Rekor Tercipta Untuk Dipecahkan
Friday, 22 July 2016 | 08:17Ditulis oleh @alfonsuslibra

Ketika sedang asik-asik scroll twitter nungguin update-an terbaru transfer Pogba ke Man Utd, terlintas sebuah twit dari @labbola yang men-twit pertandingan Persipura vs Persib sudah kick-off. Shock, jelas.
Karena jarang-jarang pertandingan TSC digelar di pertengahan minggu, belum lagi ada sidang kasus kopi Vietnam yang fenomenal di tahun ini sangat menarik untuk ditonton siang itu. Alhasil, fokus pun terbagi 2, antara menonton Persib dan sidang kopi Vietnam.
Ketika menonton Persipura vs Persib, hal yang pertama terlintas adalah bagaimana rekor Persib jika berkunjung ke markas anak-anak Mutiara Hitam. Dari 5 kali kunjungan, skuat Persib tidak pernah meraih kemenangan sekalipun. Bahkan, 2 kali dikalahkan dengan skor yang sangat telak yaitu 5-1 dan 4-0.
Maka dari itu, ketika menonton pertandingan kali ini, ekspektasi pada klub Indonesia favorit saya ini tidak lah begitu tinggi, 0-0 mungkin sudah hasil yang luar biasa mengingat deretan penyerang Persipura yang berskill tinggi dan punya pengalaman sangat baik. Boaz, Pahabol, James Koko Lomel, dan Boakay Edi Foday, nama-nama yang tentunya sangat popular bagi mereka yang juga popular dengan kata-kata ahaay ataupun jegeer.
Tapi, yang terjadi sore itu sungguh berbeda. Saya menduga Coach Djajang sudah paham betul taktik yang digunakan Portugal ketika membekuk Prancis di Final Euro 2016 kemarin. Persib mengendalikan tempo dengan sangat baik. Mereka tahu betul bahwa cuaca panas di Stadion Mandala sore itu akan sangat menguras tenaga, belum lagi kecepatan pemain-pemain Persipura yang sangat merepotkan. Persib berhasil menjaga tempo permainan agar pemain Perspura tidak dapat mengembangkan serangannya.
Semangat pemain pun pantas diapresiasi. Pemain Persib sadar bahwa Sabtu kemarin mereka gagal mendapat 3 poin ketika melawan Persija di Bandung, jadi sepertinya mereka ingin berusaha sebaik mungkin agar mendapat poin di sini. Jujur, saya sangat terkesan dengan penampilan Jajang Sukmara.
Sepanjang gelaran TSC ini, mungkin baru kali ini dia diturunkan, dan dia membayar kepercayaan coach dengan sangat baik. Sepanjang pertandingan, dia head-to-head dengan salah satu penyerang terbaik Negara ini, Boaz Sallosa.
Kita ingat di Piala Presiden 2015, ketika boaz bermain untuk Pusamania Borneo FC yang dilatih Iwan Setiawan (oops! Wkwk), dia berhasil merepotkan duet Vlado-Jupe dan mencetak 2 gol yang menyebabkan Persib takluk 3-2 di Samarinda.
Namun, penampilan Jajang Sukmara di sisi kanan pertahanan Persib sangat istimewa. Duetnya bersama Zulham sangat serasi dalam bertahan maupun menyerang dan kita tentunya berharap akan melihat duet Ridwan-Supardi dalam diri mereka di match-match selanjutnya. Praktis di pertandingan tersebut Persib hanya sesekali melancarkan serangan ke gawang Persipura, dan serangan tim Maung Bandung lebih efektif. Terbukti dari shoot yang dilancarkan sebanyak 8 kali, 5 mengarah ke gawang dan 2 menjadi gol.
Terlepas dari insiden penalti dan kartu merah yang menyebabkan Persib bermain lebih nyaman di babak 2, permainan Persib melawan Persipura sangatlah baik. Seolah-olah Persib tidak pernah bermain melawan Persipura di Stadion Mandala. Skuat Persib tidak peduli dengan rekor yang ada sebelumnya dan Coach Djajang kembali berhasil menorehkan rekor baru atas dirinya bersama tim Maung Bandung.
Pertandingan selanjutnya Persib akan berhadapan dengan Semen Padang. Tim yang secara statistik sering merepotkan Maung Bandung dan tentunya, Coach Djajang Nurjaman. Ketika berhadapan dengan tim Kabau Sirah yang diasuh Nil Maizar, rekor coach Djajang relatif kurang baik, menang 1 kali, seri 1 kali, dan kalah 2 kali. Bahkan pertandingan terakhir di Stadion H. Agus Salim, Maung Bandung dipaksa menyerah 3-1.
Tapi, dengan apa yang ditunjukkan oleh skuat Persib sore ini, sepertinya rekor pertemuan bukanlah hal yang perlu pusing-pusing amat dipikirkan oleh skuat Persib apalagi bobotoh. Yang terjadi sore ini telah membuktikan bahwa rekor tercipta untuk dipecahkan dan orang yang tepat untuk memimpin Persib melakukannya di Padang adalah dia yang sudah terbiasa untuk membuat rekor, benar kan coach?
Artikel ditulis oleh seorang mahasiswa yang semakin bertambahnya umur, semakin berkurang waktu untuk nonton bola. Berakun Twitter @alfonsuslibra

Ditulis oleh @alfonsuslibra
Ketika sedang asik-asik scroll twitter nungguin update-an terbaru transfer Pogba ke Man Utd, terlintas sebuah twit dari @labbola yang men-twit pertandingan Persipura vs Persib sudah kick-off. Shock, jelas.
Karena jarang-jarang pertandingan TSC digelar di pertengahan minggu, belum lagi ada sidang kasus kopi Vietnam yang fenomenal di tahun ini sangat menarik untuk ditonton siang itu. Alhasil, fokus pun terbagi 2, antara menonton Persib dan sidang kopi Vietnam.
Ketika menonton Persipura vs Persib, hal yang pertama terlintas adalah bagaimana rekor Persib jika berkunjung ke markas anak-anak Mutiara Hitam. Dari 5 kali kunjungan, skuat Persib tidak pernah meraih kemenangan sekalipun. Bahkan, 2 kali dikalahkan dengan skor yang sangat telak yaitu 5-1 dan 4-0.
Maka dari itu, ketika menonton pertandingan kali ini, ekspektasi pada klub Indonesia favorit saya ini tidak lah begitu tinggi, 0-0 mungkin sudah hasil yang luar biasa mengingat deretan penyerang Persipura yang berskill tinggi dan punya pengalaman sangat baik. Boaz, Pahabol, James Koko Lomel, dan Boakay Edi Foday, nama-nama yang tentunya sangat popular bagi mereka yang juga popular dengan kata-kata ahaay ataupun jegeer.
Tapi, yang terjadi sore itu sungguh berbeda. Saya menduga Coach Djajang sudah paham betul taktik yang digunakan Portugal ketika membekuk Prancis di Final Euro 2016 kemarin. Persib mengendalikan tempo dengan sangat baik. Mereka tahu betul bahwa cuaca panas di Stadion Mandala sore itu akan sangat menguras tenaga, belum lagi kecepatan pemain-pemain Persipura yang sangat merepotkan. Persib berhasil menjaga tempo permainan agar pemain Perspura tidak dapat mengembangkan serangannya.
Semangat pemain pun pantas diapresiasi. Pemain Persib sadar bahwa Sabtu kemarin mereka gagal mendapat 3 poin ketika melawan Persija di Bandung, jadi sepertinya mereka ingin berusaha sebaik mungkin agar mendapat poin di sini. Jujur, saya sangat terkesan dengan penampilan Jajang Sukmara.
Sepanjang gelaran TSC ini, mungkin baru kali ini dia diturunkan, dan dia membayar kepercayaan coach dengan sangat baik. Sepanjang pertandingan, dia head-to-head dengan salah satu penyerang terbaik Negara ini, Boaz Sallosa.
Kita ingat di Piala Presiden 2015, ketika boaz bermain untuk Pusamania Borneo FC yang dilatih Iwan Setiawan (oops! Wkwk), dia berhasil merepotkan duet Vlado-Jupe dan mencetak 2 gol yang menyebabkan Persib takluk 3-2 di Samarinda.
Namun, penampilan Jajang Sukmara di sisi kanan pertahanan Persib sangat istimewa. Duetnya bersama Zulham sangat serasi dalam bertahan maupun menyerang dan kita tentunya berharap akan melihat duet Ridwan-Supardi dalam diri mereka di match-match selanjutnya. Praktis di pertandingan tersebut Persib hanya sesekali melancarkan serangan ke gawang Persipura, dan serangan tim Maung Bandung lebih efektif. Terbukti dari shoot yang dilancarkan sebanyak 8 kali, 5 mengarah ke gawang dan 2 menjadi gol.
Terlepas dari insiden penalti dan kartu merah yang menyebabkan Persib bermain lebih nyaman di babak 2, permainan Persib melawan Persipura sangatlah baik. Seolah-olah Persib tidak pernah bermain melawan Persipura di Stadion Mandala. Skuat Persib tidak peduli dengan rekor yang ada sebelumnya dan Coach Djajang kembali berhasil menorehkan rekor baru atas dirinya bersama tim Maung Bandung.
Pertandingan selanjutnya Persib akan berhadapan dengan Semen Padang. Tim yang secara statistik sering merepotkan Maung Bandung dan tentunya, Coach Djajang Nurjaman. Ketika berhadapan dengan tim Kabau Sirah yang diasuh Nil Maizar, rekor coach Djajang relatif kurang baik, menang 1 kali, seri 1 kali, dan kalah 2 kali. Bahkan pertandingan terakhir di Stadion H. Agus Salim, Maung Bandung dipaksa menyerah 3-1.
Tapi, dengan apa yang ditunjukkan oleh skuat Persib sore ini, sepertinya rekor pertemuan bukanlah hal yang perlu pusing-pusing amat dipikirkan oleh skuat Persib apalagi bobotoh. Yang terjadi sore ini telah membuktikan bahwa rekor tercipta untuk dipecahkan dan orang yang tepat untuk memimpin Persib melakukannya di Padang adalah dia yang sudah terbiasa untuk membuat rekor, benar kan coach?
Artikel ditulis oleh seorang mahasiswa yang semakin bertambahnya umur, semakin berkurang waktu untuk nonton bola. Berakun Twitter @alfonsuslibra

nyimak bari ngampar samak
can aya video ulanganna eum
teu lalajo full kamari
Atos aya bah, di IG na PERSIB
alus lur…..
REKOR TERCIPTA UNTUK DIPECAHKAN DAN PERSIB TERCIPTA UNTUK DIBANGGAKAN !!!!!
Di padang ujian konsistensi semoga lulus….
?✨✨✨
???????
Congratulations!
ohh kitu.. ok
persib keur lucky weh etamah, kecuali ke lamun 5 pertandingan ka hareup maenna stabil dan konsisten
Terusken kang Janur permainan kwas vs persipura…buktikeun Persib masih diperhitungkeun diluar pengamat/komentator nu sok nyapelekeun mah…!!!
Ntong kitu atuh, ari meunang teh kudu disyukuri, usaha pemain kudu dihargai, siga nu gampang wae kudu meunang 5 kali, keun wae kamari meunang, isukan teu eleh, trus ke meunang deui, kitu we teu kudu 5 kali meunang beruntun
Alhamduuuuu…lilaaaaaah…
Kang Janur ke VS Padang tolg intuksikan di awasi/kawal kunci pmain padang :Hengky Ardiles+Vendy Mofu+NurIskandar ..itu pmain lincah/liar perlu d jaga tah … !!!
Kawas nu bisa maneh ngalatih bbthhuruhara,jedog we lalajoan tong loba omon
It’s a joy to find soeomne who can think like that