Satgas Antimafia Bola Bisa Diformulasikan di PSSI Demi Tindakan Preventif
Thursday, 28 March 2019 | 20:28
Banyak dukungan kepada Satgas Antimafia Bola untuk terus bekerja di masa depan sebagai bagian penegakkan hukum di sepakbola. Mereka akan mengabarkan jalannya persepakbolaan Indonesia dari tangan-tangan jahil mafia.
Apalagi FIFA pada tahun 2014 telah membuat edaran kepada konfederasi, memerangi match fixing atau match manipulation seperti kasus calciopoli di Serie A Italia.
Pengamat sepakbola Tommy Welly yang menjadi narasumber diskusi Journalist Community ‘Membangun Masa Depan Sepakbola Bersama Satgas Antimafia Bola’, Kamis (28/3/2019) di Hotel El-Royale Bandung. Ia mengatakan, demi masa depan sepakbola Indonesia tanpa mafia, kerja Brigjen Pol. Hendro Pandowo dkk. sangat dibutuhkan.
“Satgas yang sekarang bertugas kan diwaktu cuman enam bulan dan sejauh ini hasilnya positif, produktif. Kedepannya sistem kerjanya yang perlu ada, bentuknya, formatnya apakah masih dengan satgas format terpisah, atau harus ada di dalam federasi. Apa itu harus dipikirkan,” papar pria yang karib disapa Towel ini.
Menurutnya peran satgas bisa diformulasikan kedalam sebuah komite berasaskan sinergi integritas atau memorandum of understanding (MoU). Bahkan peran satgas bisa masuk ke Komisi Disiplin PSSI di masa mendatang pasca KLB.
“Match fixing diperangi FIFA, semua konfederasi melawan, termasuk Indonesia, bisa diformulasikan dalam sebuah komite, apakah komite Ad Hoc, komite tersendiri, karena ini bagian dari penegakan hukum sepakbola, mengamati jalannya kompetisi,” bebernya.
“Bagian dari Komisi Disiplin sebenarnya bisa. Menurut saya baiknya di dalam, itu bagian dari tindakan pencegahan preventif. PSSI kedepan sebetulnya bisa di set ulang dalam upaya penegakan hukum preventif terhadap match fixing, dibentuk dalam bentuk apa, unit apa, komite apa, baik dalam bentuknya sinergi atau MoU,” paparnya.

Banyak dukungan kepada Satgas Antimafia Bola untuk terus bekerja di masa depan sebagai bagian penegakkan hukum di sepakbola. Mereka akan mengabarkan jalannya persepakbolaan Indonesia dari tangan-tangan jahil mafia.
Apalagi FIFA pada tahun 2014 telah membuat edaran kepada konfederasi, memerangi match fixing atau match manipulation seperti kasus calciopoli di Serie A Italia.
Pengamat sepakbola Tommy Welly yang menjadi narasumber diskusi Journalist Community ‘Membangun Masa Depan Sepakbola Bersama Satgas Antimafia Bola’, Kamis (28/3/2019) di Hotel El-Royale Bandung. Ia mengatakan, demi masa depan sepakbola Indonesia tanpa mafia, kerja Brigjen Pol. Hendro Pandowo dkk. sangat dibutuhkan.
“Satgas yang sekarang bertugas kan diwaktu cuman enam bulan dan sejauh ini hasilnya positif, produktif. Kedepannya sistem kerjanya yang perlu ada, bentuknya, formatnya apakah masih dengan satgas format terpisah, atau harus ada di dalam federasi. Apa itu harus dipikirkan,” papar pria yang karib disapa Towel ini.
Menurutnya peran satgas bisa diformulasikan kedalam sebuah komite berasaskan sinergi integritas atau memorandum of understanding (MoU). Bahkan peran satgas bisa masuk ke Komisi Disiplin PSSI di masa mendatang pasca KLB.
“Match fixing diperangi FIFA, semua konfederasi melawan, termasuk Indonesia, bisa diformulasikan dalam sebuah komite, apakah komite Ad Hoc, komite tersendiri, karena ini bagian dari penegakan hukum sepakbola, mengamati jalannya kompetisi,” bebernya.
“Bagian dari Komisi Disiplin sebenarnya bisa. Menurut saya baiknya di dalam, itu bagian dari tindakan pencegahan preventif. PSSI kedepan sebetulnya bisa di set ulang dalam upaya penegakan hukum preventif terhadap match fixing, dibentuk dalam bentuk apa, unit apa, komite apa, baik dalam bentuknya sinergi atau MoU,” paparnya.

Bung Towel g npii k nghuleung ktuu mikiran mnajimin Persib ngbogaan k biasaan goreng ngukuut ‘brg antik sareng mulungan pemaen pengkor .,