(Seri Persib vs Raksasa Eropa) Persib Dihajar Setengah Lusin oleh PSV Eindhoven
Saturday, 27 June 2020 | 19:18
Sepak terjang Persib Bandung bukan hanya dikenal sebagai klub yang terpandang di Indonesia, namun nama besarnya juga menjadi magnet untuk tim-tim elit Eropa. Terbukti banyak tim benua Biru yang sengaja bertandang ke Indonesia khususnya Bandung untuk menjajal kekuatan Persib. Salah satunya adalah PSV Eindhoven pada tahun 1987 lalu.
Berlokasi di Stadion Siliwangi, 11 Juni 1987, tribun stadion berkapasitas 25 ribu pasang mata penuh oleh Bobotoh yang datang. Bukan hanya ingin menyaksikan skuat asuhan Nandar Iskandar beraksi, lawan yang akan dihadapi juga bukan tim sembarangan. Jagoan asal Belanda bertandang dengan komposisi pemain terbaik mereka.
Maung Bandung menunggu raksasa Eropa tersebut dengan status sebagai juara Perserikatan 1986 dan sedang menjadi klub terpandang di Indonesia. Adjat Sudrajat, Adeng Hudaya, Dede Iskandar, Yudi Guntara, Sukowiyono adalah deretan punggawa Persib yang disiapkan untuk meladeni armada PSV Eindhoven. Sayang Robby Darwis tidak bisa tampil di laga ini.

Selain itu pemain bintang dengan reputasi pemain termahal saat itu, Ruud Gullit juga hadir untuk meladeni Maung Bandung. Laga ini bukan laga uji coba biasa tetapi sebagai ajang persiapan PSV di kompetisi Belanda dan Eropa untuk musim 1987/1988. Maka dari itu mereka tetap serius menatap pertandingan melawan Persib.
Benar saja, PSV langsung tancap gas sejak menit pertama dan Gullit pun langsung dipasang sebagai juru gedor. Organisasi permainan yang dikomandoi Ronald Koeman juga membuat Persib dipaksa tidak berkutik. Apalagi untuk melancarkan serangan ke pertahanan PSV yang dikawal Eric Gerets, Adjat Sudrajat seolah kehilngan tajinya.
Baru berusia 8 menit, PSV sudah mampu unggul melalui sang kapten, Rene Van Der Gijp. Tak lama berselang, Eric Viscaal menggandakan keunggulan di menit 15. Pemilik lima caps timnas Belanda itu pun kembali menambah margin keunggulan atas tuan rumah pada menit 40. Separuh pertandingan, PSV sudah unggul 3-0 dari Persib.
Kendati PSV unggul tiga gol tapi Ruud Gullit di laga ini tidak bisa berbuat banyak dan mencetak gol ke gawang Persib. Dia akhirnya ditarik keluar oleh Guus Hiddink untuk memasukan G Vanenburg. Pergantian ini sempat disayangkan oleh seisi stadion karena banyak juga yang datang untuk melihat aksi bintang negeri kincir angin tersebut.
Ditarikkeluarnya Gullit tidak membuat PSV kehilangan tajinya. Malah Viscaal yang kembali mampu menyarangkan gol dan membukukan hattrick di pertandingan ini. Pemain muda profesional terbaik musim 1988/1989 ini menjadi momok menakutkan bagi pertahanan Persib dan lewat golnya pada menit ke-51.
Kemenangan setengah lusin PSV disempurnakan oleh pemain pengganti Jurrie Koolhof pada menit 58 dan 63. Sempat ada beberapa percobaan dari pemain Persib untuk memperkecil kedudukan di babak kedua namun belum ada yang membuahkan hasil. Hingga peluit panjang dibunyikan, tidak ada gol tambahan tercipta.
Kemenangan ini menjadi salah satu awalan PSV dalam kampanye merebut gelar juara pada musim 1987/1988 alias musim paling sempurna dalam sejarah klub. Karena di akhir musim pasca tur ke Indonesia, PSV meraih gelar treble usai menjadi juara di Eredivise, KNVB Cup dan Liga Champions Eropa.

Sepak terjang Persib Bandung bukan hanya dikenal sebagai klub yang terpandang di Indonesia, namun nama besarnya juga menjadi magnet untuk tim-tim elit Eropa. Terbukti banyak tim benua Biru yang sengaja bertandang ke Indonesia khususnya Bandung untuk menjajal kekuatan Persib. Salah satunya adalah PSV Eindhoven pada tahun 1987 lalu.
Berlokasi di Stadion Siliwangi, 11 Juni 1987, tribun stadion berkapasitas 25 ribu pasang mata penuh oleh Bobotoh yang datang. Bukan hanya ingin menyaksikan skuat asuhan Nandar Iskandar beraksi, lawan yang akan dihadapi juga bukan tim sembarangan. Jagoan asal Belanda bertandang dengan komposisi pemain terbaik mereka.
Maung Bandung menunggu raksasa Eropa tersebut dengan status sebagai juara Perserikatan 1986 dan sedang menjadi klub terpandang di Indonesia. Adjat Sudrajat, Adeng Hudaya, Dede Iskandar, Yudi Guntara, Sukowiyono adalah deretan punggawa Persib yang disiapkan untuk meladeni armada PSV Eindhoven. Sayang Robby Darwis tidak bisa tampil di laga ini.
Selain itu pemain bintang dengan reputasi pemain termahal saat itu, Ruud Gullit juga hadir untuk meladeni Maung Bandung. Laga ini bukan laga uji coba biasa tetapi sebagai ajang persiapan PSV di kompetisi Belanda dan Eropa untuk musim 1987/1988. Maka dari itu mereka tetap serius menatap pertandingan melawan Persib.
Benar saja, PSV langsung tancap gas sejak menit pertama dan Gullit pun langsung dipasang sebagai juru gedor. Organisasi permainan yang dikomandoi Ronald Koeman juga membuat Persib dipaksa tidak berkutik. Apalagi untuk melancarkan serangan ke pertahanan PSV yang dikawal Eric Gerets, Adjat Sudrajat seolah kehilngan tajinya.
Baru berusia 8 menit, PSV sudah mampu unggul melalui sang kapten, Rene Van Der Gijp. Tak lama berselang, Eric Viscaal menggandakan keunggulan di menit 15. Pemilik lima caps timnas Belanda itu pun kembali menambah margin keunggulan atas tuan rumah pada menit 40. Separuh pertandingan, PSV sudah unggul 3-0 dari Persib.
Kendati PSV unggul tiga gol tapi Ruud Gullit di laga ini tidak bisa berbuat banyak dan mencetak gol ke gawang Persib. Dia akhirnya ditarik keluar oleh Guus Hiddink untuk memasukan G Vanenburg. Pergantian ini sempat disayangkan oleh seisi stadion karena banyak juga yang datang untuk melihat aksi bintang negeri kincir angin tersebut.
Ditarikkeluarnya Gullit tidak membuat PSV kehilangan tajinya. Malah Viscaal yang kembali mampu menyarangkan gol dan membukukan hattrick di pertandingan ini. Pemain muda profesional terbaik musim 1988/1989 ini menjadi momok menakutkan bagi pertahanan Persib dan lewat golnya pada menit ke-51.
Kemenangan setengah lusin PSV disempurnakan oleh pemain pengganti Jurrie Koolhof pada menit 58 dan 63. Sempat ada beberapa percobaan dari pemain Persib untuk memperkecil kedudukan di babak kedua namun belum ada yang membuahkan hasil. Hingga peluit panjang dibunyikan, tidak ada gol tambahan tercipta.
Kemenangan ini menjadi salah satu awalan PSV dalam kampanye merebut gelar juara pada musim 1987/1988 alias musim paling sempurna dalam sejarah klub. Karena di akhir musim pasca tur ke Indonesia, PSV meraih gelar treble usai menjadi juara di Eredivise, KNVB Cup dan Liga Champions Eropa.
