
Pasca ditinggalkan Jaya Hartono pada pertengahan musim 2009/2010 Persib hobi melakukan pergantian pelatih. Musim selanjutnya (2010/2011) sampai-sampai mereka melakukan tiga kali pergantian pelatih dari tangan Daniel Darko Janakovic ke Jovo Cuckovic, lalu ke tangan Daniel Roekito.
Musim selanjutnya pula, manajemen mendatangkan pelatih berkebangsaan Kroasia, Drago Mamic. Mari kita berbicara tentang musim Mamic di Persib hingga ia tak tahan dengan segala tekanan yang ada.
Mamic datang ke Persib dengan modal pengalamannya melatih di kawasan Asia Tenggara. Pernah melatih klub Malaysia Sabah FA, lalu menangani Tim Nasional Myanmar. Hal itu yang jadi dasar alasan manajemen menunjuknya menangani Hariono cs.
Musim itu manajemen Persib terbilang jor-joran. Para pemain bintang level timnas didatangkan, M Nasuha, Zulkifli Syukur, M Ilham, dan Aliyudin. Pada sektor pemain asing Robby Gaspar gelandang berpengalaman Australia, dan Moses Sakyi yang lama di Liga Turki dan Portugal juga melengkapi kekuatan.
Mamic menjawab tantangan, membawa Persib menyapu bersih dua laga kandang pembuka, juga tak terkalahkan dalam enam pertandingan awal di musim tersebut. Langkah Persib di bawah komando Mamic memang cukup menjanjikan.
Kekalahan pertama timnya diderita ketika bertandang ke markas Mitra Kukar. Persib juga berhasil mengalahkan Persija 1-0 melalui gol semata wayang yang dilesakkan Miljan Radovic dari titik putih.

Kursi pelatih mulai digoyang, Mamic mulai tak nyaman dengan banyak tekanan, perbedaan pendapat, dan campur tangan. Persib alami kekalahan besar beruntun di Papua dipukul Persiwa 3-0, digunduli Persipura 4-0. Sempat bangkit di kandang, mereka jatuh lagi di tandang dengan dua kekalahan dari Persegres dan Persiba.
Target lima besar di akhir putaran pertama tak mampu diraih, Persib tercecer di posisi 7 klasemen. Mamic akhirnya mengundurkan diri atas situasi tersebut di jeda kompetisi menuju putaran kedua. Posisinya digantikan Roby Darwis.
Di balik pengundurannya, Mamic merasa tak gagal menukangi klub kebanggaan Bobotoh. Menurutnya Maung Bandung saat itu masih dalam jalur yang benar untuk menuntaskan musim dengan berada di papan atas liga.
“Untuk mengukurnya maka harus ada bahan pembanding. Di sini yaitu prestasi tim musim lalu pada periode yang sama dimana jika dilihat dari berbagai aspek, maka tim ini mengalami kemajuan,” ungkap Mamic saat itu.
“Ini adalah proses yang sangat bagus apalagi tim ini baru dibentuk dalam waktu singkat, baru empat bulan,” jelasnya.
“Dan harus dilihat juga bahwa kita sudah melewati jadwal kompetisi yang terberat di putaran pertama. Sementara di putaran kedua jadwal kita sudah lebih ringan. Saya masih yakin kita akan bisa mendapat lebih dari 32 poin sementara tim-tim lain akan mendapat jadwal yang lebih berat,” tuntasnya.
Komentar Bobotoh