Robert Ungkap Kesulitan Persib Temukan Ritme Permainan
Sunday, 06 October 2019 | 09:49
Kekalahan harus kembali dialami Persib ketika memainkan partai tandang melawan Madura United. Gol cepat Febri Hariyadi tidak bisa dipertahankan setelah tuan rumah membalas lewat sepasang gol dari bunuh diri Nick Kuipers dan penalti Beto. juru racik taktik Persib, Robert Rene Alberts pun angkat bicara.
“Selamat untuk Madura karena mendapatkan tiga poin dan terbuka kans dari kami sebenarnya meraih kemenangan. Saya tidak bisa untuk mengatakan apapun lagi selain pemain sudah berusaha tapi belum bermain dengan kemampuan terbaiknya,” kata Robert dalam jumpa pers usai laga.
Kekecewaan tentu dirasakan Persib setelah gol penalti Madura United dirasa tidak perlu. Karena sentuhan minimal kaki dari Achmad Jufriyanto mengenai Diego Assis dan wasit Faulur Rosy dengan tegas menunjuk titik putih. Meski begitu, lini tengah Persib juga secara keseluruhan kalah dominan dari lawannya.
Robert mengakui memang timnya cukup kerepotan untuk memegang kendali permainan. Karena pergerakan agresif tuan rumah yang dihuni pemain berkualitas membuat ball possession lebih banyak dipegang Syahrian Abimnayu dan kolega. Namun di babak kedua, Persib sudah coba dibenahi permainannya.
“Kami tahu Madura adalah tim yang bagus, salah satu tim yang terbaik di liga. Kami sudah melakukan persiapan dan kami juga dibuat sibuk bertahan karena sulit memenangi bola. Dan seperti yang saya katakan tadi, Madura adalah tim dengan penyerangan terbaik di liga,” kata Robert.
“Faktanya mereka unggul di lini tengah, karena bermain lebih cepat dengan mobilitas tinggi. Pada babak kedua kami mencoba untuk menghentikan mereka dan mempunyai cukup peluang untuk menutup laga dengan keunggulan kami,” lanjutnya.
Robert juga menyebut alasan lain yang membuat Persib Bandung jarang memegang kendali permainan. Karena setiap upaya skuat Maung Bandung merebut bola selalu mendapat hambatan dari wasit. Hal itu pula yang membuat pasukannya sulit menjaga ritme agar tetap stabil karena banyak suara peluit berbunyi.
“Tapi tak mudah bagi pemain kami yang ketika melakukan tackle langsung mendapat pelanggaran dan tendangan bebas untuk lawan. Pemain sudah saya beri kepercayaan penuh tidak bisa menemukan ritmenya karena laga sangat sering terhenti,” tukasnya.

Kekalahan harus kembali dialami Persib ketika memainkan partai tandang melawan Madura United. Gol cepat Febri Hariyadi tidak bisa dipertahankan setelah tuan rumah membalas lewat sepasang gol dari bunuh diri Nick Kuipers dan penalti Beto. juru racik taktik Persib, Robert Rene Alberts pun angkat bicara.
“Selamat untuk Madura karena mendapatkan tiga poin dan terbuka kans dari kami sebenarnya meraih kemenangan. Saya tidak bisa untuk mengatakan apapun lagi selain pemain sudah berusaha tapi belum bermain dengan kemampuan terbaiknya,” kata Robert dalam jumpa pers usai laga.
Kekecewaan tentu dirasakan Persib setelah gol penalti Madura United dirasa tidak perlu. Karena sentuhan minimal kaki dari Achmad Jufriyanto mengenai Diego Assis dan wasit Faulur Rosy dengan tegas menunjuk titik putih. Meski begitu, lini tengah Persib juga secara keseluruhan kalah dominan dari lawannya.
Robert mengakui memang timnya cukup kerepotan untuk memegang kendali permainan. Karena pergerakan agresif tuan rumah yang dihuni pemain berkualitas membuat ball possession lebih banyak dipegang Syahrian Abimnayu dan kolega. Namun di babak kedua, Persib sudah coba dibenahi permainannya.
“Kami tahu Madura adalah tim yang bagus, salah satu tim yang terbaik di liga. Kami sudah melakukan persiapan dan kami juga dibuat sibuk bertahan karena sulit memenangi bola. Dan seperti yang saya katakan tadi, Madura adalah tim dengan penyerangan terbaik di liga,” kata Robert.
“Faktanya mereka unggul di lini tengah, karena bermain lebih cepat dengan mobilitas tinggi. Pada babak kedua kami mencoba untuk menghentikan mereka dan mempunyai cukup peluang untuk menutup laga dengan keunggulan kami,” lanjutnya.
Robert juga menyebut alasan lain yang membuat Persib Bandung jarang memegang kendali permainan. Karena setiap upaya skuat Maung Bandung merebut bola selalu mendapat hambatan dari wasit. Hal itu pula yang membuat pasukannya sulit menjaga ritme agar tetap stabil karena banyak suara peluit berbunyi.
“Tapi tak mudah bagi pemain kami yang ketika melakukan tackle langsung mendapat pelanggaran dan tendangan bebas untuk lawan. Pemain sudah saya beri kepercayaan penuh tidak bisa menemukan ritmenya karena laga sangat sering terhenti,” tukasnya.

Lila teing off gara gr liga undur undur teu pguh !
Kevin TIDAK SESUAI EKSPEKTASI
leres pisan Mang,
Kevin Can Asak di walanda na…. hehe