Robert Ingin Kejelasan Mekanisme Transfer Window di Indonesia
Wednesday, 21 October 2020 | 17:19
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts dibuat bingung dengan nasib kompetisi di Indonesia. Kelanjutan liga masih samar, imbasnya agenda sepakbola lain menjadi tanda tanya seperti jendela transfer yang berlaku. Dirinya mengaku kini dibuat bertanya-tanya dengan transfer window di Indonesia.
Sebelumnya sempat disepakati bahwa bursa transfer paruh kedua Liga 1 2020 berlaku pada Desember 2020. Lalu secara mendadak ada transfer window yang dibuka pada September-Oktober untuk pemain asing. Sejumlah klub pun mendaratkan pemain baru untuk bersiap melanjutkan liga yang rencananya digelar 1 Oktober.
Menurutnya lebih masuk akal untuk memberlakukan jendela transfer pada Desember atau memasuki putaran kedua. Sebab kompetisi 2020 baru memainkan tiga laga dan bukan menjadi keputusan bijak jika sudah langsung melakukan perombakan pemain. Meski memang ada beberapa pemain asing yang sudah menyatakan tidak sepakat untuk bertahan di Indonesia pada masa pandemi ini.
“Ini pertanyaan yang sangat bagus, karena tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sedang terjadi. Kami dikabarkan tiba-tiba transfer window dibuka lagi karena beberapa klub meminta itu, padahal sebelumnya sudah sangat jelas hanya akan ada transfer window di paruh kedua pada Desember jika liga digelar sesuai rencana pada Oktober,” terang Robert ketika diwawancara, Rabu (21/10).
“Jika menggunakan transfer window untuk mendapatkan lagi pemain, beberapa klub bicara bagaimana klub mendatangkan pemain baru karena mereka tak punya uang, sedangkan pemain lain harus pergi karena tidak adanya kesepakatan finansial dengan klub. Karena ada aturan pemotongan gaji 25 dan 50 persen. Jadi saat mendadak ada transfer window yang datang dari langit ini, tentu menjadi kejutan bagi banyak orang,” kata Robert.
Memang banyak klub yang kelimpungan untuk menjaga pemain mereka tetap bertahan. Karena krisis finansial pun harus melanda sebagai dampak dari pandemi dan PSSI memberlakukan kebijakan pemotongan gaji. Namun lain halnya dengan Persib yang masih bisa mempertahankan pemain yang dikontrak pada awal musim 2020.
“Pada kasus ini, Persib, saya rasa kami sangat profesional karena kami tahu, yang terpenting adalah bagaimana menjaga sebisa mungkin pemain yang dimiliki. Dan saling menguatkan satu sama lain, klub percaya kepada pemain dan pemain juga percaya pada klub. Ini bentuk dari profesionalisme,” tutur Robert.
Pelatih asal Belanda itu pun ingin meminta kejelasan soal kejelasan dari transfer window yang berlaku di Indonesia. Namun sampai saat ini, pihak manajemen juga belum pernah mendapat surat resmi mengenai agenda pasti terkait bursa transfer dan aturan yang berlaku.
“Hingga saat ini, saya selalu bertanya kepada manajemen apakah ada surat resmi dari PSSI atau LIB soal transfer window dan tetap saja belum ada surat resmi yang datang. Jadi semua ini sangat mengambang, ini adalah hal terburuk yang bisa terjadi dan apapun harus terkonfirmasi,” terang Robert.
“Ini tidak akan membantu sepakbola Indonesia, kami butuh ketegasan, profesionalisme dan juga jawaban atas persoalan semacam ini. Supaya semua klub tahu apa yang terjadi, demi kepentingan sepakbola Indonesia, bukan hanya kepentingan satu atau tiga klub yang tiba-tiba meminta adanya transfer window lagi untuk mengisi kuota pemain asing mereka, karena mereka kehilangan pemain asing,” tukasnya.

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts dibuat bingung dengan nasib kompetisi di Indonesia. Kelanjutan liga masih samar, imbasnya agenda sepakbola lain menjadi tanda tanya seperti jendela transfer yang berlaku. Dirinya mengaku kini dibuat bertanya-tanya dengan transfer window di Indonesia.
Sebelumnya sempat disepakati bahwa bursa transfer paruh kedua Liga 1 2020 berlaku pada Desember 2020. Lalu secara mendadak ada transfer window yang dibuka pada September-Oktober untuk pemain asing. Sejumlah klub pun mendaratkan pemain baru untuk bersiap melanjutkan liga yang rencananya digelar 1 Oktober.
Menurutnya lebih masuk akal untuk memberlakukan jendela transfer pada Desember atau memasuki putaran kedua. Sebab kompetisi 2020 baru memainkan tiga laga dan bukan menjadi keputusan bijak jika sudah langsung melakukan perombakan pemain. Meski memang ada beberapa pemain asing yang sudah menyatakan tidak sepakat untuk bertahan di Indonesia pada masa pandemi ini.
“Ini pertanyaan yang sangat bagus, karena tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sedang terjadi. Kami dikabarkan tiba-tiba transfer window dibuka lagi karena beberapa klub meminta itu, padahal sebelumnya sudah sangat jelas hanya akan ada transfer window di paruh kedua pada Desember jika liga digelar sesuai rencana pada Oktober,” terang Robert ketika diwawancara, Rabu (21/10).
“Jika menggunakan transfer window untuk mendapatkan lagi pemain, beberapa klub bicara bagaimana klub mendatangkan pemain baru karena mereka tak punya uang, sedangkan pemain lain harus pergi karena tidak adanya kesepakatan finansial dengan klub. Karena ada aturan pemotongan gaji 25 dan 50 persen. Jadi saat mendadak ada transfer window yang datang dari langit ini, tentu menjadi kejutan bagi banyak orang,” kata Robert.
Memang banyak klub yang kelimpungan untuk menjaga pemain mereka tetap bertahan. Karena krisis finansial pun harus melanda sebagai dampak dari pandemi dan PSSI memberlakukan kebijakan pemotongan gaji. Namun lain halnya dengan Persib yang masih bisa mempertahankan pemain yang dikontrak pada awal musim 2020.
“Pada kasus ini, Persib, saya rasa kami sangat profesional karena kami tahu, yang terpenting adalah bagaimana menjaga sebisa mungkin pemain yang dimiliki. Dan saling menguatkan satu sama lain, klub percaya kepada pemain dan pemain juga percaya pada klub. Ini bentuk dari profesionalisme,” tutur Robert.
Pelatih asal Belanda itu pun ingin meminta kejelasan soal kejelasan dari transfer window yang berlaku di Indonesia. Namun sampai saat ini, pihak manajemen juga belum pernah mendapat surat resmi mengenai agenda pasti terkait bursa transfer dan aturan yang berlaku.
“Hingga saat ini, saya selalu bertanya kepada manajemen apakah ada surat resmi dari PSSI atau LIB soal transfer window dan tetap saja belum ada surat resmi yang datang. Jadi semua ini sangat mengambang, ini adalah hal terburuk yang bisa terjadi dan apapun harus terkonfirmasi,” terang Robert.
“Ini tidak akan membantu sepakbola Indonesia, kami butuh ketegasan, profesionalisme dan juga jawaban atas persoalan semacam ini. Supaya semua klub tahu apa yang terjadi, demi kepentingan sepakbola Indonesia, bukan hanya kepentingan satu atau tiga klub yang tiba-tiba meminta adanya transfer window lagi untuk mengisi kuota pemain asing mereka, karena mereka kehilangan pemain asing,” tukasnya.
