RD: Kekosongan Ini Harusnya Diisi dengan Perbaikan Infrastruktur
Sunday, 28 June 2015 | 15:10
Perseteruan antara PSSI dan Kemenpora dirasa pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan begitu menyesakan. Pasalnya kini sepakbola Indonesia tidak lagi berjalan dan ibarat sedang berhibernasi. Dia pun menilai di masa tidur panjang ini seharusnya dijadikan moment untuk perbaikan infrastruktur pendukung seperti stadion dan tempat latihan. Menurutnya sarana penunjang tim untuk bertanding di tanah air sudah tertinggal jauh dari negara lain bahkan dari negara tetangga di Asean.
“Kekosongan kompetisi ini idealnya diisi dengan perbaikan infrastruktur. Saya melihat disini (Indonesia) masih sangat jauh tertinggal dari negara lain, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam,” ujar pelatih yang akrab disapa RD itu saat diwawancara di Football Plus Arena, Sabtu (27/6).
Menurutnya pembangunan dan renovasi itu dilakukan oleh pemerintah dan disokong oleh PSSI. Sehingga ada sinergi antara kedua belah pihak yang mempunyai peran penting untuk memajukan sepakbola tanah air. Bukaanya untuk saling berseteru dan malah membuat nasib pemain kini terkatung-katung.
“Harusnya tentang infrastruktur itu menjadi pr bersama, bukan hanya pemerintah namun semuanya termasuk PSSI,” lanjutnya.
Pelatih yang namanya sudah malang melintang di level nasional karena pernah melatih Persija, Sriwijaya FC, Persipura, Arema dan Persebaya itu pun menilai pembekuan PSSI tidak boleh berdampak pada pembinaan pemain usia dini. Karena menurutnya regenerasi wajib dilakukan walau kompetisi kini berhenti total. Dia pun melihat belum ada ajang yang sifatnya Liga bagi tim usia muda sehingga kemampuan mereka kurang terasah.
“Pembinaan usia dini tetap harus berjalan memang, disamping kompetisi yang belum ada. Seperti sempat ada Liga Top Skor, Liga Danone tapi itupun masih turnamen,” pungkasnya.


Perseteruan antara PSSI dan Kemenpora dirasa pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan begitu menyesakan. Pasalnya kini sepakbola Indonesia tidak lagi berjalan dan ibarat sedang berhibernasi. Dia pun menilai di masa tidur panjang ini seharusnya dijadikan moment untuk perbaikan infrastruktur pendukung seperti stadion dan tempat latihan. Menurutnya sarana penunjang tim untuk bertanding di tanah air sudah tertinggal jauh dari negara lain bahkan dari negara tetangga di Asean.
“Kekosongan kompetisi ini idealnya diisi dengan perbaikan infrastruktur. Saya melihat disini (Indonesia) masih sangat jauh tertinggal dari negara lain, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam,” ujar pelatih yang akrab disapa RD itu saat diwawancara di Football Plus Arena, Sabtu (27/6).
Menurutnya pembangunan dan renovasi itu dilakukan oleh pemerintah dan disokong oleh PSSI. Sehingga ada sinergi antara kedua belah pihak yang mempunyai peran penting untuk memajukan sepakbola tanah air. Bukaanya untuk saling berseteru dan malah membuat nasib pemain kini terkatung-katung.
“Harusnya tentang infrastruktur itu menjadi pr bersama, bukan hanya pemerintah namun semuanya termasuk PSSI,” lanjutnya.
Pelatih yang namanya sudah malang melintang di level nasional karena pernah melatih Persija, Sriwijaya FC, Persipura, Arema dan Persebaya itu pun menilai pembekuan PSSI tidak boleh berdampak pada pembinaan pemain usia dini. Karena menurutnya regenerasi wajib dilakukan walau kompetisi kini berhenti total. Dia pun melihat belum ada ajang yang sifatnya Liga bagi tim usia muda sehingga kemampuan mereka kurang terasah.
“Pembinaan usia dini tetap harus berjalan memang, disamping kompetisi yang belum ada. Seperti sempat ada Liga Top Skor, Liga Danone tapi itupun masih turnamen,” pungkasnya.

Boraah..infrastruktur,…ngan bisa ngabekukeun tapi teu begug..cairkeun masalah… saruana…weh da.