Sebuah Jokes, Bagaimana Kalau Persib Jadi Tim Gacong Saja
Thursday, 01 March 2018 | 14:43

Supardi dan Muchlis Hadi dalam pertandingan Ujicoba di Tasikmalaya.
BEBERAPA pelatih Liga 1 fokus mempersiapkan tim untuk kompetisi di Liga 1 dengan beragam cara terbaik, seperti training center (TC) terstruktur. Kita ambil contoh PSM Makassar di bawah arahan pelatih Robert Rene Alberts. Mereka menyempurnakan tim dengan beberapa rekrutan, melakukan training center di Bali, mengikuti turnamen pra-musim yang diikuti klub internasional, serta menurunkan tidak melulu skuad inti di Turnamen pra-musim Piala Presiden.
Program di atas memang persiapan yang sepertinya ideal jika kita berkaca kepada klub Eropa sana—yang penulis tahu. The Gooners Arsenal (dan kenapa memilih klub tak tahu malu ini sebagai contoh, karena penulis hanya mengikuti perkembangan klub tersebut di setiap musim, efek fans yang terlalu bersabar), klub ini melakukan persiapan pra-musim dengan melakukan tur ke beberapa benua: Asia, Amerika dan Australia, di beberapa episodenya.
Tur tersebut difasilitasi operator berkelas dan profesional. Arsenal pula ikuti beberapa turnamen, misalnya Emirates Cup dalam pre-season. Saat tur dan pertandingan di turnamen, pelatih—yang enggan penulis sebutkan namanya itu—melakukan percobaan dengan beberapa taktik berbeda. Mereka menurunkan pemain muda di starting eleven guna melihat kesiapannya sejauh mana menyosong sebuah musim kompetisi yang berat.
Oke, bagaimana dengan Persib musim ini di bawah arahan pelatih Mario Gomez? Juru taktik asal Argentina tersebut langsung tancap gas melaksanakan TC di Yogyakarta Desember 2017 lalu. Alasannya adalah karena Yogya punya fasilitas baik milik salah satu universitas negeri di sana. Memang fasilitas itu cukup oke untuk dipilihnya sebagai pemusatan latihan, mengingat Timnas Indonesia serta Borneo FC pun memilih tempat sama ketika menyiapkan tim mereka. Paham paham.
Namun, adakah kejanggalan saat Persib melawat ke Batam, Jepara, Tasikmalaya, lalu Serang sebagai destinasi tempat latihan mereka yang kemudian dilengkapinya dengan melaksanakan uji coba. Lihat saja bagaimana klub kebanggaan Bobotoh ini memilih bermain ke pelosok daerah-daerah atas dasar undangan uji tanding tanpa memperhatikan fasilitas penunjang seperti lapangan. Gagal paham.
Aneh, memang bagaimana Gomez yang selama ini mengkritisi manajemen soal fasilitas latihan, terutama lapangan, justru dia mau-mau saja mengiyakan ajakan uji coba dengan fasilitas lapangan, yang justru tidak lebih baik dari lapangan-lapangan latihan mereka di Bandung.
Mungkin kesal, Gomez lalu curhat kepada awak media karena ia dan tim tak kunjung dibayar atas kunjungan tim ke pelosok daerah dan merelakan waktu berjam-jam perjalanan. Mirisnya lagi tim harus bertarung dengan cuaca ekstrem di Jepara, hingga mengganggu persiapan berlatih. Seorang teman berkata “Jauh-jauh TC ke Jepara hanya untuk mencari hujan, di Bandung pun hujan,” sindirnya.

Training Center di Jepara, beberapa waktu lalu.
Kami kira, Mario memilih kota-kota tersebut atas dasar kebutuhan yang mesti dilakukan untuk menyongsong liga. Namun, sedikit penyesalan saat mereka ketahuan juga mencari keuntungan dari sebuah bayaran pergi ke kota-kota tersebut.
Memang sah saja, klub besar di luar negeri juga mendapat bayaran ketika memenuhi undangan. Dan Persib juga klub besar, bukan? Tapi alangkah baiknya jika lapangan yang disediakan pun sesuai ekspektasi dan tidak berlebihan menerima ajakan bertanding dalam waktu pre-season. Mungkin bagaimana jadinya jika Persib fokus berkarier di dunia gacong saja demi meraup keuntungan selama musim liga berlangsung, hanya sebuah jokes (lelucon) menyebalkan. hhhmmmmm…
—
Ditulis oleh Yaser Adil, Jurnalis Simamaung, berakun Twitter @yasseradil dan Instagram @yasser_adil


Supardi dan Muchlis Hadi dalam pertandingan Ujicoba di Tasikmalaya.
BEBERAPA pelatih Liga 1 fokus mempersiapkan tim untuk kompetisi di Liga 1 dengan beragam cara terbaik, seperti training center (TC) terstruktur. Kita ambil contoh PSM Makassar di bawah arahan pelatih Robert Rene Alberts. Mereka menyempurnakan tim dengan beberapa rekrutan, melakukan training center di Bali, mengikuti turnamen pra-musim yang diikuti klub internasional, serta menurunkan tidak melulu skuad inti di Turnamen pra-musim Piala Presiden.
Program di atas memang persiapan yang sepertinya ideal jika kita berkaca kepada klub Eropa sana—yang penulis tahu. The Gooners Arsenal (dan kenapa memilih klub tak tahu malu ini sebagai contoh, karena penulis hanya mengikuti perkembangan klub tersebut di setiap musim, efek fans yang terlalu bersabar), klub ini melakukan persiapan pra-musim dengan melakukan tur ke beberapa benua: Asia, Amerika dan Australia, di beberapa episodenya.
Tur tersebut difasilitasi operator berkelas dan profesional. Arsenal pula ikuti beberapa turnamen, misalnya Emirates Cup dalam pre-season. Saat tur dan pertandingan di turnamen, pelatih—yang enggan penulis sebutkan namanya itu—melakukan percobaan dengan beberapa taktik berbeda. Mereka menurunkan pemain muda di starting eleven guna melihat kesiapannya sejauh mana menyosong sebuah musim kompetisi yang berat.
Oke, bagaimana dengan Persib musim ini di bawah arahan pelatih Mario Gomez? Juru taktik asal Argentina tersebut langsung tancap gas melaksanakan TC di Yogyakarta Desember 2017 lalu. Alasannya adalah karena Yogya punya fasilitas baik milik salah satu universitas negeri di sana. Memang fasilitas itu cukup oke untuk dipilihnya sebagai pemusatan latihan, mengingat Timnas Indonesia serta Borneo FC pun memilih tempat sama ketika menyiapkan tim mereka. Paham paham.
Namun, adakah kejanggalan saat Persib melawat ke Batam, Jepara, Tasikmalaya, lalu Serang sebagai destinasi tempat latihan mereka yang kemudian dilengkapinya dengan melaksanakan uji coba. Lihat saja bagaimana klub kebanggaan Bobotoh ini memilih bermain ke pelosok daerah-daerah atas dasar undangan uji tanding tanpa memperhatikan fasilitas penunjang seperti lapangan. Gagal paham.
Aneh, memang bagaimana Gomez yang selama ini mengkritisi manajemen soal fasilitas latihan, terutama lapangan, justru dia mau-mau saja mengiyakan ajakan uji coba dengan fasilitas lapangan, yang justru tidak lebih baik dari lapangan-lapangan latihan mereka di Bandung.
Mungkin kesal, Gomez lalu curhat kepada awak media karena ia dan tim tak kunjung dibayar atas kunjungan tim ke pelosok daerah dan merelakan waktu berjam-jam perjalanan. Mirisnya lagi tim harus bertarung dengan cuaca ekstrem di Jepara, hingga mengganggu persiapan berlatih. Seorang teman berkata “Jauh-jauh TC ke Jepara hanya untuk mencari hujan, di Bandung pun hujan,” sindirnya.

Training Center di Jepara, beberapa waktu lalu.
Kami kira, Mario memilih kota-kota tersebut atas dasar kebutuhan yang mesti dilakukan untuk menyongsong liga. Namun, sedikit penyesalan saat mereka ketahuan juga mencari keuntungan dari sebuah bayaran pergi ke kota-kota tersebut.
Memang sah saja, klub besar di luar negeri juga mendapat bayaran ketika memenuhi undangan. Dan Persib juga klub besar, bukan? Tapi alangkah baiknya jika lapangan yang disediakan pun sesuai ekspektasi dan tidak berlebihan menerima ajakan bertanding dalam waktu pre-season. Mungkin bagaimana jadinya jika Persib fokus berkarier di dunia gacong saja demi meraup keuntungan selama musim liga berlangsung, hanya sebuah jokes (lelucon) menyebalkan. hhhmmmmm…
—
Ditulis oleh Yaser Adil, Jurnalis Simamaung, berakun Twitter @yasseradil dan Instagram @yasser_adil

Katingal Opa Gomez di tipu ku pihak anu ngatur jadwal uji coba persib,urang kudu paham Opa gomez can apal persepakbolaan indonesia,katingal ti perekrutan pemain lambat jeung asa teu pas,,,kuduna manajemen sareng asisten2na mantuan,lain ngritik tulisan kieu lah goreng era ku sabarna tatangga anu orange atuh,tinggal tah ayeuna lewih ti PERSIB,sabab saling mendukung,,,
sing leres ah ngatur pemain
ari singular/sebuah berarti penulisana joke lain jokes.. meni sedih
sebuah JOKE
mun JOKES man lain sebuah, tapi loba
Bener
Hahaha maung sirkus.. !!!
kedah di pilih nu sae atuh meh bisa kapake mah…
Aduh kumha lamun ayeuna ka tingalina dek nulis siga kitu moal ulah padu nulis wae euy tingali heula kinerja na
Tahuu… Tararahuuu…! bade.. bararadeee yeuh!
Mang ngeser ? Marebueun mang bonusan 2
Mang kasih tahu gak yaaah?
Alus tulisan teh, sok kritik tuluy meh aya perbaikan kahareupna
Barita hebeul ngan abdi kakara nyadar aya kesalahan. Sa apal abdimah sebutan arsenal teh “gunners” tina asal kata “gun” (senjata/meriam) lamun “gooners” mah fans na. Jadi penulisan nu bener “The Gunners Arsenal”
Tim gacong yg jd juara paruh musim.
Salah sa hurup ge janten masalah nya,matak tingal heula ke mah sa teu acan publish teh,,,
persib juara lagi
Jaya persib