Selain Finishing Touch, Budiman Akan Evaluasi Febri dan Zola
Sunday, 14 August 2016 | 16:24
Pelatih Persib U-21, Budiman, menilai Gian Zola dan Febri Hariyadi terlalu over confident saat menjajal Bahayangkara Surabaya United (BSU), dalam laga pembuka Indonesian Soccer Championship (ISC) U-21. Persib pun harus puas berbagi angka 1-1 atas BSU di Stadion Arcamanik Bandung, Sabtu (13/8) sore.
Beberapa momen dinilai Budiman, Zola dan Febri seharusnya bisa melakukan operan untuk kerja sama bersama rekan-rekannya. Sayang momentum tertutup karena kedua pemain yang sudah dikontrak profesional Persib itu terlalu banyak dribling.
“Anak-anak saya lihat, mungkin Zola dan Febri terlalu over confident (percaya diri berlebih), yang harusnya bola di kasih, masih di dribling,” terang Budiman.
Selain faktor penyelesaian akhir, memberikan pendidikan kebersamaan, yang membuahkan kerja sama dan kolektivitas akan ia evaluasi demi langkah baik Persib di pertandingan selanjutnya. “Hal itu juga jadi satu perhatian dan pr (pekerjaan rumah buat saya juga,” ucap Budiman.
Pelatih 44 tahun itu juga mengamati bahwa timnya seperti memsin diesel. Ary Achmad dan kolega terlihat terlambat panas untuk menekan lawan. Diamati mulai menit 70 kala masuknya Alfath Fathier Persib mampu mengurung pertahanan BSU sore itu.
“Mungkin anak-anak tadi kurang agak lama panasnya dengan tidak terjadi gol. Dari sekian banyak peluang itu hanya satu gol. Itu satu catatan buat kedepannya lebih memanfaatkan peluang itu. Pr buat saya di aspek finishing touch,” jelasnya.

Pelatih Persib U-21, Budiman, menilai Gian Zola dan Febri Hariyadi terlalu over confident saat menjajal Bahayangkara Surabaya United (BSU), dalam laga pembuka Indonesian Soccer Championship (ISC) U-21. Persib pun harus puas berbagi angka 1-1 atas BSU di Stadion Arcamanik Bandung, Sabtu (13/8) sore.
Beberapa momen dinilai Budiman, Zola dan Febri seharusnya bisa melakukan operan untuk kerja sama bersama rekan-rekannya. Sayang momentum tertutup karena kedua pemain yang sudah dikontrak profesional Persib itu terlalu banyak dribling.
“Anak-anak saya lihat, mungkin Zola dan Febri terlalu over confident (percaya diri berlebih), yang harusnya bola di kasih, masih di dribling,” terang Budiman.
Selain faktor penyelesaian akhir, memberikan pendidikan kebersamaan, yang membuahkan kerja sama dan kolektivitas akan ia evaluasi demi langkah baik Persib di pertandingan selanjutnya. “Hal itu juga jadi satu perhatian dan pr (pekerjaan rumah buat saya juga,” ucap Budiman.
Pelatih 44 tahun itu juga mengamati bahwa timnya seperti memsin diesel. Ary Achmad dan kolega terlihat terlambat panas untuk menekan lawan. Diamati mulai menit 70 kala masuknya Alfath Fathier Persib mampu mengurung pertahanan BSU sore itu.
“Mungkin anak-anak tadi kurang agak lama panasnya dengan tidak terjadi gol. Dari sekian banyak peluang itu hanya satu gol. Itu satu catatan buat kedepannya lebih memanfaatkan peluang itu. Pr buat saya di aspek finishing touch,” jelasnya.

Dicàdangkan saja krn di persib kg sm zola dan febri terlalu banyak dribling dan itu merusak suasana tim dan kekompakan….
Teu kdah mang.. nu kitu mah carekan we wkwk..
cadangkan saja couch biar mereka mikir kalo sepakbola itu team bukan individu.
kade ah pemaen ngora tong keuna star syndrom, can nanaon geus ngarasa pemaen bintang, maen egois, etateh panyakit nu sering ngajadikeun pemaen muda berbakat jadi teu berkembang, gagal
Tong jumawa abong kena geus bisa nembus ka tim senior,susuruntulan sorangan meh kaciri alus.da ku maen tim oge ari mere kontribusi nu alus mah tong hariwang pasti disebut pamaen alus..
Parkir we meh mikir
nu kitu mah kudu diwanti wanti seteuacan pertandingan atuh koc