Rudiyana Kecewa Kalah Di Debut Derby Bandung
Friday, 31 October 2014 | 18:17
Tertinggal 2-1 dari rival sekota membuat Jajang Nurjaman perlu daya sengat yang lebih dari pasukannya. Untuk itu dia memasukan bomber belianya, Rudiyana untuk tampil untuk menggantikan Hariono di menit ke 85. Ini juga menjadi penampilan dirinya yang ketiga ketika masuk dari bench pemain sejak bergabung bersama Persib di musim ini. Meski hasilnya tidak memberikan gol untuk Persib, namun Rudiyana sempat melepaskan tembakan yang hanya melesat ke sebelah kanan gawang PBR.
Pemain berusia 22 tahun itu pun mengaku senang bisa mencicipi atmosfer derby Bandung yang berlangsung dengan tensi yang cukup tinggi karena mempertaruhkan gengsi siapa klub terbaik di Bandung. Namun kekecewaan akhirnya harus ditelan olehnya lantaran Persib harus tertunduk lesu melihat sang rival sekota bersuka cita di merayakan kemenangan sekaligus mencuri tiket terakhir ke babak semifinal.
“Semua pertandingan sama saja tapi tadi pertandingan yang saya tunggu bisa main lawan PBR. Senang pasti nya bisa tampil dilaga yang ditunggu tapi sayang tidak dapat poin penuh, karena pertandingan ini adu gengsi,” kata Rudiyana usai pertandingan, di Stadion si Jalak Harupat, Kamis (30/10) kemarin.
Kekecewaan Rudiyana pun tidak berhenti sampai disitu, pemilik nomor punggung 11 tersebut mengatakan pertandingan derby kemarin harus tercoreng dengan keputusan kontroversial wasit, seperti ketika pelanggaran terhadap Makan Konate di menit 64 hanya diganjar oleh tendangan bebas. Padahal sebenarnya pemain asal Mali tersebut dihentikan akselerasinya di dalam kotak penalti.
“Pertandingan kemarin cukup panas, tapi ternodai sama kepemimpinan wasit yang kurang adil,” tutup jebolan Persib U-21 itu.

Tertinggal 2-1 dari rival sekota membuat Jajang Nurjaman perlu daya sengat yang lebih dari pasukannya. Untuk itu dia memasukan bomber belianya, Rudiyana untuk tampil untuk menggantikan Hariono di menit ke 85. Ini juga menjadi penampilan dirinya yang ketiga ketika masuk dari bench pemain sejak bergabung bersama Persib di musim ini. Meski hasilnya tidak memberikan gol untuk Persib, namun Rudiyana sempat melepaskan tembakan yang hanya melesat ke sebelah kanan gawang PBR.
Pemain berusia 22 tahun itu pun mengaku senang bisa mencicipi atmosfer derby Bandung yang berlangsung dengan tensi yang cukup tinggi karena mempertaruhkan gengsi siapa klub terbaik di Bandung. Namun kekecewaan akhirnya harus ditelan olehnya lantaran Persib harus tertunduk lesu melihat sang rival sekota bersuka cita di merayakan kemenangan sekaligus mencuri tiket terakhir ke babak semifinal.
“Semua pertandingan sama saja tapi tadi pertandingan yang saya tunggu bisa main lawan PBR. Senang pasti nya bisa tampil dilaga yang ditunggu tapi sayang tidak dapat poin penuh, karena pertandingan ini adu gengsi,” kata Rudiyana usai pertandingan, di Stadion si Jalak Harupat, Kamis (30/10) kemarin.
Kekecewaan Rudiyana pun tidak berhenti sampai disitu, pemilik nomor punggung 11 tersebut mengatakan pertandingan derby kemarin harus tercoreng dengan keputusan kontroversial wasit, seperti ketika pelanggaran terhadap Makan Konate di menit 64 hanya diganjar oleh tendangan bebas. Padahal sebenarnya pemain asal Mali tersebut dihentikan akselerasinya di dalam kotak penalti.
“Pertandingan kemarin cukup panas, tapi ternodai sama kepemimpinan wasit yang kurang adil,” tutup jebolan Persib U-21 itu.

Makana lamun mafia wasit di indonesia teu bisa dileungitkeun rek iraha majuna sepakbola indonesia