Robert: Tak Ada Sepakbola, Kami Seperti Dihukum
Monday, 02 November 2020 | 16:57
Pukulan sangat berat harus diterima pelaku sepakbola Indonesia. Bagaimana tidak, harapan yang sempat melambung kompetisi kembali dilanjutkan (Oktober) namun harus tertunda beberapa kali hingga akhirnya diputuskan tak ada lagi kegiatan pertandingan tahun ini (2020).
Liga 1 edisi 2020 diputuskan ditunda hingga awal 2021. Kepolisian negara Indonesia tidak menerbitkan surat izin pertandingan mengingat kasus Covid-19 yang masih tinggi, belum lagi perhelatan Pilkada Desember ini.
Kondisi tersebut di atas secara langsung berdampak kepada mentalitas dan psikologis pemain. Tidak normal karena pelatih, pemain, dan official sebagian besar bergantung hidup kepada berjalannya roda kompetisi.
“Pada akhirnya, pesepakbola, pelatih, dan staf secara prinsip seolah dihukum karena tidak diizinkan untuk bermain sepakbola. Kami tidak mendapat pemasukan yang normal, banyak orang terdampak karena itu, kehidupan keluarga berasa dari pemasukan (gaji) pemain,” ungkap Robert.
Jangan tanyakan kekhawatiran pemain, mereka sangat cemas dengan masa depan. Tak ada kabar pasti kapan Liga 1 kembali dimulai. “Kami tentunya sangat cemas dengan masa depan dan jika itu terjadi maka mereka tidak termotivasi lagi untuk berlatih,” lanjut Robert.
Kondisi ini tak boleh berlanjut berharap ada kepastian jadwal kick-off sesegera mungkin. Pelatih dapat menyusun program latihan, pemain pun bisa kembali termotivasi menjalani latihan.
“Kami butuh klarifikasi, kami butuh kejelasan. Seperti yang saya katakan, ini berkaitan dengan profesi banyak orang dan banyak keluarga terlibat dengan ini. Ini adalah hal yang sangat besar. Semua ingin bermain sepakbola,” imbuhnya.

Pukulan sangat berat harus diterima pelaku sepakbola Indonesia. Bagaimana tidak, harapan yang sempat melambung kompetisi kembali dilanjutkan (Oktober) namun harus tertunda beberapa kali hingga akhirnya diputuskan tak ada lagi kegiatan pertandingan tahun ini (2020).
Liga 1 edisi 2020 diputuskan ditunda hingga awal 2021. Kepolisian negara Indonesia tidak menerbitkan surat izin pertandingan mengingat kasus Covid-19 yang masih tinggi, belum lagi perhelatan Pilkada Desember ini.
Kondisi tersebut di atas secara langsung berdampak kepada mentalitas dan psikologis pemain. Tidak normal karena pelatih, pemain, dan official sebagian besar bergantung hidup kepada berjalannya roda kompetisi.
“Pada akhirnya, pesepakbola, pelatih, dan staf secara prinsip seolah dihukum karena tidak diizinkan untuk bermain sepakbola. Kami tidak mendapat pemasukan yang normal, banyak orang terdampak karena itu, kehidupan keluarga berasa dari pemasukan (gaji) pemain,” ungkap Robert.
Jangan tanyakan kekhawatiran pemain, mereka sangat cemas dengan masa depan. Tak ada kabar pasti kapan Liga 1 kembali dimulai. “Kami tentunya sangat cemas dengan masa depan dan jika itu terjadi maka mereka tidak termotivasi lagi untuk berlatih,” lanjut Robert.
Kondisi ini tak boleh berlanjut berharap ada kepastian jadwal kick-off sesegera mungkin. Pelatih dapat menyusun program latihan, pemain pun bisa kembali termotivasi menjalani latihan.
“Kami butuh klarifikasi, kami butuh kejelasan. Seperti yang saya katakan, ini berkaitan dengan profesi banyak orang dan banyak keluarga terlibat dengan ini. Ini adalah hal yang sangat besar. Semua ingin bermain sepakbola,” imbuhnya.
