Robert Nilai Wajar Intensitas Permainan Menurun di Babak Kedua
Friday, 24 September 2021 | 13:45
Performa Persib di awal musim 2021/2022 belum stabil. Terutama saat memasuki babak kedua, intesitas permainan cenderung menurun. Diakui oleh Robert Rene Alberts bahwa anak asuhnya masih dalam tahap adaptasi. Karena mereka lama tidak berkompetisi dan persiapan tim terbatas.
“Bukan di laga ini saja tapi di setiap laga dan itu hal yang harus kami terima. Pemain tidak bermain kompetitif selama 1,5 tahun dan kami tidak bisa berharap banyak, karena hanya mempunyai waktu persiapan yang singkat,” jelas Robert ketika diwawancara, kemarin.
Dengan masa persiapan yang singkat bagi beberapa klub karena terkendala PPKM, laga-laga awal musim 2021/2022 lebih dimanfaatkan sebagai ajang pemanasan. Itu nampak dari banyaknya tim yang memulai kompetisi dengan materi pemain yang belum lengkap, bahkan hingga pekan keempat.
“Mereka harus langsung bermain dan beberapa tim bahkan pemainnya belum lengkap dan harus langsung memulai di jadwal yang sibuk. Bisa dilihat di banyak pertandingan, pada babak kedua pemain mulai mengalami kram, ada juga pemain yang cedera di timnya, karena jadwal yang harus kami lakoni,” jelasnya.
Maka dari itu, hal yang wajar jika intensitas permainan tim-tim Liga 1 termasuk Persib mengalami penurunan saat memasuki akhir laga. Dia berharap setelah tim menjalani seri pertama dan akan ada waktu jeda jelang seri kedua, persiapan bisa jauh lebih matang. Sehingga performa tim sepanjang laga bisa lebih stabil.
“Jadi normal jika ada penurunan di babak kedua. Mungkin ada peningkatan di seri kedua karena tim memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan persiapan seperti di enam laga awal ini,” tukasnya.

Performa Persib di awal musim 2021/2022 belum stabil. Terutama saat memasuki babak kedua, intesitas permainan cenderung menurun. Diakui oleh Robert Rene Alberts bahwa anak asuhnya masih dalam tahap adaptasi. Karena mereka lama tidak berkompetisi dan persiapan tim terbatas.
“Bukan di laga ini saja tapi di setiap laga dan itu hal yang harus kami terima. Pemain tidak bermain kompetitif selama 1,5 tahun dan kami tidak bisa berharap banyak, karena hanya mempunyai waktu persiapan yang singkat,” jelas Robert ketika diwawancara, kemarin.
Dengan masa persiapan yang singkat bagi beberapa klub karena terkendala PPKM, laga-laga awal musim 2021/2022 lebih dimanfaatkan sebagai ajang pemanasan. Itu nampak dari banyaknya tim yang memulai kompetisi dengan materi pemain yang belum lengkap, bahkan hingga pekan keempat.
“Mereka harus langsung bermain dan beberapa tim bahkan pemainnya belum lengkap dan harus langsung memulai di jadwal yang sibuk. Bisa dilihat di banyak pertandingan, pada babak kedua pemain mulai mengalami kram, ada juga pemain yang cedera di timnya, karena jadwal yang harus kami lakoni,” jelasnya.
Maka dari itu, hal yang wajar jika intensitas permainan tim-tim Liga 1 termasuk Persib mengalami penurunan saat memasuki akhir laga. Dia berharap setelah tim menjalani seri pertama dan akan ada waktu jeda jelang seri kedua, persiapan bisa jauh lebih matang. Sehingga performa tim sepanjang laga bisa lebih stabil.
“Jadi normal jika ada penurunan di babak kedua. Mungkin ada peningkatan di seri kedua karena tim memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan persiapan seperti di enam laga awal ini,” tukasnya.

alasan mulu nih abah Obet
ok bisa diterima, tapi gaya main monoton dan buntu
ayeuna wajar .. ngke naon deui alesan na Ki ..
Kalau cuma jadi tim penggembira wajar bilang begitu,tapi kalau mau jadi juara pernyataan Robert itu sangat tidak wajar sudah banyak tim mengeluarkan uang
G08L09 MEMANG SI ROBERT PRLATIH TIDAK ADA KUALITAS JUARA, BUAT STETMENT PERNYATAAN KAYA ANAK BOCAH BARU SEKOLAH, TIDAK SADAR DIRI KAMU PELATIH YANG KURANG MEMAHAMI STRATEGI DI LAPANG DIMANA PEMAIN KEUR BARUTUT TETEP MAKSAKEUN KEUR DI PAENKEUN
ah hanteu
Ceuk uing ge bobotoh karbitan, bobotoh kampungan mah jiga kieu. Bahasa na teubdi kontrol. Jiga na maneh euy kamari oknum bonotoh anu ngaberik beus persib sabari maledogan. Kampungan pisan euy. Aduh rada elegan atuh jf bonltoh teh lur.
ngeles mulu siga bajay, klo profesional ngeluh kendala adaptasi itu Basi, tengah ngak ada supply dan Kreatifitas, depan manja ngak greget lemes buang2 bola mulu, hadeeh, bentar2 cidera
Pelatih na butut.. jadi permainan butut.. mental butut..
Tapi persib tetep di hati aing
Maneh ge butut dasar buzzer hahahaha tidak ada ahlak maneh
Taku uing suka gaya aneh hahaahha
70% kamau pamaen di lapangan mang, 30% taktikal palatih, ampir kabeh mejus euweuh spirit jeung skill nu menonjol ti tiap individu pamaen atawa sahenteuna aya niat permainan kolektif nu menusuk ti tilu sektor hareup, kanyataanna bal bulak balik ka tukang wae, nyieun emosi…
Hanya saran we…
1. Motivasi pemain sehingga mentalna bs jadi juara bukan mental kurupuk
2. Yakin pamain mah kualitas A tapi can padu jigana, jigana kudu dimasukeun min 2 pamain anu wani ngudag lawan…
3. Khawatir ninggal wonder Luiz, kasih waktu satu babak Mun masih Kitu kneh ganti, nyaah waktu atau ari kontribusi minim mah.
4.intina ka pamain kudu full ngadukung Persib juara ku motivasi tong leroy
5. Mun maena jiga mental juara insyaAlloh 3 point…
Ttp dukung Persib juara
Pemaen w marahal,,permainana murahan
Sehat coach???