Robert Sebut Protes Persib Dilengkapi Bukti yang Kuat
Thursday, 10 October 2019 | 20:34
Pihak Persib Bandung sudah melayangkan surat protes terhadap wasit dan perangkat pertandingan di laga kontra Madura United. Pada laga tersebut kubu Maung Bandung merasa dicurangi hingga akhirnya menelan kekalahan 2-1. Sempat unggul di menit awal, tuan rumah berbalik unggul dan gol penentu lahir dari sepakan penalti yang dianggap kontroversial.
Bukan satu kali Persib merasa dikecewakan wasit dan mengajukan surat protes resmi. Tapi respon dari pihak Komdis atau PT. LIB selaku operator kompetisi tidak sesuai dengan ekpektasi. Hanya saja Robert Rene Alberts punya keyakinan protes yang diajukan kali ini ditanggapi karena disertai bukti.
“Mungkin kali ini kami menyerahkan surat yang lebih spesifik untuk protes karena ada cukup bukti dan statistik tidak bisa berbohong,” kata Robert ketika diwawancara di Stadion Si Jalak Harupat, Kamis (10/10).
“Jika dilihat dari statistik, sebelum saya bicara, saya selalu meminta tanggapan dari orang yang merupakan pihak netral dan tidak berhubungan dengan Persib. Mereka memberikan tanggapan netral dan profesional dan ketika mendapatkan itu, baru saya yakin bahwa memang ini hal yang tepat,” lanjutnya.
Dari data statistik jumlah ball possession dan peluang memang tidak terlihat mencurigakan. Menurutnya memang Persib di laga ini kalah soal persentase penguasaan bola meski peluang yang berbahaya dari kedua tim tipis perbedaanya. Namun jika ditilik dari jumlah pelanggaran, data itu dirasa janggal.
“Tapi ketidakadilan yang terbesar dalam statistik di laga itu, mereka mendapat 24 kali tendangan bebas sedangkan kami cuma 9. Itu sangat tak seimbang. Dan saya menjelaskan kepada pemain, meski mereka mendapatkan 24 kali tendangan bebas, pemain kami hanya dapat satu kartu kuning.,” jelasnya.
“Mereka mendapat 9 tendangan bebas, tapi malah mendapat empat kartu kuning. Dari statistik itu terlihat ada yang tak sesuai. Seharusnya malah kami yang mendapat empat kartu kuning karena melakukan 24 pelanggaran,” lanjutnya.
Banyaknya pelannggaran yang diberikan wasit Faulur Rosy untuk tuan rumah pun mengganggu pemain. Sentuhan minimalis saat coba merebut bola selalu dianggap pelanggaran. Hasilnya ritme dan skema yang disiapkan Persib pun tidak berjalan karena wasit terus-menerus menghentikan laga.
“Jika digabung seluruh tendangan bebas, pertandingan terhenti setiap 3 menit dan itu tak normal. Itu menghentikan alur laga dan menghentikan kami melakukan hal yang ingin kami rencanakan dari awal,” keluh pelatih asal Belanda ini.
Keputusan hanya memberi waktu injury time selama 2 menit juga menjadi bahan Persib melayangkan protes. Menurutnya laga yang banyak terhenti seharusnya membuat wasit memberikan additional time lebih dari 5 menit. Menurut Robert catatan itu jadi bukti yang bisa membuat protes mereka lebih kuat.
“Jika dianalisa saat situasi Omid cedera, kejadian itu memakan waktu 4,5 menit. Dan jika ditambah terhentinya laga saat ada insiden penalti, itu lebih dari 2 menit. Jadi total seharusnya kami mendapatkan waktu injury time 8 menit. Dan semua kejadian itu membuat adanya kecurigaan,” tukasnya.

Pihak Persib Bandung sudah melayangkan surat protes terhadap wasit dan perangkat pertandingan di laga kontra Madura United. Pada laga tersebut kubu Maung Bandung merasa dicurangi hingga akhirnya menelan kekalahan 2-1. Sempat unggul di menit awal, tuan rumah berbalik unggul dan gol penentu lahir dari sepakan penalti yang dianggap kontroversial.
Bukan satu kali Persib merasa dikecewakan wasit dan mengajukan surat protes resmi. Tapi respon dari pihak Komdis atau PT. LIB selaku operator kompetisi tidak sesuai dengan ekpektasi. Hanya saja Robert Rene Alberts punya keyakinan protes yang diajukan kali ini ditanggapi karena disertai bukti.
“Mungkin kali ini kami menyerahkan surat yang lebih spesifik untuk protes karena ada cukup bukti dan statistik tidak bisa berbohong,” kata Robert ketika diwawancara di Stadion Si Jalak Harupat, Kamis (10/10).
“Jika dilihat dari statistik, sebelum saya bicara, saya selalu meminta tanggapan dari orang yang merupakan pihak netral dan tidak berhubungan dengan Persib. Mereka memberikan tanggapan netral dan profesional dan ketika mendapatkan itu, baru saya yakin bahwa memang ini hal yang tepat,” lanjutnya.
Dari data statistik jumlah ball possession dan peluang memang tidak terlihat mencurigakan. Menurutnya memang Persib di laga ini kalah soal persentase penguasaan bola meski peluang yang berbahaya dari kedua tim tipis perbedaanya. Namun jika ditilik dari jumlah pelanggaran, data itu dirasa janggal.
“Tapi ketidakadilan yang terbesar dalam statistik di laga itu, mereka mendapat 24 kali tendangan bebas sedangkan kami cuma 9. Itu sangat tak seimbang. Dan saya menjelaskan kepada pemain, meski mereka mendapatkan 24 kali tendangan bebas, pemain kami hanya dapat satu kartu kuning.,” jelasnya.
“Mereka mendapat 9 tendangan bebas, tapi malah mendapat empat kartu kuning. Dari statistik itu terlihat ada yang tak sesuai. Seharusnya malah kami yang mendapat empat kartu kuning karena melakukan 24 pelanggaran,” lanjutnya.
Banyaknya pelannggaran yang diberikan wasit Faulur Rosy untuk tuan rumah pun mengganggu pemain. Sentuhan minimalis saat coba merebut bola selalu dianggap pelanggaran. Hasilnya ritme dan skema yang disiapkan Persib pun tidak berjalan karena wasit terus-menerus menghentikan laga.
“Jika digabung seluruh tendangan bebas, pertandingan terhenti setiap 3 menit dan itu tak normal. Itu menghentikan alur laga dan menghentikan kami melakukan hal yang ingin kami rencanakan dari awal,” keluh pelatih asal Belanda ini.
Keputusan hanya memberi waktu injury time selama 2 menit juga menjadi bahan Persib melayangkan protes. Menurutnya laga yang banyak terhenti seharusnya membuat wasit memberikan additional time lebih dari 5 menit. Menurut Robert catatan itu jadi bukti yang bisa membuat protes mereka lebih kuat.
“Jika dianalisa saat situasi Omid cedera, kejadian itu memakan waktu 4,5 menit. Dan jika ditambah terhentinya laga saat ada insiden penalti, itu lebih dari 2 menit. Jadi total seharusnya kami mendapatkan waktu injury time 8 menit. Dan semua kejadian itu membuat adanya kecurigaan,” tukasnya.

Yah memang begitulah kenyataannya…, bermain sebaik dan semaksimal serta seminimal mungkin untuk mengantisipasi dan menghindari kesalahan akan terasa sangat sulit apabila wasit sudah kurang bahkan tidak netral ( melakukan akan terasa jauh lebih sulit daripada sekedar melihat…bahkan oleh pemain profesional sekalipun ).
Mudah-mudahan ke depannya permainan Persib tetap stabil tanpa ataupun dengan wasit yang kurang netral.
5-0 yeuuuuh,pssi borok timnas oge buruk
Pssi gak pduli timnas ancur pa gsk, yg penting setoran fulus lancar. Harga diri bangsa digadein.
teu ngaruh rek maen alus komo goreng..,
nama nya juga liga sinetron.., semuanya dah disetting