Robby: Persib Gagal Mempertahankan Ritme Permainan
Sunday, 29 April 2012 | 18:30Persib Bandung harus mengakui keunggulan Persipura Jayapura 0-1, dalam pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2011/2012. Dalam konferensi pers paca pertandingan, pelatih Persib Bandung Robby Darwis, mengaku anak asuhnya gagal mempertahankan ritme permainan. Kekalahan ini merupakan kekalahan keempat secara beruntun bagi Persib di musim ini.
Di babak pertama, Robby mengaku timnya mampu mengimbangi Persipura. Namun sayangnya, mereka kehilangan ritme terutama 20 menit menjelang babak pertama berakhir. Mantan pemain Persib ini sebenarnya berharap supaya Persib bermain lebih baik lagi di babak kedua.
“Kita kehilangan konsentrasi di 20 menit terakhir. Padahal kita sudah main bagus, tapi tidak bisa mempertahankan ritme. Seharusnya di babak II konsentrasi dan ritme bertambah baik lagi,” jelas Robby di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (29/4).
Di babak kedua, para pemain Persib sebenarnya diperintahkan untuk terus menyerang. Persib terus melakukan serangan ke lini pertahanan Persipura, terutama setelah keluarnya Bio Paulin karena kartu merah. Robby mengatakan dirinya memasukan M Ilham dan Budiawan di babak kedua supaya permainan Persib lebih menekan.
“Fokus kita adalah terus menyerang, apalagi mereka bermain dengan 10 pemain. Di babak II, kita masukan Ilham dan Budiawan,” jelas Robby.
Pelatih yang diangkat di putaran 2 musim ini pun menyayangkan gawang timnya harus kemasukan oleh sebuah penalti. Persipura berhasil membobol gawang Cecep Supriatna di menit 56 lewat penalti Beto Goncalves, setelah bola mengenai tangan Nasuha pada saat akan membuang bola.

Persib Bandung harus mengakui keunggulan Persipura Jayapura 0-1, dalam pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2011/2012. Dalam konferensi pers paca pertandingan, pelatih Persib Bandung Robby Darwis, mengaku anak asuhnya gagal mempertahankan ritme permainan. Kekalahan ini merupakan kekalahan keempat secara beruntun bagi Persib di musim ini.
Di babak pertama, Robby mengaku timnya mampu mengimbangi Persipura. Namun sayangnya, mereka kehilangan ritme terutama 20 menit menjelang babak pertama berakhir. Mantan pemain Persib ini sebenarnya berharap supaya Persib bermain lebih baik lagi di babak kedua.
“Kita kehilangan konsentrasi di 20 menit terakhir. Padahal kita sudah main bagus, tapi tidak bisa mempertahankan ritme. Seharusnya di babak II konsentrasi dan ritme bertambah baik lagi,” jelas Robby di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (29/4).
Di babak kedua, para pemain Persib sebenarnya diperintahkan untuk terus menyerang. Persib terus melakukan serangan ke lini pertahanan Persipura, terutama setelah keluarnya Bio Paulin karena kartu merah. Robby mengatakan dirinya memasukan M Ilham dan Budiawan di babak kedua supaya permainan Persib lebih menekan.
“Fokus kita adalah terus menyerang, apalagi mereka bermain dengan 10 pemain. Di babak II, kita masukan Ilham dan Budiawan,” jelas Robby.
Pelatih yang diangkat di putaran 2 musim ini pun menyayangkan gawang timnya harus kemasukan oleh sebuah penalti. Persipura berhasil membobol gawang Cecep Supriatna di menit 56 lewat penalti Beto Goncalves, setelah bola mengenai tangan Nasuha pada saat akan membuang bola.

Ritme..naon…maen dianjing caikeun kitu….modol apu…tah…maen bingung..kaserang..terus…..maen jiga kitu disebut aya peningkatan……………….
Lain eta Maman jeng Abanda, maen bola asal najong jeng asal nyundul bola, grogi pisan katingalina teh.
leres kang muhun etateh…,,,, tapi upami dipikir sakumaha sae oge bekna tapi upami salapan puluh menit seeur karengmah panginten cape we nuaya,….tapi wioslah da atos panginten anu kedah dipikiran ku nugaduhteh kumaha supados tandang kenging kandang oge kenging…. da ari ayenamah bade kandang bade tandang pasti moal kenging upami maena ciga kamarimah..sok kang pelatih kumaha ieuteh,…atuh da ari bobotohmah ngan ukur tiasa naros keun we da tos lier ninggalna ,,,mangga kang robi kumaha ieu atuh???
Nasuha nu ngarusak ritme mah… pemaen panggorengna kamari mah..
Ritme cenah nu kitu patut ge maen tanpa pola, ngoper kaman daek, asa alus keneh di latih ku drago mamik batur mah ganti pelatih teh ku nu alus na ari persib di ganti ku kang robi nu teu jelas kualitas na…
nendang bola giniiiihhhh….
pake cat yah iniiiihh….
siKUMIS kudu geura turun euy, teu boga kaera pisan euy 4 tahun tanpa prestasi malah lobana mah intervensi kapelatih….iraha arek juara atuh MIS….
Direktur Yayasan PT Persib harus punya nyali mengganti Manager dan Pelatih Tim kalau ingin tetap bertahan di ISL. Beni Dolo cocok untuk bisa mempertahankan tetap berada di ISL. Datangkan seorang psikolog untuk memperbaiki mental para pemain.
Satuju! Mening Bendol dibanding Robby Darwis, mah, Bendol leuwih pangalaman, bae beuteungna burete ge.
Pemain bukan gagal mempertahankan ritme pemain, tetapi Persib BABAGL TOTAL! Bermain 90 menit di lapangan bukan hanya ritme yang harus dipertahankan, tapi mental dan fisik pemaun juga harus dipertahankan.
Jangan-jangan pelatih Persib belum mengerti dengan prinsip-prinsip latihan, kalau benar ga paham bisa jadi pengertian stamina tertukar dengan pengertian daya tahan atau speed sama dengan kecepatan, celakanya kalau diartikan sama.
Performance fisik pemain Persib ketika berlaga di lapangan belum mencerminkan fisik seorang atlet yang katanya seorang pemain “profesional” . satu contoh saja misalnya pemain selalu keteter bila beradu sprint dengan pemain lain, termasuk sekelas Abanda Herman, kekecualian untuk Zulkifli Syukur.
Sedikit harapan, kehadiran Indra Tohir harus bidsa membawa perubahan, Pelatih fisik Persib muridnya!
RD Sarua Sareng Kang Kumis Teu gaduh K Isin Heuuuuuu