Sembilan Pemain Tidak Masuk DSP, Ini Komentar Manajer Persib U-21
Sunday, 01 June 2014 | 11:52
Persib Bandung U-21 sudah dipastikan tidak bisa lolos dari fase grup setelah dikalahkan Pelita Bandung Raya U-21, 0-4, di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (31/5) malam. Maung Ngora sudah tidak mungkin mengejar perolehan angka dari 2 tim teratas klasemen Grup I Zona Jawa, Sriwijaya FC U-21 dan Semen Padang U-21. Jatah tiket melaju ke fase selanjutnya adalah 2 tim dari grup ini.
Namun dalam pertandingan semalam, tidak tercantum 9 pemain Persib U-21 dalam Daftar Susunan Pemain (DSP). Padahal, beberapa diantaranya adalah pemain yang reguler tampil sebagai starter. Sebut saja sang kapten Abdul Aziz, Gian Zola dan Febri Hariyadi.
Tersiar kabar bahwa 9 pemain ini dihukum oleh sang pelatih, Jaino Matos, karena tampil membela tim Porda Kota Bandung dalam sebuah laga ujicoba, tanpa ijin dari pelatih dan manajemen Persib U-21. Terkait hal tersebut, manajer tim Yoyo S Adiredja memberikan klarifikasi dalam konferensi pers usai laga kemarin.
“Menurut saya sih secara individu (kemampuan pemain) sama. Kalau 9 orang tidak main, itu karena mereka perlu istirahat. Beberapa pemain main di tim lain, ada yang main di sekolahnya (Liga Pelajar Indonesia). Tidak ada kata skorsing. Mereka tidak diberi surat skorsing. Hanya diistirahatkan saja karena memang bisa overwork,” jelasnya.
Yoyo menambahkan bahwa pada Jumat lalu pemain sudah digenjot latihan fitnes. Namun ia mendapat kabar bahwa beberapa pemain terlibat dalam pertandingan pada sore harinya. Yoyo mengatakan bahwa Jaino tidak ingin memaksakan kerja otot pemain secara berlebihan jika harus kembali tampil dalam pertandingan melawan PBR U-21.
“Coach mengistirahatkan supaya mereka tidak rusak. Kalau dihantam lagi, bisa rusak. Kita kan niatnya membina,” sambung Yoyo.
Sementara itu, terkait hasil pertandingan yang membuat peluang Persib U-21 untuk lolos kini tertutup rapat, Yoyo mengatakan bahwa anak asuhnya sudah berusaha maksimal. Namun hasil pertandingan menunjukkan timnya kalah telak dari rekan sekota, 0-4.
“Ya hasilnya seperti itu. Anak-anak sudah berusaha. Tapi ada keinginan untuk memperoleh kemenangan, jadi itu yang menjadi beban. Sekarang ga ada lagi (peluang), angkanya sudah tidak terkejar,” sahut Yoyo.
Target tim untuk keluar sebagai 2 besar dan melaju ke fase selanjutnya sudah kandas. Kendati demikian, Yoyo tetap menaruh harapan besar kepada para pemain Maung Ngora karena rata-rata usia pemain baru 17 tahun.
“Ini kan anak-anak 17 tahun. Kita kan ga forsir. Seperti dikatakan di awal, anak-anak ini kan proyeksinya untuk menyumbang pemain ke Persib senior. Tim ini U-21, tapi tetap Diklat Persib,” tandasnya.

Persib Bandung U-21 sudah dipastikan tidak bisa lolos dari fase grup setelah dikalahkan Pelita Bandung Raya U-21, 0-4, di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (31/5) malam. Maung Ngora sudah tidak mungkin mengejar perolehan angka dari 2 tim teratas klasemen Grup I Zona Jawa, Sriwijaya FC U-21 dan Semen Padang U-21. Jatah tiket melaju ke fase selanjutnya adalah 2 tim dari grup ini.
Namun dalam pertandingan semalam, tidak tercantum 9 pemain Persib U-21 dalam Daftar Susunan Pemain (DSP). Padahal, beberapa diantaranya adalah pemain yang reguler tampil sebagai starter. Sebut saja sang kapten Abdul Aziz, Gian Zola dan Febri Hariyadi.
Tersiar kabar bahwa 9 pemain ini dihukum oleh sang pelatih, Jaino Matos, karena tampil membela tim Porda Kota Bandung dalam sebuah laga ujicoba, tanpa ijin dari pelatih dan manajemen Persib U-21. Terkait hal tersebut, manajer tim Yoyo S Adiredja memberikan klarifikasi dalam konferensi pers usai laga kemarin.
“Menurut saya sih secara individu (kemampuan pemain) sama. Kalau 9 orang tidak main, itu karena mereka perlu istirahat. Beberapa pemain main di tim lain, ada yang main di sekolahnya (Liga Pelajar Indonesia). Tidak ada kata skorsing. Mereka tidak diberi surat skorsing. Hanya diistirahatkan saja karena memang bisa overwork,” jelasnya.
Yoyo menambahkan bahwa pada Jumat lalu pemain sudah digenjot latihan fitnes. Namun ia mendapat kabar bahwa beberapa pemain terlibat dalam pertandingan pada sore harinya. Yoyo mengatakan bahwa Jaino tidak ingin memaksakan kerja otot pemain secara berlebihan jika harus kembali tampil dalam pertandingan melawan PBR U-21.
“Coach mengistirahatkan supaya mereka tidak rusak. Kalau dihantam lagi, bisa rusak. Kita kan niatnya membina,” sambung Yoyo.
Sementara itu, terkait hasil pertandingan yang membuat peluang Persib U-21 untuk lolos kini tertutup rapat, Yoyo mengatakan bahwa anak asuhnya sudah berusaha maksimal. Namun hasil pertandingan menunjukkan timnya kalah telak dari rekan sekota, 0-4.
“Ya hasilnya seperti itu. Anak-anak sudah berusaha. Tapi ada keinginan untuk memperoleh kemenangan, jadi itu yang menjadi beban. Sekarang ga ada lagi (peluang), angkanya sudah tidak terkejar,” sahut Yoyo.
Target tim untuk keluar sebagai 2 besar dan melaju ke fase selanjutnya sudah kandas. Kendati demikian, Yoyo tetap menaruh harapan besar kepada para pemain Maung Ngora karena rata-rata usia pemain baru 17 tahun.
“Ini kan anak-anak 17 tahun. Kita kan ga forsir. Seperti dikatakan di awal, anak-anak ini kan proyeksinya untuk menyumbang pemain ke Persib senior. Tim ini U-21, tapi tetap Diklat Persib,” tandasnya.

jadi saha atuh nu teu ngarti teh? kudu na pemaen bisa profesional, teu bisa sagawayah. kitu oge nu make jasa pemaen, ulah maksakeun. mun tos kieu mah pan jadi rame. hidup persib!!!
Latihan ala Jaino Matos terlalu ribet kayak nya. Percuma mahal mahal bayar pelatih luar negeri kalo gak ada hasil. Apalagi klo pembinaan dijadikan alasan. Yang jadi masalah percuma membina pemain pake biaya gede tapi pas pemain sudah jadi dia pindah ke club lain.