

Sergio merayakan gol ke gawang PSM, Bandung, 2016
Serginho van Dijk, satu nama yang bisa dibilang jadi perekrutan terbaik Persib Bandung 2013. Ia didatangkan dari klub Australia Adelaide United setelah mengalami krisis gol di A-League dalam dua musim terakhir.
Van Dijk justru moncer kembali dalam perjalanan baru karirnya di sepakbola Indonesia. Bersama Persib dirinya jadi mesin gol utama. Saking gemilang ia mampu menyamai torehan 21 gol dalam semusim milik Sutiono Lamso (1994/1995), rekor yang tak tersentuh selama lebih dari 15 musim.
Persib yang sudah memiliki lima pemain asing diantaranya Abanda Herman, Nasser Alsebai, Mbida Messi, Kenji Adacihara dan Herman Dzumafo. Serginho ‘Sergio’ van Dijk yang kental berdarah Belanda, merapat ke Persib dengan status pemain naturalisasi. Sebuah keuntungan tentunya untuk tim mana pun yang memiliki.
Pemain berkepala pelontos itu tak perlu beradaptasi lama bermain untuk klub kebanggaan Bandung Jawa Barat. Di bawah arahan pelatih Djadjang Nurdjaman ia berhasil mencatatkan namanya di papan skor dalam debut melawan Persisam Samarinda di Stadion Segiri (16/2/2021).
Masuk sebagai pemain pengganti, ia memaksimalkan umpan Dzumafo untuk dikonversi menjadi gol. Sayang golnya tak menyelamatkan Maung Bandung dari kekalahan. Adalah satu pembuktian individu dari pemain kelahiran Assen Belanda tersebut.
Catatan golnya berlanjut ke penampilan ketiga saat Persib bermain home di Stadion Siliwangi Bandung melawan PSPS Pekanbaru (27/2/2013),. Sumbangsih satu golnya membawa Persib menang 4-1.
Pembuktian kian nyata ketika Sergio dan kolega menghadapi partai besar di Si Jalak Harupat melawan Persija Jakarta (3/3/2013). Brace dilakukan, salah satu gol spektakuler dari luar kotak penalti diciptakannya, menjadi salah satu gol yang paling diingat Bobotoh bila menyebut nama Sergio. Persib menang 3-1 atas Macan Kemayoran.

Selebrasi Sergio usai menjebol gawang Persija, Bandung, 2013
Sepanjang penampilannya bersama Persib musim 2013, Sergio gagal mencetak hattrick dalam sebuah pertandingan. Namun jumlah golnya musim itu menyamai rekor 21 gol dalam semusim yang dipegang penyerang Persib musim pertama (1994/1995) saat juara, Sutiono Lamso. SvD menjadi mesin gol selama Liga 2013, sayang ia kalah perolehan gol dengan top scorer liga, Boaz Solossa, di akhir kompetisi.
Musim pertamanya di Persib berjalan sukses untuk catatan individu. Sorotan tajam, kesan positif dari media, beberapa kali menjadi headline surat kabar, melambungkan kembali namanya di kancah sepakbola Asia. SvD diduga tergoda mendapat tawaran klub asal Iran Sepahan SC.
Dalam laporan Simamaung, 10 Desember 2013 yang mengutip website resmi Sepahan.ir mengumumkan sang pemain tiba di Teheran untuk langsung melakukan tes medis di klub Sepahan SC. Ia pun diresmikan tim Iran tersebut pasca lolos tes.
Persib terpaksa melepasnya di awal musim 2014, padahal Sergio sempat mengikuti persiapan pra musim Djadjang Nurdjaman. Djanur bahkan sudah merasakan gelagat tidak betah pemain berada di tim saat TC Ciamis.
“Yang pasti dia pernah ngomong ke saya bahwa dia akan pergi waktu kemarin di Ciamis. Saya sudah dengar kabar ia ingin pindah sejak sekitar sebulan lalu. Akhirnya waktu di Ciamis saya tanya ke dia dan akhirnya dia mau ngomong ke saya. Sejak mulai latihan TC di Ciamis juga sudah kelihatan dia tidak betah karena waktu latihan pun dia sering milih-milih,” papar Djanur pada (5/12/2013).
Kehilangan, sudah pasti. Bagaimana Persib bergantung kepada mesin gol mereka sampai-sampai Djanur menyeleksi belasan striker untuk menggantikan sosoknya.
Berkelana ke Iran, Thailand (Suphanburi), Australia (Adelaide United), bersamaan dengan dinamika perubahan di tubuh Persib, nama Sergio van Dijk kembali muncul di Bandung awal tahun 2016.
Chapter two SvD, kesempatan kedua Sergio untuk Maung Bandung di bawah arahan pelatih Dejan Antonic. Menjajal turnamen non resmi di Indonesian Soccer Championship (ISC) pasca PSSI disanksi FIFA karena perselisihan federasi dan pemerintah di 2015.
Ia sebenarnya mampu berada di lima besar daftar pencetak gol terbanyak Persib sepanjang sejarah. Sayang kedatangannya ke Persib musim 2016 itu tak diperhitungkan karena kompetisi bersifat non resmi. Padahal pada musim tersebut SvD berhasil mencetak 12 gol.
Pun musim liga 2017 ia berkutat dengan cedera lutut yang diterimanya saat turnamen pra musim Piala Presiden. Sial, dirinya tak maksimal di liga dan hanya diturunkan tiga kali. Ia memutuskan keluar dari tim mengambil tindakan medis dengan operasi lutut di Belgia. Kondisi demikian yang membuat chapter two SvD di Bandung berakhir kusam dan muram.

Sergio saat menerima perawatan di partai melawan Barito Putra, Bandung, 2017
Praktis sang mesin gol hanya memiliki musim terbaiknya di Liga Indonesia pada musim 2013, semusim untuk selamanya. Sebagai pemain naturalisasi di Persib ia tergolong salah satu sosok tersukses dibanding pemain naturalisasi yang pernah dimiliki Maung Bandung. 21 gol dan menempatkan Persib di posisi 4 besar klasemen akhir 2013. Ia kini gantung sepatu sejak 2018 mendalami dunia agen pemain profesional di Belanda.
Ditulis oleh Adil Nursalam, jurnalis Simamaung, berakun Twitter @yasseradil dan Instagram @yasser_adil.
Komentar Bobotoh