Sering Ditanya Soal Persib, Janur Merasa Canggung
Monday, 13 July 2015 | 21:00
Pria yang berperan besar ketika mengakhiri dahaga gelar Persib Bandung selama 19 tahun, Jajang Nurjaman saat ini sudah tidak lagi terdaftar sebagai nahkoda Maung Bandung. Meski begitu banyak dari bobotoh serta wartawan yang masih menanyakan soal Persib kepadanya. Janur pun mengaku dia cukup canggung saat diminta keterangan seputaran mantan timnya. Dia bersama awak tim lainnya memang sudah diputus kontrak sejak 15 Mei lalu oleh manajemen.
Pria asal Majalengka itu pun sadar diri untuk mengeluarkan pernyatan yang hanya sesuai porsinya. “Ya ada kerasa kagok lah, karena saya sekarang posisinya sebagai mantan pelatih kan. Tapi tetap saya coba menjawabnya dengan yang proporsional saja,” ungkap Janur ketika dijumpai di Stadion Persib, Minggu (12/7).
Kendati demikian bapak 4 anak itu mengaku tersanjung karena para bobotoh masih mengelu-elukan dirinya. Meski secara status dia sudah bukan pelatih Maung Bandung. Terbukti Janur masih menjadi magnet bagi bobotoh untuk diminta tandatangan dan berfoto bersama ketika datang ke Stadion Persib untuk menyaksikan Liga Ngabuburit.
“Tapi masih punya perasaan bangga, mereka (bobotoh) masih ada perhatian,” lanjut pria berusia 57 tahun tersebut.
Disebut olehnya situasi itu wajar terjadi karena pembubaran Persib serta pemutusan hubungan kerja dia dengan manajemen bukan karena merosotnya prestasi. Hanya saja vakumnya kompetisi nasional memaksa skuatnya bubar. Bahkan menurut Janur suasana tim hingga terakhir mereka berkumpul masih kondusif.
“Karena memang tim kita masih dalam keadaan baik, berhentinya karena situasi dan keadaan yang memaksa,” pungkas Janur.

Pria yang berperan besar ketika mengakhiri dahaga gelar Persib Bandung selama 19 tahun, Jajang Nurjaman saat ini sudah tidak lagi terdaftar sebagai nahkoda Maung Bandung. Meski begitu banyak dari bobotoh serta wartawan yang masih menanyakan soal Persib kepadanya. Janur pun mengaku dia cukup canggung saat diminta keterangan seputaran mantan timnya. Dia bersama awak tim lainnya memang sudah diputus kontrak sejak 15 Mei lalu oleh manajemen.
Pria asal Majalengka itu pun sadar diri untuk mengeluarkan pernyatan yang hanya sesuai porsinya. “Ya ada kerasa kagok lah, karena saya sekarang posisinya sebagai mantan pelatih kan. Tapi tetap saya coba menjawabnya dengan yang proporsional saja,” ungkap Janur ketika dijumpai di Stadion Persib, Minggu (12/7).
Kendati demikian bapak 4 anak itu mengaku tersanjung karena para bobotoh masih mengelu-elukan dirinya. Meski secara status dia sudah bukan pelatih Maung Bandung. Terbukti Janur masih menjadi magnet bagi bobotoh untuk diminta tandatangan dan berfoto bersama ketika datang ke Stadion Persib untuk menyaksikan Liga Ngabuburit.
“Tapi masih punya perasaan bangga, mereka (bobotoh) masih ada perhatian,” lanjut pria berusia 57 tahun tersebut.
Disebut olehnya situasi itu wajar terjadi karena pembubaran Persib serta pemutusan hubungan kerja dia dengan manajemen bukan karena merosotnya prestasi. Hanya saja vakumnya kompetisi nasional memaksa skuatnya bubar. Bahkan menurut Janur suasana tim hingga terakhir mereka berkumpul masih kondusif.
“Karena memang tim kita masih dalam keadaan baik, berhentinya karena situasi dan keadaan yang memaksa,” pungkas Janur.
