang dimanjakan oleh kebersihan stadion.
Selain masalah fasilitas dan kebersihan masalah keamanan pun masih kurang. Masih banyak terjadi penonton gelap yang masuk tribun setelah babak pertama. Karena saat waktu istirahat pertandingan tak ada penjagaan di pintu masuk sama sekali. Seperti saat melawan Semen Padang saat istirahat pertandingan tribun timur tiba-tiba membludak dan menghimpit para penonton yang sudah MEMBAYAR TIKET. Para penonton gelap ini bisa terindikasi dengan baju mereka yang basah karena mereka hujan-hujanan menunggu di luar tribun hingga para penjaga itu pergi dari pintu masuk. Dan mereka tidak memperdulikan para suporter yang sudah membayar, di pikiran mereka hanya satu, melihat pertandingan dengan GRATIS.
Dan anehnya, tidak ada satupun yang berani mengusir mereka, padahal jumlah mereka kalah banyak dengan suporter yang membayar. Mungkin para suporter segan untuk mengusir mereka karena segan dengan penampilan mereka yang tak serapih suporter yang membayar. Para penyusup ini cerdik karena mereka memilih tribun yang ada atapnya (barat-timur) agar mereka tidak kehujanan lagi. Ini tampak terlihat karena di tribun Utara-Selatan jumlah penonton tak bertambah signifikan. Penambahan justru terjadi di tribun Barat dan Timur.
Solusi
Dengan munculnya kabar baik yang mengatakan Turnamen Piala Indonesia Satu akan digelar mulai 30 Agustus 2015 dan menunjuk Bandung menjadi salah satu tuan rumah turnamen, Persib harus mulai bergegas mempersiapkan diri. Tak hanya tim PERSIB saja, namun begitupun juga panpel.
Untuk mengatasi kursi yang rusak di tribun, panpel dan pengelola stadion harus segera berkoordinasi untuk segera memperbaiki dan mengganti kursi yang rusak. Karena tiket pertandingan dijual sesuai dengan jumlah kursi awal yang tersedia di tribun. Dengan adanya kursi yang rusak tentunya mengurangi kapasitas tribun.
Untuk masalah toilet dan kebersihan lantai, solusinya cukup mudah. Yaitu dengan cara membuka semua pintu toilet di tribun dan menyediakan penjaga toliet dan petugas kebersihan untuk menjaga kebersihan toilet dan lantai sebelum, saat dan setelah pertandingan usai. Memang dengan cara ini panpel harus menyediakan tenaga tambahan dan biaya ekstra, namun demi kenyamanan para suporter yang membayar harusnya apa yang dibayar sesuai dengan yang diterima. Betul tidak??
Nah untuk masalah mengatasi para penyusup, memang sebelum laga dimulai penjagaan memang sangat ketat, karena melibatkan Polisi dan Tentara. Namun para aparat ini harus tetap disiagakan di pintu masuk sebelum ,saat hingga akhir pertandingan berlangsung. Saya yakin meski cuman 2 aparat yang siaga di depan pintu masuk saat pertandingan berlangsung para penyusup tidak akan berani melawan aparat yang membawa senjata.
Saya yakin jika panpel melakukan hal2 diatas para suporter akan tertib seperti di luar negeri. Dan akan merasa nyaman dan puas karena apa yang telah mereka bayar sesuai dengan apa yang mereka terima. Mari bersinergi untuk Sepakbola Indonesia yang lebih baik. Hidup PERSIB!!!!
Penulis adalah seorang mahasiswa Akuntansi dan juga seorang Bobotoh yang sedang menyiapkan sebuah buku tentang Sepakbola dan masih berakun twitter di @Aldipratama10
