
Bicara Persib Bandung tentu bicara juga mengenai kiprah pemain asing yang direkrut sejak musim kompetisi 2003. Terbilang telat dalam menggunakan jasa legiun asing, namun Maung Bandung juga begitu royal dalam mendatangkan pemain impor. Bukan hanya dari kawasan Amerika Selatan , Eropa dan Afrika, jasa nama-nama asal Asia juga turut dijajal.
Sejumlah pemain asing lantas didaratkan ke Bandung untuk menambah kekuatan tim. Apalagi sejak diberlakukannya regulasi khusus untuk pemain asing asal Asia. Pemain-pemain dari beberapa negara raksasa benua kuning mencoba peruntungannya di Kota Kembang, diantaranya Jepang dan Korea Selatan .
Selain itu ada juga pemain asal Australia yang pernah berseragam Persib Bandung. Meski datang dari benua Oseania, tetapi Australia terdaftar sebagai anggota AFC, keputusan itu diresmikan pada 2005 setelah sebelumnya menjadi bagian dari konfederasi OFC. Di zona Asia, Negeri Kangguru memang terkenal begitu disegani soal urusan sepakbola.
Bergabungnya Australia ke zona Asia pun memberi warna tersendiri. Karena secara fisik para pemain Australia tentu berbeda dengan orang-orang di Asia pada umumnya, lebih mirip orang-orang Eropa. Sehingga kehadiran mereka seakan bisa menjadi keuntungan lantaran seperti merekrut pemain non Asia.
Tetapi kiprah pemain Socceroos bersama Persib tidak sempurna. Dari dua nama yang pernah menyandarkan laju karirnya di Persib, Robbie Gaspar dan Diogo Ferreira secara performa belum sesuai dengan ekspektasi. Track record di klub sebelumnya membuat harapan Persib pada mereka begitu tinggi, namun tidak ada yang mampu mempersembahkan trofi juara.
Robbie Gaspar

Robert ‘Robbie’ Mark Gaspar diresmikan sebagai pemain Persib pengisi kuota pemain Asia di musim kompetisi 2011/2012. Pemain kelahiran Perth, 7 February 1981 tersebut sebelumnya sudah cukup lama malang melintang di kompetisi Indonesia. Persita Tanggerang jadi klub pertamanya pada tahun 2005. Setelah itu dia pernah berkostum Persiba Balikpapan dan Persema Malang.
Gaspar merupakan gelandang yang punya peran penting bagi tim. Kaki kirinya juga terkenal begitu mematikan terutama dari situasi set piece. Ketika membelas Persita, Persiba dan Persema, dirinya merupakan otak serangan dan tidak jarang gol maupun assist lahir dari kakinya.
Dengan rekam jejak dia di beberapa tim terdahulu dan sudah paham kultur sepakbola Indonesia, Gaspar direkrut Persib. Belum lagi dengan kecakapannya dalam bermain di banyak posisi, gelandang keturunan Kroasia itu membuat Drago Mamic (pelatih Persib saat itu) kepincut meresmikannya usai melewati proses seleksi.
Diproyeksi sebagai tandem Miljan Radovic di lini tengah, awal musim Gaspar bersama skuat Maung Bandung berjalan mulus. Kemenangan didapat ketika menjamu Persiram dan Sriwijaya FC. Namun berikutnya laju tim mulai tersendat dan Gaspar juga harus bergulat dengan cedera. Di beberapa laga Gaspar absen dan kehilangan tempat di tim inti.
Namanya juga nyaris masuk daftar lepas pada transfer window putaran kedua. Hanya saja Gaspar masih selamat dan hanya Moses Sakyi yang terdepak. Namun demikian dia tetap saja gagal untuk memberikan kontribusi maksimal hingga akhir musim. Di penghujung musim 2011/2012, Persib hanya bisa dibawa Gaspar bercokol di urutan ke delapan.
Total 19 laga dengan rincian 982 menit bermain dikoleksi Gaspar tanpa satupun gol yang bisa dikreasi. Gaspar lalu terdepak dari skuat yang berbenah untuk musim berikutnya bersama Miljan Radovic, Noh Alam Shah dan Marcio Souza. Hanya Abanda Herman yang dipertahankan untuk menjadi bagian dari tim yang berganti tampuk kepemimpinan ke tangan Jajang Nurjaman.
Diogo Ferreira

Setali tiga uang dengan Gaspar, Diogo Ferreira direkrut Persib dengan harapan dia bisa mengangkat Persib meraih prestasi. Diogo diperkenalkan sebagai bagian dari Maung Bandung pada putaran kedua TSC 2016. Dalam liga non resmi di Indonesia tersebut, Diogo diproyeksi menjadi amunisi tambahan di sektor pertahanan.
Persib memang dalam kondisi butuh tenaga baru di lini belakang karena Hermawan memutuskan mundur dari tim. Purwaka Yudhi berkutat dengan cedera lututnya, sedangkan Rudolof Yanto Basna sibuk dengan panggilan tim nasional Indonesia. Maka dari itu Jajang Nurjaman butuh pemain baru untuk mendampingi Vladimir Vujovic.
Diogo didaratkan dengan catatan punya masa lalu yang membuat Janur dan manajemen kepincut. Diogo pernah membela tim elit Australia, Melbourne Victory. Satu gelar A-League bisa didapatkan bersama Brisbane Roar pada musim 2013/2014. Ketika bersama Perth Glory juga Diogo terbilang rutin mendapat menit bermain.
Pemain yang juga merupakan punggawa timnas Australia U-23 itu juga terkenal bisa bermain di banyak posisi. Meski dia berposisi alami sebagai gelandang bertahan, tapi Diogo kerap diturunkan menjadi bek tengah atau full back kanan. Hal itu yang mendasari keputusan Janur merekrutnya sebagai duet Vlado.
Persib yang tertahan di urutan ke tujuh klasemen paruh pertama berupaya mendongkrak posisi ke tempat teratas. Diogo lalu coba dioptimalkan perannya oleh Janur dan dirinya dipercaya 14 kali bermain selama putaran kedua. 1160 menit bermain dikoleksinya tapi peningkatan posisi Persib tidak signifikan.
Jumlah kemasukan Persib juga di putaran kedua malah lebih banyak satu gol ketimbang sebelum Diogo belum bergabung. Pada paruh pertama gawang Persib kemasukan 16 gol dan di putaran kedua malah 17 gol bersarang. Maung Bandung pun hanya puas finis di tempat kelima dan Diogo tidak diperpanjang kontraknya oleh manajemen.
Komentar Bobotoh