“Sayang, Kamu Berubah…”
Monday, 23 May 2016 | 09:02
Ya, itu salah satu kalimat mengerikan dalam sebuah hubungan (setidaknya ada di posisi kedua di bawah kalimat “Sayang, aku telat… udah 2 bulan…” #eh #telatmayarkontrakkan). Dan sialnya, kamu (dibaca: Persib) memang sudah berubah sayang. Yang paling kentara perubahannya adalah rasa kebersamaan tim dan mental juara yang kurang terlihat lagi. Satu-satunya hal yang tidak banyak berubah ya cuma “kapten”-mu itu. Entah harus memulai dari mana. Terlalu banyak unek-unek yang tertahan hingga muncul kerandoman di awal tulisan ini. Serandom permainan kapten dan kualitas jersey kamu yang soek tadi malam sayang 🙁
Untuk permulaan, setelah memasuki gameweek ke-4, izinkan saya untuk mencabut pendapat saya yang menempatkan Dejan Antonic di urutan ke-3 pelatih asing dengan progress baik, di bawah Milomir di Arema dan Gomes di MU (dalam http://panditfootball.com/pandit-sharing/204991/menanti-hasil-racikan-para-pelatih-impor-di-isc). Permainan yang “cukup” impresif saat pre-season dan mampu mencapai babak final Piala Bhayangkara menjadi salah satu tolak ukur saya untuk menempatkan Dejan di posisi 3 saat itu. Sebulan lebih berlalu setelah kekalahan Persib dari Arema di final Piala Bhayangkara, empat pertandingan ISC sudah dilewati, terlihat progress yang signifikan? BIG NO! Menurut saya, hingga pertandingan melawan Persiba tadi, pertandingan terbaik Persib (secara hasil maupun permainan) adalah saat melumat Bali Utd tiga gol tanpa balas di Stadion Siliwangi. Sisanya? Nya kitu welah…
Ada apa coach? Apakah Djanur, pelatih yang baru punya lisensi kepelatihan B AFC itu memberikan standar yang terlalu tinggi untuk pelatih berlisensi Pro UEFA? Of course kami mengerti ini tim baru, dengan beberapa pemain baru. Namun, saya rasa dua bulan lebih membangun tim, dengan fasilitas yang bisa dikatakan lebih memadai dibanding tim lain, 6 poin dari 4 pertandingan adalah hasil yang teramat tidak memuaskan.
Oke, Djanur juga mengalami start buruk secara hasil pada awal masa kepelatihannya, kritik dan tekanan yang Djanur terima juga tidak lebih ringan dari apa yang coach terima. Namun secara permainan, Persib era Djanur setidaknya lebih menghibur meskipun hasil akhirnya tak jauh berbeda dengan Persib era coach Dejan saat ini. Tentu permainan membosankan yang hanya mengandalkan gol berbau keberuntungan bukan merupakan strategi Persib saat ini kan coach? Coach bilang akan menerapkan gegenpressing ala Dortmund? Soook… Atau permainan penuh greget dengan serangan balik mematikan ala Atletico? Manggaaa… Tapi yang jelas permainan Persib saat ini jangankan mendektai permainan Dortmund atau Atletico, hawar-hawar nya saja tidak terasa! Puji Tuhan Persib masih beruntung terhindar dari kekalahan dengan permainan seperti itu.
Sekedar saran dari saya, si orang awam yang tidak mengerti sepakbola, pertama, perbanyak quallity time dalam tim. Perbanyak dan intenskan komunikasi agar suasana lebih cair. Salah satu kunci keberhasilan Djanur yang saya lihat adalah mampu membuat suasana kekeluargaan yang kental dalam tim. Djanur mampu membuat “geng-geng” yang ada dalam tim menjadi satu visi dan misi di atas lapangan. Hal tersebut perlahan tentu akan membangun kembali kekompakkan dan mental juara dalam tim. Kedua, kurangi “gaya”, perbanyak daya (juang). Kasarnya, sakirana moal piasupeun mah kurangi lah maen di t*i-ta*. Tendangan bebas, diumpan Firman Utina, disundul Zulham, Gol. Sesimpel itu coach. Tak banyak nyo’o buuk, tak banyak variasi minim efektifitas. Ketiga, kurangi arogansi perbanyak diskusi. Dikritik dikit, block. Disentil dikit, block. Dan bahayanya, kebiasaan “block” itu mulai turun ke pemain kesayangan coach (dibaca: Kim). Keempat, jangan cepat berpuas diri. Persib ini tim besar coach! Mencapai semifinal ISL 2014 bersama PBR tentu hal luar biasa saat target PBR hanya sekedar “tidak terdegradasi”. Tapi sekali lagi saya tegaskan, INI PERSIB coach! Tim dengan target JUARA!
Apa daya, hanya @simamaung tempat curhat saya disaat si sayang mulai berubah seperti saat ini. Bersama tulisan ini mengalir doa agar Persib benar-benar menjadi #wearestillnumber1, bukan #wearestill1point apalagi #wearestillnumber6. Dan semoga saran dan unek-unek saya dapat disikapi dengan bijak oleh para pembaca dan pecinta Persib yang lain. Saya sadar dengan tulisan ini akan membangunkan para #sahabatKIM ataupun #kerabatDEJAN. Ungkapan, “Sok we maneh nu ngalatih!” atau “Lalajo mah lalajo we tong loba komen. Pelatih leuwih nyaho nu terbaik jang tim” pasti akan muncul di kolom komentar atau bahkan masuk ke tab mention saya. Tapi ingatlah pepatah bijak, “kalau hidup sekedar hidup, monyetpun bisa hidup!” Ya, kalo ngabobotohan sekedar lalajo hungkul, lauk cupang adu ge bisa lalajo!
Dari saya yang juga nyaah ka Persib, sama seperti kalian. Owner @nostalgic_corner yang berakun @fikrihakim94

Ya, itu salah satu kalimat mengerikan dalam sebuah hubungan (setidaknya ada di posisi kedua di bawah kalimat “Sayang, aku telat… udah 2 bulan…” #eh #telatmayarkontrakkan). Dan sialnya, kamu (dibaca: Persib) memang sudah berubah sayang. Yang paling kentara perubahannya adalah rasa kebersamaan tim dan mental juara yang kurang terlihat lagi. Satu-satunya hal yang tidak banyak berubah ya cuma “kapten”-mu itu. Entah harus memulai dari mana. Terlalu banyak unek-unek yang tertahan hingga muncul kerandoman di awal tulisan ini. Serandom permainan kapten dan kualitas jersey kamu yang soek tadi malam sayang 🙁
Untuk permulaan, setelah memasuki gameweek ke-4, izinkan saya untuk mencabut pendapat saya yang menempatkan Dejan Antonic di urutan ke-3 pelatih asing dengan progress baik, di bawah Milomir di Arema dan Gomes di MU (dalam http://panditfootball.com/pandit-sharing/204991/menanti-hasil-racikan-para-pelatih-impor-di-isc). Permainan yang “cukup” impresif saat pre-season dan mampu mencapai babak final Piala Bhayangkara menjadi salah satu tolak ukur saya untuk menempatkan Dejan di posisi 3 saat itu. Sebulan lebih berlalu setelah kekalahan Persib dari Arema di final Piala Bhayangkara, empat pertandingan ISC sudah dilewati, terlihat progress yang signifikan? BIG NO! Menurut saya, hingga pertandingan melawan Persiba tadi, pertandingan terbaik Persib (secara hasil maupun permainan) adalah saat melumat Bali Utd tiga gol tanpa balas di Stadion Siliwangi. Sisanya? Nya kitu welah…
Ada apa coach? Apakah Djanur, pelatih yang baru punya lisensi kepelatihan B AFC itu memberikan standar yang terlalu tinggi untuk pelatih berlisensi Pro UEFA? Of course kami mengerti ini tim baru, dengan beberapa pemain baru. Namun, saya rasa dua bulan lebih membangun tim, dengan fasilitas yang bisa dikatakan lebih memadai dibanding tim lain, 6 poin dari 4 pertandingan adalah hasil yang teramat tidak memuaskan.
Oke, Djanur juga mengalami start buruk secara hasil pada awal masa kepelatihannya, kritik dan tekanan yang Djanur terima juga tidak lebih ringan dari apa yang coach terima. Namun secara permainan, Persib era Djanur setidaknya lebih menghibur meskipun hasil akhirnya tak jauh berbeda dengan Persib era coach Dejan saat ini. Tentu permainan membosankan yang hanya mengandalkan gol berbau keberuntungan bukan merupakan strategi Persib saat ini kan coach? Coach bilang akan menerapkan gegenpressing ala Dortmund? Soook… Atau permainan penuh greget dengan serangan balik mematikan ala Atletico? Manggaaa… Tapi yang jelas permainan Persib saat ini jangankan mendektai permainan Dortmund atau Atletico, hawar-hawar nya saja tidak terasa! Puji Tuhan Persib masih beruntung terhindar dari kekalahan dengan permainan seperti itu.
Sekedar saran dari saya, si orang awam yang tidak mengerti sepakbola, pertama, perbanyak quallity time dalam tim. Perbanyak dan intenskan komunikasi agar suasana lebih cair. Salah satu kunci keberhasilan Djanur yang saya lihat adalah mampu membuat suasana kekeluargaan yang kental dalam tim. Djanur mampu membuat “geng-geng” yang ada dalam tim menjadi satu visi dan misi di atas lapangan. Hal tersebut perlahan tentu akan membangun kembali kekompakkan dan mental juara dalam tim. Kedua, kurangi “gaya”, perbanyak daya (juang). Kasarnya, sakirana moal piasupeun mah kurangi lah maen di t*i-ta*. Tendangan bebas, diumpan Firman Utina, disundul Zulham, Gol. Sesimpel itu coach. Tak banyak nyo’o buuk, tak banyak variasi minim efektifitas. Ketiga, kurangi arogansi perbanyak diskusi. Dikritik dikit, block. Disentil dikit, block. Dan bahayanya, kebiasaan “block” itu mulai turun ke pemain kesayangan coach (dibaca: Kim). Keempat, jangan cepat berpuas diri. Persib ini tim besar coach! Mencapai semifinal ISL 2014 bersama PBR tentu hal luar biasa saat target PBR hanya sekedar “tidak terdegradasi”. Tapi sekali lagi saya tegaskan, INI PERSIB coach! Tim dengan target JUARA!
Apa daya, hanya @simamaung tempat curhat saya disaat si sayang mulai berubah seperti saat ini. Bersama tulisan ini mengalir doa agar Persib benar-benar menjadi #wearestillnumber1, bukan #wearestill1point apalagi #wearestillnumber6. Dan semoga saran dan unek-unek saya dapat disikapi dengan bijak oleh para pembaca dan pecinta Persib yang lain. Saya sadar dengan tulisan ini akan membangunkan para #sahabatKIM ataupun #kerabatDEJAN. Ungkapan, “Sok we maneh nu ngalatih!” atau “Lalajo mah lalajo we tong loba komen. Pelatih leuwih nyaho nu terbaik jang tim” pasti akan muncul di kolom komentar atau bahkan masuk ke tab mention saya. Tapi ingatlah pepatah bijak, “kalau hidup sekedar hidup, monyetpun bisa hidup!” Ya, kalo ngabobotohan sekedar lalajo hungkul, lauk cupang adu ge bisa lalajo!
Dari saya yang juga nyaah ka Persib, sama seperti kalian. Owner @nostalgic_corner yang berakun @fikrihakim94

satuju pisan kang….daripada #23 mending keneh #8…cape ningali lulumapatan wae #23 mah bari jeung 0 hasilna…
#sono ku persibna mang djanur
PEMAEN EKS PBR DIBAJUAN BAJU PERSIB ” MUDAH2AN ” EKS PENGGEMAR PBR TEU LATAH NGILU2 DIBAJU BOBOTOH ” JADI DORNA ” DI SUASANA KONDUSIF BOBOTOH , SEPNJANG KRITIK NA NGABANGUN JEUNG REALISTIS KU NAON KUDU JADI PERDEBATAN ???? JUSTRU KUDU JADI INTROPEKSI DIRI KEUR AANU DI KRITIK ETA MH KIM JEUNG DEJAN REK MUNDUR GE MOAL JADI GIMIR …. DA PASTI TIM PT PBB MOAAL CICINGEUN !!!!
Nyaho juara ku permainan goreng kumaha tah ?
Dejan mun hyang mwa persib juara kudu keurung halisna ciga djanur… haha..
ningal kaos eta luntur atanapi desain na kitu…???
#Kim & Dejan OUT !!!