Robert Kisahkan Proses Perkenalan dengan Sepakbola Indonesia
Monday, 22 June 2020 | 19:15
Robert Rene Alberts sudah mengecap atmosfer sepakbola di Asia sejak 1992 lalu. Pasca menjadi pelatih di Swedia, petualangan baru dirasakan pria asal Belanda ini ketika dipercaya sebagai nahkoda Kedah FA. Setelah itu ia mengelilingi banyak negara di Asia hingga akhirnya Indonesia menjadi pelabuhannya.
Pria kelahiran Amsterdam itu pun bercerita soal perantauannya hingga Indonesia. Robert mulai memendam ketertarikan menjadi pelatih di Indonesia saat melakukan pemusatan latihan bersama Kedah FA ke beberapa kota. Animo dari suporter yang besar dan fanatik yang menarik perhatiannya.
“Yang pertama mendorong saya berkarir di Indonesia adalah saat melakukan pramusim bersama Kedah. Kami bertolak dari Penang ke Medan yang letaknya tidak jauh dan kami dari Medan pergi lagi menuju Surabaya dan Bali,” jelas Robert ketika diwawancara.
“Kami melakukan beberapa agenda latih tanding, dan kehadiran suporter di Indonesia yang memberi saya dorongan untuk mencoba kesempatan melatih di Indonesia saat itu. Karena meski hanya sekedar latih tanding, tetapi para suporter tetap memberikan semangat di belakang tim dan itu kesan bagus,” jelasnya.
Beberapa tahun pun berlalu usai Robert menginjakkan kakinya di Indonesia. Kesan positif itu bersemayam di pikirannya dan ada komunikasi antara Robert dengan mantan pemainnya di Kedah yang tinggal di Bali. Dari sana ada relasi yang bisa menghubungkan Robert untuk mewujudkan keinginannya melatih di Indonesia.
“Lalu saat saya menjalin komunikasi dengan salah satu mantan pemain saya yang pernah bermain di Kedah, yang mana dia sedang bermain untuk klub Indonesia serta tinggal di Bali, pemain itu juga punya teman asal Kamerun yang tahu saya pernah melatih di Malaysia dan ingin mencoba karir di Indonesia,” tuturnya.
Dari sana Robert mendapat tawaran dari agen, Onana Jules yang sedang mencari klien untuk menjadi pelatih. Arema yang tengah butuh sentuhan pelatih bertangan dingin lalu dihubungkan dengan Robert. Tawaran untuk berkarir di Indonesia pun tidak disia-siakan oleh Robert pada Liga Super Indonesia 2009/2010.
“Komunikasi pun terus berlanjut antara mantan pemain saya dan Onana Jules yang baru saja mengakhiri karirnya sebagai pemain. Kami juga berteman dan dari sana saya mendapat tawaran untuk menjadi pelatih Arema di Malang dan setelah itu kami memulai diskusi dan itu yang menjadi pendorong saya akhirnya menjadi pelatih di Indonesia, di Malang,” tukasnya.

Robert Rene Alberts sudah mengecap atmosfer sepakbola di Asia sejak 1992 lalu. Pasca menjadi pelatih di Swedia, petualangan baru dirasakan pria asal Belanda ini ketika dipercaya sebagai nahkoda Kedah FA. Setelah itu ia mengelilingi banyak negara di Asia hingga akhirnya Indonesia menjadi pelabuhannya.
Pria kelahiran Amsterdam itu pun bercerita soal perantauannya hingga Indonesia. Robert mulai memendam ketertarikan menjadi pelatih di Indonesia saat melakukan pemusatan latihan bersama Kedah FA ke beberapa kota. Animo dari suporter yang besar dan fanatik yang menarik perhatiannya.
“Yang pertama mendorong saya berkarir di Indonesia adalah saat melakukan pramusim bersama Kedah. Kami bertolak dari Penang ke Medan yang letaknya tidak jauh dan kami dari Medan pergi lagi menuju Surabaya dan Bali,” jelas Robert ketika diwawancara.
“Kami melakukan beberapa agenda latih tanding, dan kehadiran suporter di Indonesia yang memberi saya dorongan untuk mencoba kesempatan melatih di Indonesia saat itu. Karena meski hanya sekedar latih tanding, tetapi para suporter tetap memberikan semangat di belakang tim dan itu kesan bagus,” jelasnya.
Beberapa tahun pun berlalu usai Robert menginjakkan kakinya di Indonesia. Kesan positif itu bersemayam di pikirannya dan ada komunikasi antara Robert dengan mantan pemainnya di Kedah yang tinggal di Bali. Dari sana ada relasi yang bisa menghubungkan Robert untuk mewujudkan keinginannya melatih di Indonesia.
“Lalu saat saya menjalin komunikasi dengan salah satu mantan pemain saya yang pernah bermain di Kedah, yang mana dia sedang bermain untuk klub Indonesia serta tinggal di Bali, pemain itu juga punya teman asal Kamerun yang tahu saya pernah melatih di Malaysia dan ingin mencoba karir di Indonesia,” tuturnya.
Dari sana Robert mendapat tawaran dari agen, Onana Jules yang sedang mencari klien untuk menjadi pelatih. Arema yang tengah butuh sentuhan pelatih bertangan dingin lalu dihubungkan dengan Robert. Tawaran untuk berkarir di Indonesia pun tidak disia-siakan oleh Robert pada Liga Super Indonesia 2009/2010.
“Komunikasi pun terus berlanjut antara mantan pemain saya dan Onana Jules yang baru saja mengakhiri karirnya sebagai pemain. Kami juga berteman dan dari sana saya mendapat tawaran untuk menjadi pelatih Arema di Malang dan setelah itu kami memulai diskusi dan itu yang menjadi pendorong saya akhirnya menjadi pelatih di Indonesia, di Malang,” tukasnya.
