Robert: di Seluruh Dunia Sepakbola Sudah Berjalan
Monday, 02 November 2020 | 19:59
Sepakbola Indonesia musim 2020 memang cukup membuat kecewa. Sejak Covid-19 melanda, sepakbola seperti dipenjarakan di negeri ini, padahal negara lain mampu menghelat kompetisi domestik berdampingan dengan wabah Covid-19 dengan menjunjung tinggi protokol kesehatan.
Kepolisian Republik Indonesia sama sekali tak memberi lampu hijau. Selain wabah virus Corona, perhelatan Pilkada jadi alasan selanjutnya pihak kepolisian tak memberi izin pertandingan walau tanpa penonton. Liga 1 ditunda saat setiap tim sudah siap untuk kick off tanggal 1 Oktober, begitu pula 1 November ini.
“Kami diberitahu beberapa kali ditunda. Itu mengecewakan, karena di Indonesia kami tidak bisa bermain sepakbola seperti di negara lain. Dan pada tanggal yang semula dijadwalkan, 1 Oktober lalu dibatalkan lagi. Lalu mendengar ada pernyataan akan digelar 1 November, namun itu harus dibatalkan juga,” keluh Robert.
“Kami butuh klarifikasi, kami butuh kejelasan (tanggal kick-off kompetisi). Seperti yang saya katakan, ini berkaitan dengan profesi banyak orang dan banyak keluarga terlibat dengan ini. Ini adalah hal yang sangat besar. Semua ingin bermain sepakbola,” papar pelatih asal Belanda itu.
Liga top Eropa, bahkan liga di negara-negara Asia Tenggara mampu menggulirkan lagi kompetisi walau harus mengubah format. Seperti Liga Super Malaysia yang hanya menghelat satu pertemuan pertandingan atau single round robin.
“Di seluruh dunia sudah bermain sepakbola meskipun Covid. Semuanya tahu bahwa Covid ada di sana. Dan kami mengambil tindakan sebagai klub. Kami melindungi pemain, melindungi staf, dan melindungi siapa pun. Kami mencoba bersikap secara profesional untuk tetap siap dalam bermain sepakbola,” beber Robert.

Sepakbola Indonesia musim 2020 memang cukup membuat kecewa. Sejak Covid-19 melanda, sepakbola seperti dipenjarakan di negeri ini, padahal negara lain mampu menghelat kompetisi domestik berdampingan dengan wabah Covid-19 dengan menjunjung tinggi protokol kesehatan.
Kepolisian Republik Indonesia sama sekali tak memberi lampu hijau. Selain wabah virus Corona, perhelatan Pilkada jadi alasan selanjutnya pihak kepolisian tak memberi izin pertandingan walau tanpa penonton. Liga 1 ditunda saat setiap tim sudah siap untuk kick off tanggal 1 Oktober, begitu pula 1 November ini.
“Kami diberitahu beberapa kali ditunda. Itu mengecewakan, karena di Indonesia kami tidak bisa bermain sepakbola seperti di negara lain. Dan pada tanggal yang semula dijadwalkan, 1 Oktober lalu dibatalkan lagi. Lalu mendengar ada pernyataan akan digelar 1 November, namun itu harus dibatalkan juga,” keluh Robert.
“Kami butuh klarifikasi, kami butuh kejelasan (tanggal kick-off kompetisi). Seperti yang saya katakan, ini berkaitan dengan profesi banyak orang dan banyak keluarga terlibat dengan ini. Ini adalah hal yang sangat besar. Semua ingin bermain sepakbola,” papar pelatih asal Belanda itu.
Liga top Eropa, bahkan liga di negara-negara Asia Tenggara mampu menggulirkan lagi kompetisi walau harus mengubah format. Seperti Liga Super Malaysia yang hanya menghelat satu pertemuan pertandingan atau single round robin.
“Di seluruh dunia sudah bermain sepakbola meskipun Covid. Semuanya tahu bahwa Covid ada di sana. Dan kami mengambil tindakan sebagai klub. Kami melindungi pemain, melindungi staf, dan melindungi siapa pun. Kami mencoba bersikap secara profesional untuk tetap siap dalam bermain sepakbola,” beber Robert.

Negara lain ga ada pilkadal dinasty Coach wkwkwk
inilah hebatnya negeri kami meneer