
Foto: Dok. Persib Bandung
Persib pernah bermain dengan sembilan pemain karena dua pemainnya, Ezra Walian dan Ferdinand Sinaga, mendapat kartu merah pada pertandingan uji coba melawan Porda Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Peraib menang di pertandingan itu dengan skor 5-2.
Alih-alih memasukkan dua pemain pengganti–mengingat pertandingan hanya uji coba–Robert Alberts sang pelatih malah tetap memaksakan diri bermain apa adanya dengan kondisi kekurangan pemain. Insiden kecil berupa ketegangan juga sempat terjadi saat itu.
“Wasit memberikan dua kartu merah untuk pemain kami (di laga kontra Porda Bandung) yang mana itu tidak seharusnya terjadi. Karena beberapa alasan dia memberikan kartu merah di laga itu, tapi kami tidak mengganti mereka dengan pemain lain, kami tetap bermain dengan sembilan pemain,” tutur Robert.
Ia punya alasan tetap bermain apa adanya, menjadi ujian bagi tim dan hal yang bagus andai situasi serupa terjadi di kompetisi. Timnya harus bermain dengan taktik dan tetap tangguh. Dalam skor unggul Persib bermain dengan banyak membunuh waktu dengan operan-operan pendek dan aman.
“Saya katakan kepada pemain, ini bagus untuk menjadi ujian kami karena mungkin saja terjadi di liga, bermain dengan sepuluh atau sembilan pemain. Jadi kami menganggap itu sebagai ujian, harus bermain sangat taktikal dan tangguh,” bebernya.
Tapi berbeda dengan pertandingan uji coba terakhir kontra Tira Persikabo, Sabtu (12/6/2021) lalu. Terjangan kaki Gilang Ginarsa mendarat tepat di wajah winger Persib, Frets Butuan, seketika wasit mengambil kartu merah dari kantongnya lalu melayangkannya kepada bek Tira itu.
Harus bermain dengan 10 pemain, Persib setuju Tira Persikabo memasukkan pemain pengganti mengingat laga hanya uji coba. Kedua tim sedang mengukur taktik strategi dalam persiapan liga dan mereka harus optimal dalam setiap pertandingan uji coba pra musim.
“Jika dilihat di laga terakhir melawan Tira, saat Frets mendapat terjangan yang sangat buruk, sangat bagus reaksi yang ditunjukkan oleh pemain kami. Pemain kami tidak bereaksi dengan melakukan kekerasan, pemain kami langsung melindungi rekan yang terjatuh, mereka menjauhkan pemain Tira. Lalu tim medis kami masuk ke lapangan karena bisa saja itu menjadi cedera yang serius,” paparnya.
“Kami juga mengizinkan Tira untuk memasukkan pengganti bagi pemain yang dikartu merah. Normalnya Tira bermain dengan sepuluh pemain sekitar satu jam. Tapi Itu bukan filosofi kami, ini latih tanding jadi kami mengizinkan Tira untuk memasukan pemain lain agar tetap bermain sebelas melawan sebelas,” urainya.
Robert hanya ingin menjelaskan tujuan dan hal positif yang bisa didapat setiap tim di masa persiapan liga termasuk di laga uji coba. Bukan persoalan memenangkan pertandingan, namun bagaimana tim dan individu-individu di dalamnya berkembang. Bagaimana pun liga adalah tujuan sebenarnya, respek tetap dijunjung tinggi.
“Jadi ini yang kami lakukan, tidak seperti yang terjadi di laga Persita melawan Persipura karena di babak kedua laga dihentikan karena terjadi kekerasan. Persib Bandung adalah contoh yang bagus terutama di pra musim. Bukan tentang hasil tapi membangun rasa respek pemain kepada tim lain dan melindungi pemain sendiri,” tukasnya.
Komentar Bobotoh