Review Pertandingan Arema vs Persib
Friday, 27 April 2012 | 01:53Duel antara tuan rumah Arema Malang dengan Persib bandung akhirnya dimengkan oleh Arema Malang dengan skor 2-1. Gol Arema dicetak oleh Herman Dzumafo pada menit ke 20’ dan Arif Arianto pada menit 57’. Satu – satunya gol Persib dicetak oleh Airlangga Sucipto pada menit 90+3’.
Ada hal menarik dalam pertandingan kemarin. Persib mengalami peningkatan dalam menit penguasaan bola dibandingkan 3 partai sebelumnya. Total Persib mampu menguasai bola sepanjang pertandingan adalah 16 menit 29 detik.

Meningkatnya menit penguasaan bola ini dibarengi dengan mengalirnya pasokan bola dari sektor tengah yang diisi Miljan dan Toni ke sektor flank dan striker. Di dua partai terakhir Persib, ada masalah di lini tengah. Duet Miljan dan Agung lalu diganti Gaspar di babak kedua ketika melawan Gresik United, duet Gaspar dan Tony ketika melawan Persiba, dan duet Miljan – Gaspar ketika melawan Persela tidak bisa mengalirkan bola dan mendominasi lini tengah Persib. Berbeda dengan pertandingan melawan Arema kemarin, Toni Sucipto dan Miljan Radovic bisa agak leluasa memainkan bola di lini tengah dibandingkan 3 partai terakhir.
Jawaban kenapa Persib bisa meningkatkan menit penguasaan bola adalah tidak adanya pemain dengan tipe hard defensive midfielder atau dikenal dengan sebutan destroyer yang dipasang di lini tengah Arema. Seperti kita tahu, di 3 pertandingan sebelumnya, lini tengah Persib selalu berhasil dikunci oleh gelandang-gelandang bertipe destroyer semodel Gangga Mudana (Gresik United), Asri Akbar (Persiba), dan I Gede Sukadana (Persela). Persib selalu kesulitan memainkan bola di lini tengah apabila berhadapan dengan gelandang bertipe hard DM. inilah alasan kenapa akhirnya banyak keputusan mengalirkan bola panjang via udara dari centre back langsung ke striker yang terkadang menjadi sia-sia. Di 3 partai terakhirnya.
Perbedaan ini terlihat dari perbedaan jumlah passing Miljan Radovic saat berhadapan dengan Persela dan Arema.

Hal lain yang menyebabkan Persib bisa menguasai lini tengah adalah karena sentral penyerangan Arema ada di M. Ridhuan yang notabene banyak bergerak di sektor kanan. Bola dari Ridhuan banyak dialirkan ke N’kong dan Dzumafo yang lagi-lagi jarang bergerak di area tengah. Area gerak ketiganya lebih sering terjadi di final third pertahanan Persib. Coverage area titik sentral penyerangan Arema inilah yang akhirnya membuat sektornya Miljan menjadi agak longgar dan membuat Miljan bisa bermain tanpa pressing tinggi.
Arema memasang Hendro Siswanto yang berpasangan dengan Feri Aman Saragih dalam pola 2 DM di formasi 4-2-3-1. Di depan mereka ada Alain Nkong yang bertugas menjadi gelandang serang sekaligus second striker. Diantara ketiganya, tidak ada satupun gelandang yang bertipe destroyer. Ini yang menyebabkan tugas Miljan dan Tony menjadi tidak seberat di 3 partai sebelumnya. Miljan bisa memegang bola tanpa pressing tinggi yang mengandalkan ‘otot’. Itulah kenapa pasokan bola ke Atep, Marcio dan Airlangga menjadi lebih lancar.
Masalah konsentrasi lagi-lagi menjadi hal yang utama di kubu Persib Bandung. Gol pertama Arema adalah bagian dari kelengahan para pemain Persib. Begitupun gol kedua Arema. Fokus terhadap pergerakan tanpa bola pemain lawan dan masalah pada konsentrasi menjadi masalah yang paling utama di lini pertahanan Persib Bandung.

Gol pertama Arema. Perhatikan pergerakan Dzumafo (dalam lingkaran) sebelum menerima assist dari Feri Aman Saragih.

Gol kedua Arema yang dicetak Arif Ariyanto (dalam lingkaran). Ada ruang kosong yang ditinggal pemain belakang Persib.
Di area penyerangan, M.Ilham dan Marcio menjadi pusat masalah. Ilham terlalu sering berlama – lama dengan bola dan ragu dalam mengambil keputusan. Dalam memilih kapan bola harus segera di crossing atau ditendang langsung ke gawang lawan misalnya, Ilham cenderung lama dalam mengambil keputusan. Ini yang membuat bola di kaki Ilham menjadi sering dikembalikan ke belakang daripada menjadi attempts. Adapun Marcio, setiap gerakan yang dia buat bersama bola, mind set nya selalu minta untuk dilanggar oleh bek lawan. Dalam situasi tertentu hal ini akan berguna. Tetapi dalam situasi open play, terlalu sayang apabila alur serangan yang bertumpu kepada Marcio menjadi sering terhenti karena wasit harus meniup peluit.
Hal itulah yang menyebabkan kenapa permainan Persib cenderung lebih hidup ketika Gaspar dan Budiawan masuk. Budiawan dan Gaspar bermain dengan cara pass and move. Mereka jarang berlama-lama dengan bola dan selalu mengambil keputusan untuk melakukan passing dan passing. Setelah masuknya Gaspar, arah serangan Persib lebih dialirkan ke sisi kiri lapangan, tempat dimana Gaspar berada.

Arah serangan Persib setelah Gaspar masuk di menit 59.
Gaspar yang disimpan di sisi kiri menjadi efektif dengan beberapa kali crossing ke kotak penalty yang salah satunya menjadi assists kepada gol nya Airlangga. Penguasaan bola Persib di menit-menit akhir babak kedua akhirnya berhasil masuk ke area kotak penalty Arema. Hal yang sulit ditemui ketika Gaspar dan Budiawan belum dimasukan. Ini salah satu sebab kenapa Airlangga Sucipto akhirnya mendapat suplai dan mampu mencetak gol di menit akhir.

Duel antara tuan rumah Arema Malang dengan Persib bandung akhirnya dimengkan oleh Arema Malang dengan skor 2-1. Gol Arema dicetak oleh Herman Dzumafo pada menit ke 20’ dan Arif Arianto pada menit 57’. Satu – satunya gol Persib dicetak oleh Airlangga Sucipto pada menit 90+3’.
Ada hal menarik dalam pertandingan kemarin. Persib mengalami peningkatan dalam menit penguasaan bola dibandingkan 3 partai sebelumnya. Total Persib mampu menguasai bola sepanjang pertandingan adalah 16 menit 29 detik.
Meningkatnya menit penguasaan bola ini dibarengi dengan mengalirnya pasokan bola dari sektor tengah yang diisi Miljan dan Toni ke sektor flank dan striker. Di dua partai terakhir Persib, ada masalah di lini tengah. Duet Miljan dan Agung lalu diganti Gaspar di babak kedua ketika melawan Gresik United, duet Gaspar dan Tony ketika melawan Persiba, dan duet Miljan – Gaspar ketika melawan Persela tidak bisa mengalirkan bola dan mendominasi lini tengah Persib. Berbeda dengan pertandingan melawan Arema kemarin, Toni Sucipto dan Miljan Radovic bisa agak leluasa memainkan bola di lini tengah dibandingkan 3 partai terakhir.
Jawaban kenapa Persib bisa meningkatkan menit penguasaan bola adalah tidak adanya pemain dengan tipe hard defensive midfielder atau dikenal dengan sebutan destroyer yang dipasang di lini tengah Arema. Seperti kita tahu, di 3 pertandingan sebelumnya, lini tengah Persib selalu berhasil dikunci oleh gelandang-gelandang bertipe destroyer semodel Gangga Mudana (Gresik United), Asri Akbar (Persiba), dan I Gede Sukadana (Persela). Persib selalu kesulitan memainkan bola di lini tengah apabila berhadapan dengan gelandang bertipe hard DM. inilah alasan kenapa akhirnya banyak keputusan mengalirkan bola panjang via udara dari centre back langsung ke striker yang terkadang menjadi sia-sia. Di 3 partai terakhirnya.
Perbedaan ini terlihat dari perbedaan jumlah passing Miljan Radovic saat berhadapan dengan Persela dan Arema.
Hal lain yang menyebabkan Persib bisa menguasai lini tengah adalah karena sentral penyerangan Arema ada di M. Ridhuan yang notabene banyak bergerak di sektor kanan. Bola dari Ridhuan banyak dialirkan ke N’kong dan Dzumafo yang lagi-lagi jarang bergerak di area tengah. Area gerak ketiganya lebih sering terjadi di final third pertahanan Persib. Coverage area titik sentral penyerangan Arema inilah yang akhirnya membuat sektornya Miljan menjadi agak longgar dan membuat Miljan bisa bermain tanpa pressing tinggi.
Arema memasang Hendro Siswanto yang berpasangan dengan Feri Aman Saragih dalam pola 2 DM di formasi 4-2-3-1. Di depan mereka ada Alain Nkong yang bertugas menjadi gelandang serang sekaligus second striker. Diantara ketiganya, tidak ada satupun gelandang yang bertipe destroyer. Ini yang menyebabkan tugas Miljan dan Tony menjadi tidak seberat di 3 partai sebelumnya. Miljan bisa memegang bola tanpa pressing tinggi yang mengandalkan ‘otot’. Itulah kenapa pasokan bola ke Atep, Marcio dan Airlangga menjadi lebih lancar.
Masalah konsentrasi lagi-lagi menjadi hal yang utama di kubu Persib Bandung. Gol pertama Arema adalah bagian dari kelengahan para pemain Persib. Begitupun gol kedua Arema. Fokus terhadap pergerakan tanpa bola pemain lawan dan masalah pada konsentrasi menjadi masalah yang paling utama di lini pertahanan Persib Bandung.

Gol pertama Arema. Perhatikan pergerakan Dzumafo (dalam lingkaran) sebelum menerima assist dari Feri Aman Saragih.

Gol kedua Arema yang dicetak Arif Ariyanto (dalam lingkaran). Ada ruang kosong yang ditinggal pemain belakang Persib.
Di area penyerangan, M.Ilham dan Marcio menjadi pusat masalah. Ilham terlalu sering berlama – lama dengan bola dan ragu dalam mengambil keputusan. Dalam memilih kapan bola harus segera di crossing atau ditendang langsung ke gawang lawan misalnya, Ilham cenderung lama dalam mengambil keputusan. Ini yang membuat bola di kaki Ilham menjadi sering dikembalikan ke belakang daripada menjadi attempts. Adapun Marcio, setiap gerakan yang dia buat bersama bola, mind set nya selalu minta untuk dilanggar oleh bek lawan. Dalam situasi tertentu hal ini akan berguna. Tetapi dalam situasi open play, terlalu sayang apabila alur serangan yang bertumpu kepada Marcio menjadi sering terhenti karena wasit harus meniup peluit.
Hal itulah yang menyebabkan kenapa permainan Persib cenderung lebih hidup ketika Gaspar dan Budiawan masuk. Budiawan dan Gaspar bermain dengan cara pass and move. Mereka jarang berlama-lama dengan bola dan selalu mengambil keputusan untuk melakukan passing dan passing. Setelah masuknya Gaspar, arah serangan Persib lebih dialirkan ke sisi kiri lapangan, tempat dimana Gaspar berada.

Arah serangan Persib setelah Gaspar masuk di menit 59.
Gaspar yang disimpan di sisi kiri menjadi efektif dengan beberapa kali crossing ke kotak penalty yang salah satunya menjadi assists kepada gol nya Airlangga. Penguasaan bola Persib di menit-menit akhir babak kedua akhirnya berhasil masuk ke area kotak penalty Arema. Hal yang sulit ditemui ketika Gaspar dan Budiawan belum dimasukan. Ini salah satu sebab kenapa Airlangga Sucipto akhirnya mendapat suplai dan mampu mencetak gol di menit akhir.

duh mun nyaho tadi BOBOTOH demo urg miluan euy d akutan ku aing BOBOTOH ti cianjur 2 bes mh.ngke mh bejan mun rk demo
ceuk uing ge…robi darwis kudu mundur, da euweuh prestasi nu mampu dihontal persib salila dicekel ku manehna.
Gandeng siah !! sia geus mere kabanggaan naon ka persib hah ???? cik cobaan ku sia latih tah, nu aya lain wasit nu dibaledogan, ente nu di baledogan mah .. tong sok kokolot begog lah, cicing teu apal nanaon mah
cicing anying lah tong garandeng, chelsea eleh soplak
yehhh…tempo…GUARDIOLA MAH… eleh 2 pertandingan beruntun teh ges ngundurken diri da ere….na ari iyeu….ges hatrick t daek turun turun…t boga k era siamah